kelabu

173 14 11
                                    

Hujan sangat lebat mengguyur Ibu Kota malam ini. Banyak orang yang memilih untuk berteduh di bandingkan menembus derasnya hujan, tetapi berbeda dengan gadis berambut panjang sebahu yang masih memakai seragam Sekolah nya, ia tetap menembus deras nya hujan, walaupun banyak orang yang sudah memberitahunya

Ia terus berjalan sampai seseorang memayungi tubuh nya

"Jangan buat lo kaya gini" ujar laki-laki yang datang dan memayungi gadis itu

"Pergi" satu kata yang keluar dari mulut menggigil gadis yang sudah basah kuyup itu

"Jangan pernah nyiksa diri lo sendiri, jangan egois, lo dan dia udah punya takdir masing-masing. Jangan egois"

Gadis itu mendongak, menatap tajam laki-laki yang barusaja berbicara kepadanya

"Lo ga pernah ada di posisi gue! jangan pernah berbicara seolah-olah lo tau semua tentang hidup gue! dia udah ambil perhatian Papah dari gue, dia udah ambil semua yang gue mau, dan—-dia juga udah ambil laki-laki yang gue suka! jadi disini siapa yang lo sebut egois?!" suaranya meninggi, beradu dengan deras nya hujan

"Dia ga pernah ambil itu semua Tan! Rasa benci lo terhadap dia terlalu jauh! dia ga tau apa-apa! dan apa lo bilang? dia udah ambil laki-laki yang lo suka?! NGACA!"

"GUE BENCI DIA! GUE GA SUKA LIAT DIA BAHAGIA! GUE BENCI DIA RAF!!!"

Perlahan tubuh nya merosot sampai terduduk lesu "Gue benci Desya!" ucap nya lagi, namun kali ini terdengar lemah

Laki-laki itu berjongkok lalu tersenyum "Ayo pulang, gue anter"

Gadis itu menggeleng, ia tak mau pulang, ia tak mau mendengar pertengkaran kedua orang tua nya lagi, ia ingin ketenangan

"Tania, lo harus pulang"

Ya. Gadis yang sedang menangis itu, Tania. Dan laki-laki yang bersama nya adalah Raffi—-teman Nara, sekaligus orang yang selalu ada di belakang Tania.

Eitssssssss

Tunggu dulu! Raffi tidak membantu Tania, ia hanya memantau Tania, ia takut jika gadis ini melakukan sesuatu yang lebih gegabah lagi. Jika kalian berfikir Raffi ikut andil—-kalian salah besar! Raffi menyayangi Tania sejak kecil, mereka berdua sudah berteman sejak lama, sama seperti Nara dan Desya, tetapi kedua nya harus berpisah saat usia mereka delapan tahun, dan sekarang mereka berdua di pertemukan kembali dalam keadaan yang berbeda

"Tan, mau sampe kapan lo ngelakuin hal ini, gaada untung nya! Desya ga tau apa-apa, dia cewek baik, dan dia ga pernah benci lo!"

Tania berdiri dan menatap Raffi tajam, mata nya sudah merah, bibir nya pun sudah pucat

"Lo ga tau apa yang gue rasain Raf! berhenti ikutin gue, dan jangan pernah muncul lagi di hadapan gue!" setelah mengatakan itu—Tania berlari sekencang-kencangnya meninggalkan Raffi yang masih memperhatikan ya

"Gue sayang lo Tan, kapan lo berubah?" gumam Raffi dengan mata nya yang sendu, menatap ke arah Tania yang semakin menjauh

***

Di lain tempat, Nara baru saja keluar dari apotik—-membeli obat penurun panas untuk Abyan yang sedang sakit

Brukk

Tubuh Nara bertubrukan dengan seseorang yang kelihatannya sedang berteduh, ini memang ia yang salah karena terlalu fokus membaca dosis obat sambil berjalan "Maaf Pak saya gak sengaja" ucap Nara dengan sedikit menundukan kepala nya

"Tidak apa-apa nak" jawab orang yang Nara tubruk barusan, kemudian Nara mendongak lalu terdiam saat melihat wajah orang di depannya ini

NARAYA (SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang