Lantas untuk apa Raka membantunya sembuh dari luka jika kini lelaki itu malah membuat luka baru untuknya. Ini bahkan lebih menyakitkan dari sikap kasar lelaki itu sebelumnya.

"Sekali anak perebut tetap anak perebut!" Sinis Raka. "Setelah Mamah lo berhasil merebut Papah gue, sekarang lo juga berhasil merebut gue dari Gladys"

"Hebat!" Raka tersenyum miring bertepuk tangan tepat di depan wajah Kayla. "Menjadikan diri seolah-olah korban padahal sendirinya adalah tersangka. Drama playing victim lo keren Kayla Lavanya Ainsley!"

Tangan Kayla terkepal di kedua sisi tubuhnya menahan perih dan nyeri luar biasa yang menggores dalam hatinya.

"Sampah!" Desis Raka tajam.


Degh


Kata menjijikkan itu harus kembali Kayla dengar dari mulut suaminya. Benarkah dia harus kembali menerima perlakuan kasar lelaki itu lagi? Tidak kah cukup dulu rasa sakit yang menyerangnya habis-habisan?

Raka berjalan mengambil jaket serta kunci motornya hendak pergi. Melihat itu Kayla buru-buru menahannya. "Kamu mau kemana, Ka? Kita belum selesai bicara"

Raka coba menulikan telinganya dengan tetap berjalan keluar kamar diikuti oleh Kayla yang terus mengejar dan meneriakkan namanya. Persetan dengan gadis itu! Hati Raka sudah terlanjur sakit mengetahui kebohongan seperti ini.

Jika Kayla mengatakan segalanya dan jujur dari awal, mungkin Raka masih bisa menerimanya. Bukankah mereka sudah berjanji tidak akan ada kebohongan lagi yang harus ditutup-tutupi  dari satu sama lainnya?

Namun ini sudah tidak bisa ditoleransi, Kayla menutupi rahasia ini selama bertahun-tahun. Raka merasa seperti orang bodoh saat ini.

"Ka, aku mohon jangan pergi. Kamu lagi emosi. Aku gak mau terjadi sesuatu sama kamu di jalan" Pinta Kayla memegang lengan Raka yang telah menaiki motornya. "Kamu boleh pukul aku, tampar aku dengan kalimat menyakitkan apapun itu. Tapi jangan pergi dan marah kayak gini, Ka.... Aku mohon...."

"Lepasin tangan gue!"

Kayla menggeleng menolak dengan tegas. "Tolong dengerin dulu penjelasan aku"

"Semua udah cukup jelas!" Raka melirik ke arah tangan Kayla yang memegang lengannya. "Gue mencoba untuk gak berlaku kasar, tapi kayaknya lo memang minta di kasarin"


Brugh


Tubuh mungil wanita itu terjatuh bahkan sedikit terseret di atas batako halaman rumah saat Raka melajukan motornya begitu saja dengan kecepatan tinggi. Lelaki itu pergi tanpa mendengarkan penjelasan lengkap dari cerita sebenarnya yang tidak Raka ketahui.

Kayla menangis terisak pelan menunduk memandang lutut, lengan serta telapak tangannya yang mengeluarkan darah. Ia mencoba bangkit berdiri meski harus dengan susah payah menahan sakit di kepalanya.

"Kamu udah janji gak akan nyakitin aku lagi, sekarang aku tanya dimana janji itu, Ka?" Lirih Kayla melangkah tertatih Ratih ke dalam rumah dengan pandangan kosong. Senyum miris terlukis di wajah pucat gadis itu.

Captain-nya berubah, Raka-nya benar-benar berubah kembali seperti dulu. "Jangan nangis, Kay! Jangan lagi. Lo lemah! Cuma segini doang dan lo nangis?" Rintih Kayla memukul dadanya yang terasa sesak berulang kali.

"Mah... Kenapa harus kayak gini lagi? Kebahagiaan Kayla kenapa gak bisa bertahan lama sih, Mah?" Isak wanita itu pilu terdengar frustasi dengan jalan takdirnya.

BROTHER BUT MARRIAGE "BBM" [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now