20| Hari pertandingan

Start from the beginning
                                    

Ucapan yakin yang di ucapkan Alysa mampu membuat Diga tersenyum tipis dan yakin. "Makasih,"

Setelah pecakapan singkat keduanya, Alysa berjalan terpisah untuk pergi ke bangku penonton dan Diga pergi untuk mengganti bajunya di ruang ganti.

Alysa lansung bergabung bersama teman-temannya yang sudah menunggunya sejak tadi di sana.

Melihat kehadiran Alysa yang sejak tadi di tunggu, mengundang tatapan tajam Alama. "Lamaa banget sih, di tungguin dari tadi juga,"

"Iyaa maaf-maaf, kaya mau naik angkot aja lo buru-buru," Ucap Alysa yang lansung duduk di samping Alana.

Setelah lumayan lama menunggu akhirnya pertandingan di mulai, dimana Diga memasuki lapangan dengan baju bernomor 16 di sana. Itu tanggal ulang tahun Diga sekaligus tanggal mereka jadian.

Melihat angka 16 yang tertera di nomor punggung Diga, membuat Alysa tersenyum tipis. Katakan jika gadis itu terlalu percaya diri sekarang, tapi tidak bisa dibohongi jika nomor punggung itu berhasil membuat Alysa salah tingkah.

"Mata lo biasa ajaa gila," Ucap Nadila yang memperhatikan Dinda yang sejak tadi dengan tatapan berbinarnya tanpa berkedip melihat ke arah Leo.

"Lo gak liat Leonya gue keren abis?" Ucap Dinda lebay.

Tanpa mengatakan isi kepalanya, semua orang harusnya tau apa yang ingin dikatakan Nadila hanya dari ekspresi gadis itu."Najis,"

Alysa memusatkan perhatiannya pada laki-laki bernomor punggung 16 yang kini sedang mendengarkan pelatihnya dengan wajah fokusnya.

Diga yang mulai memasuki lapangan dengan mendribel bola di tangannya dengan santai dan bertos ria dengan lawannya sebelum pertandingan di mulai.

Saat pertandingan di mulai seperti biasa Diga dengan lincah mengoper bola kesana kemari, merebut bolanya kembali saat berhasil di ambil oleh lawannya dan memasukkannya ke ring dengan tepat sasaran yang membuat seluruh pendukung SMA Nusa Bakti bersorak riang. Diga berhasil mencetak scor dari garis treepoint.

Permainan terus berlanjut hingga di detik-detik terakhir ternyata skor keduanya seri, Diga yang melihat ke papan skor pun tanpa berfikir panjang lansung merebut bola yang di bawa lawannya dan mengoper ke arah Leo dan di detik terakhir Leo berhasil mencetak skornya.

Mata Dinda mengerjap kagum, Leo yang sejak tadi mengoper dan mencetak gol tidak pernah lepas dari matanya. "Gila keren banget,"

Nadila yang berada di samping Dinda reflek menoleh ke arah pandang Dinda, penasaran apa yang membuat gadis itu begitu takjup, ternyata itu Leo yang kini tengah memutar-mutar jerseynya ke atas bak helikopter. Itu jauh dari kata keren."Temen lo?" Tanya Nadila sembari memberi kode yang dibalas gelengan Neysya.

Merasa pembicaraan itu jatuh padanya, Dinda mengerucutkan bibirnya kesal, bukannya kesenangan orang itu bisa berbeda? "Sms deh lo berdua,"

Neysya menyerngit, tidak mengerti maksud Dinda. "Sms apaan?gak ada pulsa gue,"

"Susah melihat orang senang," Jawab Dinda yang lansung berlari ke arah lapangan menemui Leo.

Lagi-lagi Nadila hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Dinda yang tengah di mabuk asmara. "Sarap,"

Ekspresi Dinda tadi kini berbanding terbalik dengan Alysa. Bukannya memberi selamat pada Diga gadis itu hanya duduk tenang di sana. "Lo gak nyamperin Diga Al?"

"Males banget gue," Jawab Alysa saat melihat Diga yang sedang di kerubuni banyak perempuan yang menawarkannya minuman.

"Gue garuk juga nih satu-satu," Ucap Alysa yang menatap ke arah Diga dengan mata elangnya.

AREGA [End]Where stories live. Discover now