#68. Aku Mencintaimu..

37 3 1
                                    

Di aula kekaisaran, Li heeng menyadari Xue luan tengah mabuk di kursi kekaisaran. Xue luan lalu turun dari tahta dan mendekati Li heeng. Kantung mata yang menebal, sorot mata berkaca-kaca, serta raut wajah bak memerah, semuanya Li heeng tangkap bulat-bulat dalam penglihatannya.

"Kaisar?" Lirih Li heeng mendadak sedih.

"Kesalahan apa yang telah ku perbuat? Sampai-sampai aku kesulitan merebut hatimu dan selalu saja kalah oleh mereka yang berada di bawahku." Ujar Xue luan.

"Kaisar--"

"Li heeng? Sekali saja. Tolong lihat aku, hatiku tulus mencintaimu. Sangat mencintaimu." Sela Xue luan.

Li heeng menunduk dan menangis tanpa suara. Xue luan tiba-tiba melempar cangkirnya ke lantai dan sontak mengejutkan semua orang yang ada di aula itu.

"AKU!!!!!! Aku bahkan tidak pantas disebut sebagai Kaisar saat aku mengemis cinta padamu. Serendah itu harga diriku ketika berjuang untuk mendapatkanmu." Keluh Xue luan.

"Maafkan aku, Kaisar." Lirih Li heeng.

"Apapun yang kau mau, aku berikan. Apa aku pernah membantah keinginan mu?" Tanya Xue luan.

"Kaisar? Kendalikan dirimu!" Ujar Jinhou khawatir melihat kondisi sang Kaisar.

"Tidak, Jinhou. Aku baik-baik saja." Balas Xue luan.

"Sedikitpun aku tidak pernah menyukaimu, kuharap kau mengerti." Ujar Li heeng.

"Melihatmu terluka saja aku tidak mau, tapi kau justru menyiksaku!!" Tekan Xue luan.

"Kaisar? Hamba akan menerima apapun hukuman darimu. Tolong, kembalikan aku ke penjara." Kekeh Li heeng.

"Penjara? Kau pikir aku sudi mengirim-mu ke sana?" Tegas Xue luan dengan tatapan tajamnya.

"Hamba adalah pengkhianat." Li heeng tampak sangat pasrah.

Sedangkan Xue luan terlihat sangat kesal dan raut wajahnya begitu masam. Ia kecewa atas sikap Li heeng dan memilih pergi menuju tahtanya. Langkah sang Kaisar yang sempoyongan membuat Jinhou takut dan bergegas mendekat, namun Xue luan memberi isyarat bahwasannya ia tidak membutuhkan bantuan.

"Lakukan apapun yang kau mau, terserah padamu." Ujar Xue luan pasrah.

Para prajurit kemudian membawa Li heeng pergi dari aula itu. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kedua prajurit itu jatuh pingsan. Li heeng terkejut dan melotot tegang, lalu menoleh ke segala arah, mencari ketidakberesan yang terjadi saat itu.

"Li heeng?" Ujar Ling fei.

"Ling fei? Apa yang kau lakukan?"

"Ayo kita pergi dari istana ini!"

"Tapi... aku-"

"Satu bukti kejahatan pangeran Jinxu Cang sudah terungkap. Feng xi, Fu rong, dan Wuyao sedang menunggu kita sekarang."

"Benarkah?"

"Ayo cepat, ikut aku!"

Mereka berdua lalu pergi melewati jalan rahasia agar sampai ke kota Xunmeng dengan aman. Kegaduhan terjadi saat Li heeng dinyatakan hilang. Kemarahan Kaisar Lu membuat seisi istana panik, dan tak ada satupun yang berani berhadapan dengannya jika belum berhasil menemukan Li heeng, termasuk Jinhou yang mendadak disibukkan demi menemukan Li heeng.

Di kota Xunmeng, Li heeng bertemu dengan para murid Fungyao. Mereka semua menyodorkan segel yang dulu pernah mereka telusuri. Di dalam segel bintang yang asli terdapat ukiran yang menyimpan makna rahasia besar. Li heeng mendengarkan dengan baik penjelasan dari Wuyao.

"Kita hanya perlu mencari arti dari simbol ini, dan menyamakannya dengan pedang yang kau simpan." Ujar Wuyao.

"Tapi.. ke mana kita harus bertanya?"

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Jul 18, 2023 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

Lotus PerakUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum