#25. Nafas Buatan..

138 25 2
                                    

Di dalam air, Xue luan mengucap mantra untuk mengunci pendarahan di tubuhnya, lalu ia mencoba berenang dan mencari keberadaan Li heeng. Xue luan menyelam semakin dalam namun, tak kunjung menemukannya. Li heeng setengah tersadar dengan banyaknya air yang masuk paru-parunya, membuat tubuhnya semakin melemah. Cahaya dari atas permukaan danau itu membuatnya tersenyum dan berpikir jika rasa traumanya terhadap air ternyata menjadi cara dirinya mendekat pada kematian. Akan tetapi, tiba-tiba tubuh Li heeng di angkat oleh seseorang. Tenyata Xue luan berhasil menemukannya dan menarik tubuh Li heeng ke pelukannya, lalu Xue luan mencium bibir Li heeng untuk memberikan nafas buatan.

"……" Li heeng terkejut menatapnya dan Xue luan memeluk Li heeng dengan sangat erat, lalu jari tangannya mencoba mengendalikan danau itu. Perlahan mereka berdua terangkat ke permukaan hingga berputar pelan di udara, kemudian mendarat di tepi danau itu. Perasaan yang nyaman membuat Xue luan tak juga melepaskan pelukannya, kemudian Li heeng tersadar dan mendorongnya pelan. Xue luan menyenderkan Li heeng di sebuah pohon, lalu ia menyalurkan kekuatannya untuk mengendalikan racun di tubuh Li heeng. Tak lama kemudian, Li heeng mengeluarkan darah dari mulutnya, "Uhuk!."

"Bagaimana? apa kau merasa jauh lebih baik? aku sudah mengeluarkan semua racun yang ada di tubuhmu akibat jarum itu" ucap Xue luan.

"K-kau? kenapa kau bisa ada di sini?" ujar Li heeng.

"Itu tidak penting, sekarang tubuhmu sudah bersih dari racun itu, cepatlah kembali ke kediamanmu" ujar Xue luan dan Li heeng menatap kedua matanya tanpa berkedip. Ia benar-benar kagum dengan rasa peduli Xue luan terhadapnya.

"Kau memindahkan racun itu ke tubuhmu?" tanya Li heeng.

"Jangan pikirkan aku, aku bisa membuang racun itu kapan saja, yang terpenting kau sudah baik-baik saja" ujar Xue luan lalu membantu Li heeng berdiri dan memapahnya sampai ke dekat area desa Naogui.

Li heeng menatap wajah Xue luan dan masih menyimpan rasa penasaran dengannya. Saat hampir sampai, Xue luan mendengar langkah kaki seseorang dan ia pun melepaskan genggamannya sembari melangkah mundur. Li heeng bingung dan tiba-tiba Xue luan menghilang begitu saja.

"Xulan? Xulan!" teriak Li heeng lalu seseorang dari arah belakang menyentuh bahunya, tentu Li heeng terkejut sembari menoleh.

"Kau dari mana saja Li heeng?" ucap Zhishu.

"Kak Zhishu? rupanya kau" ujar Li heeng.

Malamnya, Li heeng tengah berbaring istirahat di tempat tidurnya dan Zhishu sedang memeriksa denyut nadinya.

"Bagaimana keadaanya?" tanya Anming.

"Keadaanya sudah membaik, kalian tak perlu khawatir, tapi.. aku masih bingung, siapa penyusup misterius itu, bagaimana bisa mereka masuk tanpa aku tau, sangat aneh" ujar Zhishu.

"Maksud anda? anda bahkan tidak merasakan langkah kaki mereka ketika melewati perbatasan desa Naogui?" ujar Anming.

"Sepertinya mereka sudah paham tentang desa ini, aku harus menyelidiki hal ini" ujar Zhishu.

"Lalu bagaimana dengan keadaan Feng xi?" tanya Fu rong.

"Dia baik-baik saja, untung saat itu nona Zhishu datang tepat waktu untuk menolong Feng xi" ujar Anming.

"Hhhh.. syukurlah" ujar Fu rong.

Esoknya Li heeng tengah duduk melamun sendirian, lalu tersadar dan mengusap kembali bibirnya. Ia terus saja teringat dengan Xue luan yang memberikan nafas buatan untuknya. "Ciuman pertamaku, bagaimana bisa?" batinya geram, lalu kembali berdiri dan keluar dari kediamannya, kemudian langkahnya terhenti karena melihat Anming datang menemuinya.

Lotus PerakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang