#34. Sampai Jumpa..

106 22 1
                                    

Song rekommend : Once Upon a Time OST- Na Ying (那英). 🎵🎶

......

Di sebuah taman dekat kolam yang ada di perguruan Fungyao, Feng xi menatap wajah Fu rong dengan tatapan aneh. Tentu Fu rong bingung melihatnya dan berpikir apa yang ingin Feng xi lakukan padanya?

"Ada apa? kenapa kau membawaku kemari?"

"Apa kau sudah menghias guci itu?"

"Belum, tapi guci itu sudah kering, nanti aku akan menghiasnya dan sekarang aku mengantarkan kue bulan buatan Li heeng untukmu"

"Fu rong, aku menyukaimu" ucap Feng xi dengan tiba-tiba.

Tatapan Fu rong seketika berubah tegang dan melotot padanya. Feng xi menggenggam kedua tangan Fu rong dan menunggu jawaban darinya.

"Feng xi, a-aku tidak mengerti maksudmu" ujar Fu rong gugup.

"Sejak awal aku sudah menyukaimu, aku jatuh cinta padamu, maukah kau menjadi gadis yang siap singgah di hatiku?" ujar Feng xi. Tangan Fu rong mendadak tremor dan melepas genggaman Feng xi sembari mundur satu langkah.

"A-aku, aku tidak tau harus menjawab apa."

"Ya, atau tidak?" tanya Feng xi.

Saat Fu rong bingung memikirkan ucapan Feng xi tersebut, tiba-tiba saja Feng xi mendekat dan langsung mencium bibir Fu rong. Ia juga memeluk erat tubuh Fu rong di pelukannya. Fu rong terkejut diam dan tubuhnya mendadak kaku. Kemudian Feng xi melepaskan pelukannya itu dan menatap Fu rong dengan tatapan yang lembut.

"Izinkan aku untuk selalu ada di sampingmu, bersamamu dan menjagamu dimana pun kau berada" ucap Feng xi.

Fu rong menatap kedua matanya dan melihat keseriusan yang Feng xi tunjukkan, lalu ia tersenyum dan menganggukan kepalanya sebagai tanda menerima ungkapan cintanya. Feng xi sangat bahagia dan kembali memeluk Fu rong dengan erat.

Di kediaman Shangguan Zhao, ia tengah menatap kue bulan dari Li heeng namun, raut wajahnya sangat datar dan ia khawatir memikirkan bagaimana nasib Li heeng kedepannya. Di samping itu, Anming berusaha mengumpulkan keberanian untuk bisa menyampaikan permasalahannya pada Li heeng, akan tetapi, rasa khawatir Anming mendadak muncul dan cemas memikirkan bagaimana tanggapan Li heeng nanti.

Langkah kakinya pun sangat lambat seolah ada belenggu yang menahannya. Sampainya di kediaman Li heeng, ia menatap suasana sekelilingnya. Saat itu Li heeng tengah sibuk menyusun rapi semua barangnya. Ia menata dengan sangat cantik, bahkan senyuman di bibirnya tak pernah pudar sama sekali, lalu ia menyadari ada seseorang yang datang dan segera pergi melihatnya.

Saat Anming bingung mencari keberadaanya, Li heeng pun muncul, "Anming?" Li heeng memanggilnya dengan senyuman yang hangat. Anming menolehkan kepalanya dan menatap ke arah Li heeng. kemudian, Li heeng mendekat ke hadapannya sambil membawa pot yang ingin ia tunjukkan.

"Anming, potnya sudah kering, aku sudah menyiapkan semuanya di sana, ayo ikut denganku!" ujar Li heeng menggandeng tangan Anming namun Anming hanya diam dan tidak bergerak sama sekali. Li heeng bingung dan kembali menatapnya.

"Ada apa Anming?" ujar Li heeng menyadari raut wajar Anming terlihat murung.

"Li heeng, ada satu hal penting yang ingin kusampaikan padamu" ujar Anming.

"Ada apa Anming? semua baik-baik sajakan?" ujar Li heeng khawatir.

"Semua tidak baik-baik saja Li heeng" ujar Anming menunjukkan raut wajah sedih dan Li heeng terkejut sembari memperhatikan Anming dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Lotus PerakKde žijí příběhy. Začni objevovat