26| Tawaran Pak Amir

Start from the beginning
                                    

"Paan," Tanya Rehan cuek.

"Ah elah, punya sepupu kadang stres kadang dingin kaya lo ribet," Ucap Diga yang juga keluar dari kelas Alysa untuk menuju kelasnya sendiri.

"Yang satu stres yang satunya juga kadang stres, couple of stress deh," Ucap Neysya.

"Lo juga noh stres," Ucap Dinda.

"Bapak manggil saya pak?" Tanya Alysa pada pak Amir.

"Bukan, manggil satpam di depan," Jawab pak Amir asal.

"Lah beneran pak? Terus ngapain saya di sini?" Tanya Alysa.

"Yaiya saya manggil kamu Alysa," Jawab pak Amir gemas.

"Ya habisnya tadi bapak bilangnya manggil satpam giliran saya mau manggilin bapak malah jawabnya gitu, gimana sih pak," Ucap Alysa panjang lebar.

"Yayaya terserah kamu deh," Ucap pak Amir.

"Nih ada pertandingan lari dua hari lagi, kamu berminat?" Tanya pak Amir sembari memperlihatkan brosur tersebut.

"Minaat dong," Ucap Alysa semangat hingga mengalihkan perhatian guru lain di ruangan tersebut. Selain mampu di basket Alysa juga mampu di cabang lari, mungkin hasil dari keterlambatannya dimana dia harus berlari sekencang mungkin untuk bisa masuk ke gerbang yang akan di tutup oleh guru BK dan satpam.

"Hehe maksud saya berminat pak," Jawab Alysa dengan lembut.

"Ini brosurnya dan surat izin orang tua , suratnya bawa besok ya," Ucap pak Amir yang di acungi jempol oleh Alysa.

"Oh iya, kalian harus nginap di penginapan yang sudah di tentukan bersama dengan perserta sekolah lain," Ucap pak Amir kembali.

"Oke pak," Ucap Alysa yang lansung kembali ke kelasnya.

Di perjalanan ke kelas ternyata Alysa menemukan sahabatnya yang kini tengah duduk bersama di depan kelasnya.

"Idihhh, ngumpul nih, kaya geng mak-mak pencari gosip," Ucap Alysa yang baru menghampiri sahabatnya.

"Dari mana lo Al?" Tanya Alana.

"Ketemu pak Amir," Jawab Alysa singkat.

"Buat apaan?" Tanya Alana kembali.

"Lamaran," Jawab Neysya asal.

"Setan lo," Ucap Alysa.

"Ini pada ngapain ngumpul di depan? Mau jadi preman depan gang?" Ucap Buk Iren dengan berkacak pinggang.

"Yah masak tukang preman buk, yang elegan dikit dong buk," Ucap Neysya.

"Mau masuk ke kelas atau lari keliling lapangan?" Ancam buk Iren yang lansung membuat mereka berlari masuk ke kelasnya.

"Padahal jamkos, mau ngapain coba kita di kelas gini," Ucap Alysa menelusup kepalanya di atas lipatan tangan.

"Di kelas tuu belajar jangan tidur mulu idup lo," Ucap Gilang di balas tatapan tajam Alysa.

"Lo noh, sekolah tu belajar bukan gangguin orang," Jawab Alysa sengit yang mungkin sebentar lagi akan terjadi kejar-kejaran sapu.

Bersamaan dengan itu, Bu Mila selaku guru mata pelajaran selanjutnya memasuki kelas dengan membawa beberapa bawaan buku di tangannya untuk bahan mengajar.

"Ini kenapa jadi masuk matematika sih?" Tanya Neysya.

"Lo liat daftar pelajaran gak sih?" Tanya Dinda heran dengan teman sebelahnya.

"Alysa kamu boleh pindah ke depan nak di samping Bayu ," Ucap Bu Mila tiba-tiba.

"Lah kok saya buk?" Tanya Alysa bingung.

"Terus siapa lagi? Lagian kamu duduknya sendiri di situ," Ucap Bu Mila.

"Ini nih ada Rehan Buk dia aja," Tawar Alysa.

"Enak aja lo, gak gak mau gue," Ucap Rehan.

"Udah Alysa gak ada tawar menawar , ayo cepetan," Ucap Bu Mila yang membuat Alysa mengambil alat tulis, kaca mata, juga bukunya untuk duduk di sebelah Bayu.

Bu Mila masih melanjutkan perjalanan dengan menjelaskan beberapa materi di papan tulis.

Alysa hanya melihat ke arah pintu untuk sedikit mengistirahatkan kepalanya dari angka-angka di papan, bersamaan dengan itu Diga juga kebetulan melewati kelasnya bersama dengan Leo.

Diga hanya mengangkat alisnya untuk sekedar menyapa Alysa lewat tatapannya yang mampu membuat Alysa melengkungkan bibirnya namun masih di tahan.

Suka baca quotes? boleh lansung cek ada Instagram: kastarasa_

JANGAN LUPAA COMENT,VOTE AND FOLLOW.

See you next part 🌻

Next gak nih?

AREGA [End]Where stories live. Discover now