#58. Aku Di Sini, Li heeng..

68 19 0
                                    

Sup hangat itu di jaga aman oleh Xue luan sampai ke kediamannya. Ia duduk di samping Li heeng dan meletakkan sup tersebut di atas meja. Tangan kanannya membelai rambut indah Li heeng lalu berpindah ke bibir mungil itu.

"Li heeng? Kapan kau bangun? Aku membawakan sup khusus untukmu." Ucap Xue luan lalu mengaduk sejenak sup itu dan memberikan sepucuk ke ujung bibir Li heeng.

"Bagaimana? Enak tidak?" Tanya Xue luan dan tanpa sadar air matanya menetes, tepat di dahi Li heeng.

Setetes air mata itu menyerap menembus kulit dan memancarkan cahaya kecil. Jari tangan Li heeng perlahan bergerak dan merasakan keberadaan sosok Xulan di dekatnya.

Tiba-tiba saja Li heeng menggenggam erat tangannya dan itu membuat Xue luan terkejut dengan sorotan mata menegang.

"Li heeng? Kau menggenggam tanganku? K-kau mendengar ucapanku?" Ujar Xue luan tampak sangat bahagia. Ia pun berlari keluar dan Jinhou langsung mendekatinya.

"Kaisar? Ada apa?" Tanya Jinhou.

"Bawa tabib istana ke sini, cepat!!" Pinta Xue luan.

Jinhou lekas pergi dan tak lama kemudian tabib beserta asistennya berdatangan dengan peralatan lengkap untuk menangani kondisi Li heeng.

"Ternyata obatmu bekerja, terima kasih tabib." Ucap Xue luan mengejutkan para tabib.

Mereka semua langsung bersujud usai mendengar kata terima kasih yang terucap langsung dari mulut Kaisar Lu.

"Kami tidak pantas menerima ucapan itu, Kaisar." Ucap ketua tabib istana.

"Maaf, aku sudah meragukan kalian, jika Li heeng sembuh, maka aku akan membagikan ribuan Tael untuk kalian." Ujar Xue luan sangat bersemangat.

"Terima kasih, yang mulia!!!!" Ucap gemuruh para tabib yang berada di ruangan tersebut.

Malam itu, kondisi Li heeng semakin membaik meski belum pulih total. Xue luan selalu sigap menemani di sampingnya, bahkan begadang hingga tembus pagi.

'Cit.. cuiit...ciiiit...'

Kicauan burung tampak saling beradu suara merdu. Pantulan cahaya dari sela jendela cukup membangunkan Xue luan dari tidur nyenyaknya. Bersamaan dengan itu, kedua mata Li heeng perlahan terbuka dan kedua tangan Xue luan masih berada dalam pelukan Li heeng. Ia melirik dan melihat raut wajah Xue luan yang penuh dengan senyuman menyambutnya terbangun dari tidur.

"Kau! ke-kenapa aku bisa ada di sini?" Lirih Li heeng masih tidak bertenaga.

"Bagaimana keadaanmu? Apa kau merasa lebih baik?" Tanya Xue luan.

"Jangan berpura-pura baik padaku. Aku tidak butuh!" Ujar Li heeng sembari bangkit namun, ia kembali tumbang dan jatuh ke pelukan Xue luan.

"Kau belum pulih benar, jangan banyak tingkah." Ujar Xue luan.

Memang benar, rasanya masih lemas tak berdaya. Namun, Li heeng terheran, mengapa semalam ia merasakan keberadaan Xulan di dekatnya.

Pagi itu, Xue luan duduk tepat di hadapan Li heeng, menyodorkan sesendok makanan dan gadis itu terheran. Pikiran penuh curiga membuatnya ragu apakah sikap lelaki di hadapannya tulus atau sekedar tipuan belaka.

"Aku tidak mau." Tolak Li heeng memalingkan wajah.

"Aku yang buat sendiri makanan ini, apa kau pikir aku memasukkan racun?" Ujar Xue luan.

"Membosankan!"

Xue luan sangat geram, kemudian meletakkan sup itu lalu menarik tubuh Li heeng ke pangkuannya. Jantung Li heeng berdegub kencang dan tatapannya menegang. Beda halnya dengan Xue luan yang tersenyum hangat sembari membelai rambutnya.

Lotus PerakOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz