gara-gara pms

650 43 4
                                    

Biarlah semua berjalan dengan semestinya, berhenti dengan seharusnya.

-Naraya Adelard

H a p p y R e a d i n g
⬇️

Ecaa🐰
Cpt Ca, gue udh nunggu
15 menit dpn rmh lo.

Nara mengirimkan pesan Whatsapp kepada Desya yang sedaritadi belum keluar dari dalam rumah nya, ia menunggu sudah hampir 20 menit, namun batang hidung gadis itu belum juga kelihatan.

Ceklekkkk

Terlihat gadis cantik keluar dari rumah nya sambil terburu-buru. Nara memperhatikan setiap gerak-gerik yang di lakukannya, dimulai dari mengucir rambut asal lalu memakai masker di wajah nya

"Ca, kenapa pake masker? lo sakit?" tanya Nara saat Desya sudah ada di dekatnya

"Diem lo!"

"Dih ketus amat, kenapa?"

"Diem, mending sekarang berangkat. Untung lo jemput gue, kalo ga jemput gue ga bangun" ucap Desya sambil naik ke atas motor Nara. Nara segera menyerahkan helm untuk di pakai Desya

"Makan belum?"

"Nanti aja Nara, cepet gue ga mau telattt!"

Nara menghela nafas nya pelan lalu menyalakan mesin motor nya dan segera menjalankannya ke arah Sekolahan. Untung saja rumah Desya berada di pinggir jalan, tidak terlalu masuk ke dalam gang.

Dalam waktu kurang lebih 15 menit mereka sudah sampai di SMA Nusa Indah, selama perjalanan Desya hanya diam sambil memegang perut nya.

Nara memarkirkan motornya, dan menatap kearah Desya yang turun dari atas motor nya lalu menyerahkan helm yang gadis itu pakai pada dirinya

Nara menatap heran ke arah Desya "Ca, makan dulu ya. Gue anter ke kantin"

Desya tak menggubris ucapan Nara, ia malah meninggalkan Nara yang sedang berdiri menatap ke arah nya—-"Caa" Nara segera mengejar langkah Desya yang terburu-buru

"Ca gue punya salah sama lo?"

Desya membuka masker nya lalu ia simpan ke dalam saku baju kemeja putih nya

"Ca, jawab dong. Oke maaf kalo gue punya salah sama lo, maaf banget. Oh iya semalem lo telpon gue terus ga keangkat sama gue, maaf juga itu karena gue main Ps sama Abyan maaf banget Caa"

Ck, bukan itu yang membuat Desya marah, bukan sama sekali. Tidak peduli mau Nara mengangkat telponnya atau tidak, yang jelas bukan itu yang membuat mood Desya down.

Desya sudah di ambang pintu kelas nya, namun buru-buru Nara menahan pergelangan tangan Desya

Desya berbalik menatap Nara sambil menaikan satu alis nya

"Ca lo marah sama gue?"

Desya melepaskan cekalan tangan Nara, lalu beralih merapihkan rambut Nara yang terlihat berantakan, ia juga merasa bersalah karna sudah marah-marah tidak jelas kepada Nara—-"Engga Nara, mood gue lagi kurang baik aja"

Nara menghela nafas nya pelan, ia menatap lekat mata Desya—-"Kalo mau marah, marah aja, gue terima. Tapi jangan diemin gue Caa"

Desya menarik hidung mancung Nara pelan—-"Ga ada yang marah sama lo, gue cuma kurang mood aja Nara. Liat jerawat di idung gue"

Nara melihat nya, jerawat kecil menurutnya, apa karna it—-eh sebentar. Nara segera membuka ponsel nya dan melihat tanggal berapa sekarang—-ah ia paham saat melihat tanggal di ponsel nya, pantas saja mood Desya ancur

NARAYA (SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang