#63. Sebuah Lamaran..

42 14 4
                                    

Usai mengetahui insiden itu, Kaisar Lu memutuskan kembali ke istana dan mengadakan rapat penting bersama para Mentri. Jinxu Cang sangat marah lantaran tugas istana belum selesai namun Kaisar Lu meminta mereka semua kembali ke istana. Di aula utama, suasana tampak kaku dan senyap. Mereka semua tertunduk membisu usai melihat raut wajah kecewa yang ditunjukkan oleh Kaisar Lu.

"Sudah berapa tahun aku mempercayakan tugas dibagian pengelolaan ekonomi bagi rakyat jelata, tapi baru aku ketahui jika ada banyak sekali koruptor di tempat itu!! JAWAB!!!" Teriak Xue luan membentak semua yang ada di aula itu.

"Adikku? Tenanglah dulu, mengapa berteriak?" Ujar Jinxu Cang.

"Bukankah kau yang mengambil alih? Apa kakak mencoba menyeleweng dari tugas? Kau tau aku sangat percaya padamu, kan?" Sindir Xue luan.

"Berdasarkan info yang telah kami kumpulkan, terdapat penggelapan dana serta bahan pangan yang ditujukan untuk rakyat miskin dan memetik keuntungan sehingga banyak sumber daya manusia yang menurun." Jelas Jinhou melaporkan data yang terkumpul.

"Kakak? Apa masih kurang jelas? Apa kau tau? Siapa yang membuatku sadar akan kelalaianmu? Kalau bukan karena Li heeng, maka mata dan telingaku akan tertutup selamanya." Ujar Xue luan.

Jinxu Cang hanya diam menunduk sambil mengepal kuat kedua tangannya dengan rasa kesal terhadap gadis yang bernama Li heeng itu. Amarahnya kian menumpuk lantaran nama baiknya yang kini tercemar di hadapan semua orang.

"Aku ingin semua masalah ini selesai secepatnya, dan aku beri kau waktu sebulan untuk memulihkan kondisi tempat itu. Jika kau gagal lagi, maka tugas itu akan aku limpahkan ke orang lain. Kuharap kau tidak tersinggung." Ujar Xue luan.

"Kaisar? sejak tadi pemulihan sudah berjalan dan secepatnya masalah akan teratasi, Kaisar tak perlu khawatir." Ujar Jinhou.

"Bagus, Jinhou. Aku bangga padamu. Oiya, ada satu hal lagi, kurasa ini info penting yang perlu kalian tau. Dalam waktu dekat ini, aku akan membuat pesta lamaran yang akan kutujukan pada Li heeng." Tutur Kaisar Lu.

Semua yang ada di istana itu menatap terkejut, dan tak banyak dari mereka memilih biasa saja mendengar kabar itu. Tetapi tidak bagi Jinxu Cang, karena jelas ia menolak keputusan itu.

"Apa maksudmu?! Kau mau menjadikan mata-mata mencurigakan itu bagian dari istana? Apa kau tidak takut dia bisa saja mengancam keselamatanmu?" Tanya Jinxu Cang.

"Mengancam keselamatanku? Aku rasa nyawaku setiap hari selalu dalam bahaya, apa hubungannya dengan dia?" Sekak Xue luan.

"Kaisar Lu!! Kau!!" Jinxu Cang sangat kecewa hingga tak mampu bicara lagi. 'Tak kusangka semua jadi seperti ini, jika ku tahu, lebih baik dari awal aku bunuh gadis itu!' Batinnya.

"Ada apa kak? Mengapa jadi kau yang merasa terancam?" Tanya Xue luan.

"Kaisar Lu? Entah kau punya dendam apa terhadapku, sehingga kau selalu saja menempatkan aku dalam posisi malu dan kecewa atas keputusanmu!!" Ketus Jinxu Cang.

"Ini pilihanku, maka akan aku lakukan! Selama ini aku seperti boneka yang selalu kau kendalikan, dan aku baru sadar jika akulah pemimpin negeri ini yang berhak memutuskan apa yang kurasa benar!!" Balas Xue luan.

"Asal-usulnya tidak jelas, dan kau berikan dia kedudukan tinggi itu? Apa kau kehilangan akal, adikku?!" Bentak Jinxu Cang.

"Kebaikannya, ketulusannya, jiwa keibuannya sangatlah cocok untuk mendampingiku di istana ini. Dia juga berulang kali menolongku, mengapa tidak kubalas kebaikannya itu?" Ujar Xue luan.

"Membalas kebaikan bisa dengan cara lain. Ada banyak cara, tidak perlu seperti ini!!" Rutuk Jinxu Cang.

"Ada apa kak? Kau keberatan?" Tanya Xue luan.

Lotus PerakOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz