Chapter 26

83.4K 9.1K 1.8K
                                    

Jangan lupa spam komen yaa!! Vote dulu biar gak lupa, oke^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa spam komen yaa!!
Vote dulu biar gak lupa, oke^^





Buat yang belum follow aku, ayo buruan follow dulu biar gak ketinggalan informasi cerita ini di wall:)




Suka sama ceritanya? Jangan lupa bantu share yaa❤❤












"Gimana nilai kamu"

Raka menekuk wajahnya lesu menggeleng pelan pada Kayla sembari memegang selembar kertas berisi nilai-nilai ujian dalam buku laporan sekolah miliknya. "Semua hasilnya mengecewakan"

"Masa sih?" Kayla memasang raut tidak percaya. Sedetik kemudian ia merubah ekpresinya menjadi sendu. "Maaf ya, Ka. Aku gak sepintar Gladys, jadi untuk ngajarin kamu ilmu pelajaran pun aku gak se mahir dia"

Raka mengubah posisi duduknya menyamping memandang Kayla yang menunduk penuh sesal. Seulas senyum tipis terpatri di wajah Raka. Kayla terlihat begitu menggemaskan dalam keadaan tengah menyesali sesuatu seperti ini.

"Nih liat sendiri" Ucap Raka menyodorkan buku laporan sekolah miliknya.

Kayla mengangkat pandangannya menatap buku laporan Raka dengan wajah berubah terkejut senang. "Raka, kamu bohong? Ini nilai kamu bagus semua, Ka"

"Berkat lo"

"Enggak, ini berkat kerja keras kamu yang belajar sampai larut malam. Kalau kayak gini aku yakin kamu bisa diterima di Universitas terbaik dan jadi salah satu lulusan terbaik di sekolah"

"Lo juga akan jadi salah satu dari lulusan terbaik tahun ini disekolah" Ucap Raka balik memuji. "Lihat aja nilai-nilai lo, semua sembilan puluh ke atas"

Kedua tangan Kayla ia angkat meminta tos pada Raka yang di sambut baik oleh lelaki itu. Mereka ber tos ria merayakan hasil ujian yang memuaskan bagi keduanya.

"Kamu hebat!"

"Lo lebih hebat" Raka mengusap puncak kepala Kayla sambil tersenyum manis.

Sejujurnya disaat tengah akrab seperti ini Kayla merasa sangat takut. Takut jika Raka hanya sedang berpura-pura baik dan merencanakan hal yang lebih menyakitkan lagi untuk dirinya. Tapi setiap kali perasaan ragu terhadap sikap lembut Raka itu muncul, hati Kayla selalu berbisik jika lelaki itu memang tulus baik padanya.

"Raka"

Secangkir teh yang baru saja Raka seruput ia letakkan kembali ke atas meja. Dia menoleh menatap Kayla dengan alis terangkat sebelah. "Kenapa?"

"Makasih"

"Untuk?"

"Kamu udah mulai nepatin janji untuk jalani pernikahan ini sungguh-sungguh" Perasaan Kayla sedikit tergores pedih. Dalam pikirannya saat ini, Raka bertindak seperti ini pasti juga karena ingin cepat-cepat lepas dari pernikahan terpaksa ini.

BROTHER BUT MARRIAGE "BBM" [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang