22| Debat calon ketua osis

Start from the beginning
                                    

Alysa bersama sahabatnya mengisi kursi paling depan, kursi dimana Alysa duduk tepat menghadap ke arah Diga.

Bersamaan dengan berjalannya Acara tersebut Diga mulai menenangkan dirinya untuk tetap santai.

"Perkenalan saya Galang, dan ini wakil saya," Ucap Galang memperkenalkan dirinya selaku kadidat nomor urut satu.

Kini giliran Diga yang memperkenalkan dirinya. Diga menghirup udara segar dalam-dalam, dan mengambil mix dari tangan Galang. "Perkenalkan saya Arega Diga Dewantara dan wakil saya, selaku kadidat nomor urut dua,"

"Baik, dilanjutkan dengan pemaparann visi misi yang dimulai dari nomor urut dua,"

Setelah memperkenalkan diri masing-masing dari mereka memaparkan visi dan misi yang mereka rangcang kedepannya.

Diga berdiri mengambil mic yang semula di letakkan di atas meja di depannya.

" Visi yang kami rancang kedepannya adalah.
Menjadikan OSIS Sma Nusa Bakti sebagai suatu media pembelajar yang mencerdaskan siswa dan Menciptakan suatu sistem demokrasi yang terbuka di lingkungan sekolah

Dan misi yang akan kami jalankan nantinya dengan
1. Mengadakan pelatihan-pelatihan yang mendukung peningkatan pengetahuan siswa.
2. Mengaktifkan fungsi media sosial sebagai sarana pembelajaran berbasis online untuk kemajuan seluruh siswa dan guru.
3. Melakukan kegiatan sharing bersama antara guru dan murid untuk menjaring aspirasi siswa. Sekian pemaran visi misi dari saya," Ucap Diga yang di sambut oleh gemuruh tepuk tangan, terlebih lagi dari sahabatnya yang kini tampak sangat bersemangat.

Asep membawa spanduk yang berisi gambar Diga dan Gavin dengan nomor urut dua tampak bersorak memimpin seluruh anggota Devigos. "Nomor 2 pasti menang," Teriak Asep lantang yang membuat Bu Iren berbalik menatapnya tajam.

"Buset matanya setajam silet anjay," Ucap Asep panik menatap Bu Iren.

"Mulut lo sih kaya toa mesjid," Ucap Leo yang di iringi tawa dari mereka semua.

Sesi membaca visi misi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang diberikan seluruh siswa maupun guru untuk kedua kadidat.

Ditengah sesi tanya jawab Diga justru menatap Alysa bersama senyum tipisnya yang mampu membuat Alysa terpaku dengan sikap Diga yang tiba-tiba.

Diga yang menangkap raut terkejut Alysa berusaha menahan senyumnya,karena jika Diga tersenyum tanpa alasan sekarang mungkin dia akan berakhir di cap orang gila oleh warga sekolah.

Acara debat tersebut terus berlanjut hingga hari mulai sore barulah akhirnya  acara tersebut berakhir.

"Capek?" Tanya Diga pada Alysa yang kini tampak sedikit tidak bersemangat.

"Lumayan,"

"Keren kan aku tadi?" Tanya Diga percaya diri.

"Visi misinya aja aku yang bantuin, keren apaan," Ucap Alysa yang membuat Diga menghentikan langkahnya.

Melihat hal tersebut Alysa terkekeh, Diga tengah memulai sesi ngambek tapi itu terlihat aneh menurutnya. "Iyaa iyaa keren,"

Mendengar pengakuan dari Alysa, Diga lansung kembali meneruskan langkahnya. "Mau makan dulu?"

Alysa memicingkan matanya curiga. "Kamu mau nyogok aku biar aku pilih kamu ya?"

Mendengar tuduhan Alysa Diga terkekeh. "Kalo pilih aku sih itu wajib,"

"Dih siapa juga yang mau pilih kamu," Ucap Alysa yang lansung berjalan terlebih dulu, meninggalkan Diga dibelakangnya.

"BENERAN KAMU GAK MILIH AKU?" Tanya Diga sedikit berteriak, Alysa hanya tersenyum kecil dan melanjutkan langkahnya.

AREGA [End]Where stories live. Discover now