Agus gada ahlaq!

167 13 27
                                    

H a p p y R e a d i n g
⬇️
______________________

Pagi ini Desya terlambat datang ke Sekolah karena semalaman ia menangis memikirkan masalah nya dengan Nara. Ah! Desya memang tidak bisa berpura-pura baik-baik saja, nyatanya semalam ia menangis.

Desya dihukum oleh Pak Anto guru BK yang terkenal dengan hukuman lapangannya. Mengapa begitu? Ya karena Pak Anto tak pernah pandang bulu, beliau akan menghukum siapa saja murid yang melanggar peraturan Sekolah, seperti Desya sekarang. Ia sedang berdiri menghadap tiang bendera, ini kali kedua nya dan yang lebih parah lagi di hari yang sama seperti dulu, kelas Nara sedang berolahraga!

Sial.

Sedari tadi Nara memperhatikan Desya yang tengah hormat. Ia ingin menghampiri gadis itu, namun ego nya berkata jangan. Ia hanya memperhatikan Desya sambil sesekali melempar bola basket

"Van kemana?" tanya Reno saat melihat Vano berlari

"Temenin Desya" jawabnya

Nara memperhatikan kedua nya, dimana Vano yang menemani Desya yang sedang di hukum begitupun Desya yang mendorong-dorong bahu Vano supaya menjauh dari dirinya.

"Gue temenin dah" ujar Vano

Desya kembali mendorong bahu Vano supaya menjauh dari dirinya, ia tak mau jika sampai Pak Anto melihat kedua nya, bisa di tambah hukumannya

"Sono ih olahraga lagi" ujar Desya, namun Vano tetap keukeuh berdiri di samping Desya. Tak lama datang lah Agus ke arah mereka dengan cengiran kudanil nya.

Apalagi ini?!

"Hai nona, hai tuan" sapa Agus yang berdiri di depan mereka bedua

"Ngapain lo?" tanya Desya ketus

"Dih, gue mau motokopi nih. Bu Susi ga masuk, sakit katanya"

Desya menatap Agus sambil tersenyum—-"Beneran?"

Agus mengangguk, kemudian beralih menatap kelas Nara yang sedang berolahraga. Ia heran, mengapa Vano yang menemani Desya? padahal disana ada Nara—-"Sya, berapa menit dihukum?" tanya Agus ke arah Desya

"15 menit, gue telat 5 menit soalnya"

"Berapa menit lagi?"

Desya melihat jam tangannya, ternyata sebentar lagi juga sudah—-"Dua menit lagi Gus"

Agus mengangguk, kemudian melipat kedua tangannya di dada, seperti sedang mengawasi kedua nya, membuat Vano ingin sekali merebus wajah Agus sekarang.

"Ngapain lo berdiri disitu? kata nya mau motokopi!"

"Biar minta anter si Desya" jawab Agus santai, ia menunggu Desya sampai hukumannya beres.

Desya menghembuskan nafas nya lega, saat ia melihat jam tangannya ternyata hukumannya sudah beres—-"Ah, ayo Gus mau ke potokopi kan?"

Agus mengangguk kemudian beralih menatap ke arah lapangan lagi—-"Kenapa lo yang disini Van?"

"Pawang nya ngambek, jadi gue aja dah yang temenin bos girl" jawab Vano

"Kemarin kita belum selese denger penjelasan lo. Jadi rencana apa yang bakal lo lakuin biar Desya sama Nara baikan lagi?" tanya Agus sambil setengah berbisik, kemarin setelah pulang Sekolah, Vano menjelaskan semua nya kepada Agus dan yang lainnya, termasuk Atlas. Dan Vano juga sedang meminta bantuan kepada mereka untuk tetap mengawasi Desya dimana pun dan kapanpun.

Karena Vano merasa ada yg tidak beres. Ia tak mau menuduh siapapun nanti akhirnya malah jadi fitnah, ia harus mencari banyak-banyak bukti dulu. Terdengar berlebihan mungkin, tapi itulah Vano, laki-laki ini selalu peduli dan akan melakukan apa pun untuk orang yang sudah baik kepadanya

NARAYA (SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang