#02. Siapa Shangguan Zhao??

559 61 5
                                    

"Cuitt

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cuitt... cuit.. ciit.. cit.." suara kicauan burung yang berterbangan, sembari cahaya matahari menembus jendela yang terbuat dari kayu dan juga serpihan dedaunan.

Terpikirkan di ingatan gadis itu yang mengira dirinya juga telah tiada lenyap di makan hewan buas di hutan tersebut namun, ia justru merasakan kehangatan sinar matahari dan selimut yang menutupi tubuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terpikirkan di ingatan gadis itu yang mengira dirinya juga telah tiada lenyap di makan hewan buas di hutan tersebut namun, ia justru merasakan kehangatan sinar matahari dan selimut yang menutupi tubuhnya. Dengan perlahan matanya terbuka dan mulai ketakutan menatap sekelilingnya. Begitu banyak kertas merah bertuliskan mantra yang tertempel di dinding kayu itu.

"Kau sudah bangun nak?" ucap seorang wanita tua yang begitu lembut padanya dengan senyum ramah, lalu wanita tua itu berdiri sembari berteriak, "Suamiku, dia sudah bangun!" teriaknya terus memanggil suaminya.

Terlihat pria tua datang dengan gelas bambu di tangannya berlari mendekat dan duduk di samping gadis itu.

"Minumlah ini nak, kau akan segera membaik" ucap pria tua itu sambil mengangkat pelan leherku dan membantuku meminum semacam ramuan obat yang sangat pahit.

"Hueek!!" tolak gadis itu seakan tak sanggup.

"Obat ini cukup pahit, tapi bisa dengan cepat memulihkan kondisimu" ujar wanita tua itu.

Pikiran dan perasaan gadis itu kembali kacau dan bingung dengan suasana sekelilingnya. "Di mana aku?" tanya gadis itu pada kedua orang tua yang ada di hadapannya tersebut.

"Nona Li Heeng, anda ada di kediaman terpencil milik kami" jawab pria tua itu membuatnya terkejut.

"Anda mengetahui namaku?" ujar Li heeng sekali lagi.

"Nona, kami berasal dari wilayahmu. Kami adalah pengikut setia ayahmu" ujar pria tua itu.

"Bagaimana mungkin! apa kalian akan membunuhku juga?!" ujar Li heeng ketakutan.

"Nak? bagaimana kami bisa membunuhmu. Kami adalah salah satu teman baik ayahmu. Kita memang jarang bertemu, jadi wajar jika kau merasa asing dengan kami" ujar pria tua itu meyakinkan Li heeng.

"Hiks!! semuanya sudah mati, semua sudah terbunuh, bagaimana mungkin masih ada yang tersisa! aku.. aku seharusnya juga sudah matikan? kenapa aku masih hidup?" ucap Li heeng.

Lotus PerakWhere stories live. Discover now