#38. Ilmu Memanah..

99 21 1
                                    

Sampainya di dermaga, mereka berdua berjalan kaki melewati jalan sepi untuk sampai ke kota Xunmeng yang berjarak cukup dekat. Namun di tengah perjalanan itu, tiba-tiba saja Xue luan jatuh berlutut di permukaan tanah. Li heeng terkejut dan menyadari sebuah jarum beracun menancap tepat di bahu Xue luan.

"Xulan!!" teriak Li heeng membantunya berdiri namun, tubuh Xue luan mendadak lemas. Li heeng panik dan mendengar bunyi langkah kaki segerombol pasukan. Li heeng menoleh ke belakang dan melihat banyaknya kelompok berjubah tengah berlari mendekat ke arah mereka berdua.

"Xulan, ayo cepat berdiri!" ujar Li heeng membantunya.

"Aku tidak bisa berdiri," ucap Xue luan dengan mata memerah menahan sakit. "Kau pergilah duluan, tinggalkan saja aku." sambungnya.

"Dasar gila!! Apa kau pikir aku langsung pergi?" ujar Li heeng dan Xue luan menatap wajahnya.

"Kau bisa saja mati jika tetap tinggal, cepat pergi!!" ujar Xue luan namun, Li heeng justru berdiri dan mengeluarkan kekuatan apinya. Li heeng juga mengucap mantra dan menyerang semua pasukan itu sendirian.

"Hyaaaat!!!" teriak Li heeng. Semua pasukan itu rupanya bukan pasukan biasa. Mereka semua juga memiliki kekuatan yang setara dengan Li heeng dan mereka langsung meluncurkan serangan.

Li heeng terkejut dan membentuk prisai kuat untuk melindunginya dan Xue luan. Tatapan mata Li heeng juga memerah dan Xue luan menggenggam tangan Li heeng dengan sangat erat.

"Kumohon, jangan keluarkan kekuatan dalam mu" ucapnya.

"Mengapa?" ujar Li heeng.

"Kau bisa saja terluka parah, tetaplah tenang" saran Xue luan.

"Kau memintaku tenang?? sedangkan keadaan kita tengah genting seperti ini!!" ujar Li heeng.

'Duarr!!' pantulan kekuatan yang sangat besar, membuat penglihatan Li heeng mendadak buram. Sinar gabungan dari semua kekuatan pasukan itu, membuka tekanan yang mengakibatkan rasa sesak pada perisai yang Li heeng buat sendiri.

Kekuatan semua pasukan misterius itu hampir menembus perisainya dan Li heeng juga kehilangan konsentrasi. Li heeng tak berdaya dan tiba-tiba memeluk Xue luan dengan erat lantaran panik. Li heeng meletakkan kepala Xue luan di dadanya dan merangkulnya. Xue luan terkejut dan merasakan pelukan yang hangat. Rasa itu membuatnya sangat nyaman. Saat Li heeng mencoba menyerang balik, Xue luan jusru menahannya.

"Kumohon, begini sebentar saja," ucap Xue luan memeluk lengan Li heeng. "Siapa mereka? kenapa setiap kali aku berada di luar, selalu dalam bahaya!!" batin Xue luan.

"Aku tidak bisa diam lagi. Hyaaatt!!" teriak Li heeng memusatkan satu serangan ke semua pasukan itu. Xue luan berusaha menahannya, tapi Li heeng bersi keras melawan semua penjahat tersebut.

Li heeng memusatkan satu persatu kekuatannya lalu berputar mengelilingi Xue luan untuk memasang jaring pelindung. Tangan gemetar Xue luan, ia coba melepaskan jarum yang menacap di bahunya. Dan saat itu juga, salah satu dari penjahat itu melemparkan pisau beralirkan listrik ke arah Xue luan. Li heeng langsung menarik pisau itu dan mengikatnya dalam gelembung api. Akan tetapi, semua pasukan itu kembali menyatukan kekuatan dan menyambar ke tubuh Li heeng.

"Aaaa!!" jerit Li heeng kesakitan dan tubuhnya terangkat tinggi ke udara. Xue luan menatap tegang dan panik. usai mencabut jarum itu, ia mengumpulkan semua kekuatan dalamnya dengan amarah yang memuncak.

"Hyaaaaat!!!" teriak Xue luan melepaskan kekuatan spiritualnya dan membuat semua pasukan berjubah itu terlempar jatuh.

Li heeng pun juga ikut jatuh berlutut, tepat di hadapan Xue luan. Li heeng menatap Xue luan dengan mata yang berkaca-kaca lalu memuntahkan banyak darah dari mulutnya. Xue luan yang tidak bisa mengendalikan amarahnya, seketika terdiam menatap Li heeng. Banyaknya darah yang keluar dari mulut Li heeng membuat Xue luan meneteskan air mata. Ia pun langsung berlari mendekat dan memeluk tubuh Li heeng.

Lotus PerakDonde viven las historias. Descúbrelo ahora