curhatan Arka

179 13 36
                                    

🎵Play Song: Nadin Amizah - Bertaut

H a p p y R e a d i n g
⬇️

Diam-diam Nara memperhatikan Desya yang sedang menggerutu di sampingnya. Pasalnya, gadis ini mendapatkan sms yang entah apa isinya. Nara bertanya beribu-ribu kali pun jawabannya tetap sama 'jangan mau tau', dan justru ini yang membuat Nara semakin ingin tahu

"Caa emang apasih?" kali ini nada suaranya terdengar sangat kesal

"Jangan mau tau"

Ingin sekali Nara melempar Desya sekarang, kalau tidak cinta, pasti ia sudah melakukannya "Soal apa? si Tania itu pasti ngirim lo pesen deh? atauu...lo punya cowok tanpa sepengetahuan gue ya? makanya lo uring-uringan"

TAKKKKKK

Desya menggeplak punggung Nara cukup keras, membuat sang empu nya mengaduh karena barusaja ia terpukul saat latihan tadi "Sakit Caa" kesal nya

"Makanya jangan banyak tanya. Jalan aja udah"

"Ngapain jalan?"

"Kan mau pulang"

"Kan gue bawa motor Ca"

Sungguh, ingin rasanya Desya melempar Nara sekarang juga, mengapa laki-laki ini tetap mengajaknya berjalan, dan sekarang keduanya sudah berjalan ke dekat halte Sekolah

"Bawa gih motornya, gue tunggu sini" ucapnya

"Jauh cantik, gue capek harus balik lagi ke parkiran"

"Ya suruh siapa ikutin gue jalan?"

"Suruh siapa di tanya ga jawab"

"Naraaa ih, gue pengen balik. Yaudah gue balik pake angkot aja"

Bukan Desya jika tak membuat Nara luluh, akhirnya pemuda jangkung itu langsung melangkah meninggalkan Desya yang bersidekap dada di dekat halte. Kalau bukan karena sayang, ia tak akan melakukannya.

Beberapa menit kemudian, ia sudah kembali "Nih pake helm nya"

Desya menerimanya dengan delikan tajam. Ia memakainya secara asal

"Kalo ga di cantelin, helm sama kepala-kepala lo bakalan ikut terbang. Gue ga mau tanggung jawab kalau sampe kepala lo tiba-tiba kebawa angin gara-gara pake helm ga bener"

Desya menatap tajam Nara, mengapa ia bisa jatuh cinta pada sosok menyebalkan ini!!! sedangkan yang sedang di tatap malah fokus memasangkan pengait helmnya

"Jangan ngomong-ngomong sama gue!" ia langsung naik ke atas motor Nara.

Sabar Nar, lo itu ga boleh emosi Nar

Ia menjalankan motornya, menyalip beberapa kendaraan yang ada di depannya. Melirik Desya sesekali, ternyata gadis itu masih terlihat kesal. Ia menghentikan motornya di depan konter

"Ngapain?" kini Desya membuka suara saat Nara mematikan mesin motornya.

"Katanya ga punya kuota, ini mau beli. Tunggu sini"

Haish! Desya pun ikut turun dan berdiri di samping Nara

"Yang mana" tanya Nara ke arah Desya yang sedang memilih

"Itu" tunjuknya

"Ini?" Nara ikut menunjuk seperti apa yang Desya lakukan

Desya mengangguk, karena hanya itu yang paling murah. Mau di tolak bagaimanapun, Nara tetaplah Nara

"Mbak, yang paling gede. Dua"

Desya memelototkan mata sipitnya, perasaan ia menunjuk yang paling kecil

NARAYA (SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang