#21. Misi di Desa Naogui..

139 31 4
                                    

Tibanya mereka berdua di aula utama Fungyao, Li heeng menghentikan langkahnya dan kembali keluar. Ia menyadari keberadaan seekor kelinci dan hendak mengambilnya. Saat Li heeng memeluk kelinci kecil tersebut, tiba-tiba saja sebuah anak panah menancap tepat di sampingnya. Li heeng terkejut sembari menoleh dan melihat seorang misterius mendadak pergi setelah sasarannya meleset. Li heeng melepaskan kembali kelinci tersebut dan mencoba mengejar orang itu namun Wuyao menahan bahunya.

"Li heeng, kau mau kemana?" tanya Wuyao.

"Wuyao? emm.. aku tadi seperti melihat seseorang" ucap Li heeng.

"Seseorang? di mana? aku tidak melihat siapapun" ujar Wuyao membuat Li heeng diam berpikir.

"Siapa yang melepaskan anak panah ini?" batinnya.

"Wuyao? bisakah kau keliling di sekitaran aula ini? pastikan tempat ini aman dari penyusup" pinta Li heeng membuat Wuyao bingung, kemudian Wuyao pergi memeriksa sekitaran tempat itu sedangkan Li heeng kembali masuk ke dalam aula.

Di dalam aula, semua murid duduk menyaksikan tarian yang di tunjukkan oleh teman-teman mereka. Semua beramai-ramai menikmati hidangan dan juga musik yang ada. Di samping itu, penyusup tadi berlari menuju arah keluar dari tempat itu namun Shangguan Zhao menemukan keberadannya dan berlari mengejarnya sembari memberikan serangan padanya. Serangan Shangguan Zhao tak perlu di ragukan dan seketika tepat menghantam punggung penyusup tersebut. Namun, penyusup itu terus berlari lalu menebarkan bubuk tepat ke arah Shangguan Zhao. Bubuk itu seketika membuatnya jatuh dan menyadari penyusup tadi menghilang dengan sangat cepat. Shangguan Zhao bangkit lalu menarik kekuatannya dan melepaskan mantra perisai ke sekeliling perguruan Fungyao.

Li heeng terlihat gelisah sambil terus mengaduk teh yang ada di gelas miliknya. "Siapa penyusup tadi? kelihatannya dia mengenalku dan berusaha melukaiku" batinnya. Suara tepukan tangan yang sangat meriah membuat Li heeng tersadar dari lamunannya dan memandang ke arah teman-temannya. Di saat Li heeng bingung tak tau apa yang mereka bicarakan di sana, tiba-tiba Xhucao membuka percakapan di tengah aula itu.

"Hey! bukankah Li heeng pandai menari?" ucap Xhucao dan semua murid di sana langsung menoleh menatap ke arah Li heeng.

"A-apa? a-aku.. aku tidak bisa" bantah Li heeng.

"Kau kan seorang wanita, tidak mungkin kau tidak bisa menari, ayolah Li heeng, semua temanmu sudah menunjukan bakatnya, sedangkan kau hanya diam saja di situ" ujar Xhucao.

"Benar! ayolah Li heeng, tunjukkan kemampuanmu" ucap salah satu murid di sana.

"Li heeng bisa menari??" tanya yang lainnya.

"Tentu bisa, ayo Li heeng" ucap Xuyi sembari menggenggam tanganya dan menariknya ke tengah aula itu.

"Eh! t-tapi aku sungguh tidak bisa!" tolak Li heeng.

"Li heeng!! Li heeng!! ayo Li heeng!!" sorak semua temannya memberi dukungan.

Li heeng bingung dan juga gugup, lalu alunan musik mulai terdengar. Li heeng menghela nafas panjang kemudian memejamkan matanya. Perlahan kakinya melangkah maju dan tangannya ia gerakkan dengan sangat gemulai. Ia juga menggerakkan tubuhnya mengikuti alunan musik tersebut.

Li heeng berputar kemudian melakukan gerakan tarian dengan tempo cepat. Cahaya lilin yang sangat terang menerangi tempat itu juga seakan menerangi visual Li heeng yang sangat cantik. Semua murid laki-laki melamun menatap kemampuan anggunnya tersebut, bahkan Anming yang sedang menggenggam cangkir di buat terpesona oleh aura Li heeng. Cangkir yang ada di genggamannya jatuh dan membuatnya gugup dengan pipi yang memerah.

"Wahh.. Li heeng terlihat sangat memukau" ucap Feng xi sambil menyenggol lengan Anming.

"Kau kenapa Feng xi?" ujar Anming.

Lotus PerakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang