Chapter 18

68.9K 8.2K 1K
                                    

Jangan lupa spam komen yaa!! Vote dulu biar gak lupa, oke^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa spam komen yaa!!
Vote dulu biar gak lupa, oke^^





Buat yang belum follow aku, ayo buruan follow dulu biar gak ketinggalan informasi cerita ini di wall:)


Udah up lebih cepet nih walau komen dikit banget di chapter sebelumnya, chapter ini ramein yaa^^






Dibarisan paling belakang Kayla melirikkan matanya mencuri pandang pada Raka yang tengah berdiri di tengah lapangan upacara sebagai pemimpin upacara. Lelaki itu terlihat sangat tampan dengan tubuh tegap dan suara beratnya yang lantang setiap kali memberi seruan tegas.

Raka memang sangat lemah di bidang akademik, tapi untuk segala bidang non akademik termasuk semua ekskul di sekolah lelaki itu mampu melakukannya walau tanpa harus mengikuti latihannya. Terkecuali cheers, yang memang hanya diperuntukkan oleh siswa perempuan sebagai anggotanya.

Setengah perjalanan upacara terlaksana begitu khidmat, namun beberapa murid sudah terdengar mengeluh akan amanat dari kepala sekolah didepan sana yang sangat menjenuhkan bagi beberapa dari mereka.



Bruk



Hingga akhirnya kericuhan terjadi setelah salah seorang siswa pingsan ditengah amanat yang tengah kepala sekolah sampaikan. Murid-murid ramai saling berbisik riuh ingin mengetahui siapa siswa yang pingsan.

"ANAK PMR MANA WOY!! INI TEMEN GUE PINGSAN! GLADYS UDAH PUCET BANGET, BURUAN TANDU!!" Teriak salah seorang murid.

Tubuh Raka menegang ditempat. Ia menoleh cepat ke asal suara lalu tanpa berpikir lama segera menghampiri Gladys yang tengah di pangku oleh teman sekelasnya.

Mata Kayla mengikuti setiap langkah Raka yang beranjak dari posisi tempatnya semula berdiri. Dadanya mendadak terasa sesak, Raka berani meninggalkan tempat upacara dan turun langsung hanya untuk membantu Gladys. Mengesankan!

"Kay, sabar ya"

Kayla menoleh pelan lalu mengangguk pada Sella. "Gue gak papa"

"Apaan banget si sih Gladys? Caper banget tau gak?! Udah kerasa pusing harusnya gak usah ikutan upacara aja dong. Jijik gue!" Oceh Beby mendumel kesal.

Kayla hanya diam tidak merespon. Matanya kembali melihat ke arah Raka yang kini sudah menggendong Gladys dan membawa perempuan itu keluar dari lapangan. Bahkan ditengah lapangan sudah ada pemimpin upacara pengganti untuk Raka.

Sepenting itu Gladys untuk lelaki itu hingga untuk mengurus gadis itupun harus Raka sendiri yang turun tangan. Kayla tidak ingin munafik jika dia kesal, tapi disisi lain jiwa kemanusiaannya meminta egonya untuk mengerti bahwa ini kondisi genting. Tidak baik untuk merasa iri, kecewa, sakit hati atau sebagainya.

BROTHER BUT MARRIAGE "BBM" [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang