#53. Wǒ ài nǐ - 我爱你 ❤

77 19 3
                                    

Song Rekom👆:  Gan Ying - Ost Ancient love poetry _ Liu Yuning.
______________________________________

Semua keheranan itu perlahan terjawab dengan pemikiran yang mencoba menebak semua rasa kecurigaan. Yang terjadi pada Xulan saat ini sangat menyayat hati Li heeng. Entah kenapa, tetapi terasa sangat sesak dan sedih.

"Beraninya kalian menusukkan jarum beracun di tubuh Xulan!! biadab!!!" teriak Li heeng.

"Ck!! jangan salahkan kami jika harus membantai kalian hidup-hidup, dasar penyusup!!" kecam Ketua prajurit itu.

Li heeng menatap sekitaran permukaan tanah, dan mencari di mana mereka mengubur Xulan secara hidup-hidup. Matanya kembali memerah dengan tetesan air mata yang tiada henti. Jelas ia berharap agar Xulan baik-baik saja, seketika ia merasa dunianya berhenti. Jantung yang berdegub kencang mendatangkan rasa ketakutan dan hilangnya harapan.

"Xulaaan!!!! kau di mana? hiks! jawab aku!!" ujar Li heeng menangis tersendu-sendu.

Kemudian ia menatap ketua prajurit itu dengan tatapan tajam nan sinis. Bibirnya mengucap mantra, kemudian menggenggam busur serta anak panah. Anak panah itu ia arahkan pada mereka semua, dan para prajurit itu mengeluarkan kekuatan untuk melawan serangan dari Li heeng. Anak panah yang melesat terus-menerus, sembari melangkah maju dengan gagah berani akan tetapi, langkah kakinya tiba-tiba terhenti. Li heeng menolehkan kepala lantaran mendengar sesuatu. Ia segera memasang perisai pelindung, lalu mencoba mendengar suara aneh itu.

"Xulan?" ucap Li heeng merasakan detak jantung dan nafas Xulan di sekitar tempat itu.

Ia pun berlari pergi dengan perisai yang masih melindunginya dari serangan para prajurit itu, kemudian ia menyadari ada satu permukaan tanah yang tidak padat dan sedikit bergerak geser. Ia pun langsung berlutut dan menggali permukaan tanah itu dengan kedua tangannya tanpa bantuan kayu atau alat apapun. Rasa kepanikan membuatnya tidak bisa berpikir luas, yang tertuju hanyalah menggali tanah itu dengan cepat. Tangan yang tergores hingga berdarah sama sekali tidak membuatnya berhenti dan terus menggali. Sedangkan semua prajurit itu berusaha untuk menghancurkan perisai yang Li heeng buat, tetapi tak kunjung tembus.

"Xulan!!!" Li heeng memanggilnya tetapi Xue luan tidak menjawab.

"Kumohon jangan tinggalkan aku, aku takut kehilanganmu. Izinkan aku membalas semua kebaikanmu, aku janji tidak akan galak ataupun ketus lagi padamu. Aku hanya ingin kau, aku ingin kau tetap hidup, kumohon bertahanlah!!" sambung Li heeng memohon.

Lama menggali akhirnya muncul seutas kain, dan Li heeng tau jika itu adalah pakaian yang Xulan kenakan tadi. Ia pun semakin kuat menggali dan mencari di mana posisi wajah Xulan. Gali, gali, dan terus menggali, akhirnya Li heeng menemukan posisi wajah Xulan. Ia langsung membersihkan wajah Xulan dari butiran tanah, dan mengeluarkannya dari timbunan tanah itu.

"Xulan? Xulan, buka matamu!! Xulan!!" teriak Li heeng tetapi Xulan tak kunjung bangun.

Topeng wajah itu masih terpasang kuat, tetapi terlihat jelas jika wajahnya sangatlah pucat. Li heeng memeluk tubuh Xulan di pelukannya dengan sangat erat. Ia juga merapikan pakaian Xulan selama Xulan di dekapannya. Rambut Xulan yang sangat berantakan Li heeng sisir dengan lembut menggunakan jari.

"Jangan tinggalkan aku! aku mohon!! bangun Xulan!! baguuun!!!" teriak Li heeng.

"Aku masih ingin mendengar candaanmu, aku tidak pernah menginginkan kau pergi!! ayo kita pulang!! Xulan? buka matamu!!" sambung Li heeng.

Lotus PerakWhere stories live. Discover now