#30. Tekad Li heeng..

117 25 1
                                    

Song rekommend : Even If The Fireworks _ Finally Fall Apart 🎶🎵
........

Li heeng berlari dengan terburu-buru, lalu ia berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya, "Hhh.. huff." setelah itu, ia kembali berlari dan akhirnya sampai di tempat yang Anming maksud. Di sana, ia melihat Anming tengah memandangi danau luas yang ada di hadapannya.

"Anming??" sapa Li heeng dengan senyuman manis di bibirnya. Anming menoleh dan melangkah mendekat ke hadapannya. Ia menggandeng tangan Li heeng dan mengajaknya mendekat ke danau itu. Anming memperhatikan riasan Li heeng malam itu dan tersenyum.

"Kenapa kau menaruh surat di kamarku? kenapa tidak bicara langsung?" ucap Li heeng.

"Saat aku menemuimu, kau tidak ada di sana, jadi aku menulis surat untukmu" ujar Anming.

"Oouh.. maaf, tadi aku sedang mengobrol dengan Ling fei" ujar Li heeng. Tiba-tiba Anming membelai rambut dan juga mengelus lembut pipi Li heeng.

"Apa kau tau? semakin lama, kau terlihat semakin cantik" ucap Anming membuat Li heeng malu sembari mengalihkan padangan ke arah lain, kemudian Anming memeluknya.

"Ternyata, dunia ini sangat keras, perjalan hidup kita penuh tantangan, tapi semua terasa ringan, kau tau kenapa? karena aku melewati semuanya denganmu" ucapan Anming membuat Li heeng tersenyum lebar.

"Sama, aku juga merasa begitu, terima kasih, karena selalu ada untukku" Li heeng seolah menunjukkan sifat manjanya di hadapan Anming.

"Gadis luar biasa, masih bisa tersenyum selebar ini walau hidupnya begitu berat. Aku tidak tau seberapa sering kau menangis dalam gelap, tapi aku janji akan selalu ada di sampingmu" batin Anming melamun dan Li heeng bingung menatapnya lalu mencubit pipinya.

"Kenapa kau melamun?" tegur Li heeng dan Anming pun tersadar.

"Eum.. lain kali jangan mengambil keputusan yang gila, meski dalam keadaan sulit sekalipun, diskusikanlah denganku, kau mengerti?" Anming mengalihkan pembicaraan dan Li heeng menganggukan kepalanya.

"Mana lampion yang aku berikan?" tanya Anming dan Li heeng menunjukkan lampion itu padanya.

"Lampionnya sangat cantik, mau kita apakan lampion ini?" ujar Li heeng.

"Ikut denganku," Anming mengajak Li heeng berjongkok di tepi danau itu. "Sekarang ucapkan satu keinginan yang ingin kau wujudkan" sambung Anming.

"K-keinginanku?" ujar Li heeng dan Anming menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, aku akan mengucapnya dalam hati," Li heeng memejamkan mata sembari menyatukan kedua tangannya dan berdoa di dalam hati. Anming tersenyum menatap wajahnya lalu Li heeng kembali menatap Anming, "Aku sudah berdoa" ucapnya.

"Harapan apa yang kau selipkan?" tanya Anming.

"Kau ingin tau sekali, itu rahasia!" ujar Li heeng dan Anming menatap datar membuat Li heeng tertawa terbahak-bahak.

"Aku berharap, kau dan aku akan bersama selamanya, dan aku berharap dunia kembali damai" uja Li heeng.

"Benarkah? baiklah, ayo kita hanyutkan lampion ini" ujar Anming menyatukan tangannya dengan Li heeng, lalu menghanyutkan lampion itu bersama-sama. Mereka berdua kembali berdiri sambil bergenggaman tangan. Anming melihat cincin yang pernah ia berikan pada Li heeng dan masih terpasang indah di jari manis Li heeng.

"Ada apa?" ujar Li heeng.

"Cincin ini.. Li heeng? maukah kau bertahan dan menunggu sebentar lagi? jangan pernah lepaskan cincin ini dari jari manismu sampai aku menjadikanmu pendamping hidupku seutuhnya" ujar Anming terlihat sangat serius. Li heeng menunduk sembari tersenyum malu lalu menganggukkan kepalanya.

Lotus PerakDove le storie prendono vita. Scoprilo ora