#59. Dewi Keabadian..

66 15 3
                                    

*WARNING!!! ⚠
chapter kali ini mengandung sedikit adegan 19+ mohon kebijakannya dalam membaca sesuai umur. Maaf atas ketidak nyamanannya...

••••

Esoknya di kediaman pribadi Kasiar Lu, Li heeng duduk menyilangkan kedua kaki memperhatikan para pelayan yang sejak tadi mondar-mandir menata berbagai macam makanan di atas meja.

"Huff! apa yang mereka lakukan?" Gumam Li heeng bosan.

Setelah itu, salah satu pelayan berdiri di sudut ruangan. Li heeng terkejut karena makanan sebanyak itu apakah hanya untuknya seorang?

"Semua makanan ini untukku?" Tanya Li heeng.

"Iya, nona." Jawab pelayan itu.

"Apa kau gila!! Kau mau membunuhku? Makanan sebanyak ini, bagaimana caraku menghabiskanya?" Sembur Li heeng.

"T-tapi, ini atas perintah dari Kaisar, karena beliau mengatakan jika nona suka makan." Pelayan itu mulai panik.

"Ha? Bagaimana Kaisar Lu tau kalau aku suka makan banyak? Memangnya dia pernah melihatku makan sebanyak ini?" Batin Li heeng.

"Tapi ini berlebihan!!" Bantah Li heeng.

Kegaduhan itu terdengar di telinga Xue luan yang baru saja tiba di kediamannya.

"Apa yang kalian ributkan?" Tanya Xue luan.

"Kaisar Lu? Ayo sini mendekat!" Pinta Li heeng, membuat pelayan yang ada di situ kerar-ketir karena keberaniannya.

Lagi-lagi Xue luan menuruti apapun kemauannya dan mendekat ke hadapannya.

"Kau ingin membuatku gendut? Atau kau ingin membunuhku? Pelayan itu menyiapkan makanan sebanyak ini, kau pikir aku sanggup menghabiskan semuanya?!" Rutuk Li heeng panjang lebar.

"Mengapa marah? Jika tidak suka ya buang saja."

"Kau ini suka sekali buang-buang makanan. Kebiasaanmu yang hidup tanpa kekurangan, haruskah selalu mubazir?"

"Ck! Kau sudah berani membentak ku? Coba lihat dirimu, kenapa kau beringas sekali?"

"Huh!! aku marah!"

"Aku baru tahu, jika marah malah bilang sendiri."

"Membosankan!!"

"Li heeng? Beberapa hari ini aku akan sibuk dengan urusan di istana, kuharap kau tetap di sini. Jangan ke mana-mana."

Li heeng mengernyitkan dahi. Ada acara besar apa? Tentu ia penasaran, kemudian ia berdiri dan mendekati Xue luan.

"Apakah akan ada perayaan besar?" Tanya Li heeng mencoba mencari informasi.

"Hanya tamu penting, dan pembahasan sedikit dengan mereka. Kenapa? Kau mau ikut?"

"Tidak! Aku tidak paham soal itu, lebih baik diam di sini saja."

"Baiklah, jika kau butuh sesuatu mintalah pada pelayan yang berjaga di sini. Mengerti?"

"Hm, aku paham!"

Siangnya rombongan tamu yang ditunggu-tunggu tiba di istana. Li heeng tentu tidak tinggal diam dan memilih keluar untuk melihat siapakah tamu itu. Sebuah tandu besar masuk dan seorang bangsawan keluar dari dalam tandu tersebut.

Mata Li heeng berbinar-binar kala melihat visual tampan dari seorang bangsawan yang ia curigai adalah seorang pangeran. Ia beranjak semakin dekat hingga mengikuti rombongan itu yang kini memasuki aula utama. Di sana Xue luan menyambutnya dengan perbincangan sedikit.

Lotus PerakWhere stories live. Discover now