Nara menangis sepanjang jalan, ia tak tahan lagi, bahkan menahan rasa khawatirnya saja tidak bisa. Untuk pertama kalinya Naraya Adelard menangis untuk Desya Anyelir.

Gue tau gue terlambat buat nyatain perasaan gue buat lo Ca. Gue tolol, gue sempet jauhin lo, bahkan gue jahat karena ngga becus jagain lo!

Nara menepikan motor nya saat merasa ada yang ganjal dengan jalanan yang di tempuhnya. Sepi

Dengan cepat ia mengecek ponselnya karena baru ingat jika ia menyalakan gps di ponsel Desya. Semoga saja ponsel nya masih bisa terlacak

Dengan berbagai harapan dan rasa khawatirnya, Naraya bernafas lega karena ponsel Desya masih terlacak oleh ponselnya. Ia melihat titik dimana Desya sekarang

"Bukannya ini alamat—" Nara langsung menyimpan ponselnya kedalam saku, dengan gerak cepat ia menuju lokasi yang ia lihat di ponselnya.

Kini semua nya sudah jelas dengan apa yang terjadi. Sudah ia duga, jika ini memang unsur kesengajaan. Ia berjanji akan menghabisi siapa saja yang melukai Desya nya. Ia berjanji akan membuat orang itu merasakan apa yang di rasakan Desya!

Nara menerobos beberapa lampu merah yang ia lewati, yang ada dalam benaknya sekarang adalah menjemput Desya! ia takut jika Desya nya terluka, ia tak akan membiarkan siapapun menyakiti calon gadisnya.

Ciiiitttt

Nara menghentikan motornya di depan rumah kosong yang menjadi titik lokasi keberadaan ponsel Desya. Meneliti sekitarnya yang cukup sepi, hanya ada satu mobil yang terparkir disana dan ia yakini mereka ada di dalam.

Nara segera mengabari Arka dan yang lainnya dengan mengirimkan lokasinya saat ini. Pendengaran nya menajam saat mendengar adanya suara di dalam rumah kosong ini. Nara berjalan perlahan, ia sendiri—sedangkan kemungkinan besar didalam sana ada beberapa orang. Jelas, Nara tak akan gegabah, jika ia salah langkah saja, mungkin terjadi sesuatu pada Desya.

Ia mengintip keadaan di dalam lewat ventilasi udara yang tidak terlalu tinggi. Keadaannya cukup sepi, apakah ia salah ruangan?

Beralih mencari celah kecil yang terdapat di ujung rumah kosong ini. Ia berjalan perlahan, matanya tetap awas karena siapatau ada yang mengawasinya secara diam-diam.

Prankkkkkkk

Nara terlonjak kaget karena bunyi pecahan beling sangat jelas terdengar masuk kedalam telinga nya. Pikirannya semakin kacau, banyak kemungkinan yang terjadi di dalam. Ia menempelkan telinganya, namun ia merasa aneh karena tak mendengar percakapan apapun dari dalam

Ia mengintip celah kecil itu dengan mata tajam nya. Gelap, keadaannya sangat gelap. Ia tak bisa melihat keadaan didalam dengan jelas. Bahkan ia tak mendengar pergerakan apapun, kali ini ia sudah tak tahan. Dengan nekad nya ia berjalan melewati pintu depan yang terkunci, dengan sekuat tenaga, Nara mencari ancang-ancang untuk mendobrak nya.

BRAKKKKK

"AAAAAAAAAAAAA"

Jeritan itu muncul. Ia langsung berlari kedalam rumah kosong tanpa pencahayaan itu

Bughhh

"Anjing!" umpat nya saat salah seorang di dalam menendang perutnya sampai jatuh tersungkur

Nara langsung berdiri, bersiap menghindari senjata yang di bawa lawannya. Entah kayu atau besi, yang jelas Nara hanya melihat siluet nya karena keadaan didalam masih gelap

BUGHHHHH

Nara menendang tangan yang bersiap melemparnya dengan senjata.

PRANKKKK

NARAYA (SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang