Desya kecil

172 15 23
                                    

🎵Play Song: Passenger | Let Her Go

Tarik nafas dalam-dalam, kemudian hembuskan perlahan. Anggap saja hembusan yang keluar itu adalah beban pikiranmu
-Desya Anyelir

_______________________

Nara baru saja datang, ia langsung menghampiri Vano dan yang lainnya. Mereka menatap ke arah Nara bingung karena wajah laki-laki itu terlihat kacau

"Wehhh darimana nih? Desya baru sampe juga" tanya Somad

"Iya, muka-muka kalian ga enak di liat tau ga. Bawa Desya kemana lo?" sambung Bambank

"Kalo gue gasalah liat nih, si Desya idung nya kaya berdarah gitu" ujar Agus

"Masa?"

"Lo tau Nar?"

Nara menggelengkan kepala nya, ia duduk di samping Reno dan menghadap ke arah Pak Hendra yang sedang memberi arahan.

"Gattan, Raffi mana?" tanya Nara saat menyadari jika kedua nya tak ikut kumpul

"IPS ke panti asuhan yang ada di bawah lagi, kalo semua disini penuh lah" jawab Vano

"Emang ada lagi panti?"

"Kan tempat kita parkir bus deket sama panti Nar, ah elo mata nya kemana? perasaan tulisan Panti Asuhan nya gede dah"

"Yaa kan gue ga liat Van"

"Baiklah, Bapak ingin kalian semua kompak. Ajari adik-adiknya apapun yang kalian tahu"

"IYAAA PAKKKK"

"Yasudah sekarang kalian boleh mencar"

Semua nya mengangguk kemudian segera mencari adik-adik panti yang sudah berkumpul di tempatnya masing-masing. Nara menatap sekitarnya, mencari keberadaan seseorang

"Desya ke belakang, gatau ngapain di anter Hida tadi" Vano seolah mengerti tatapan Nara, "Bukan, Tania kemana?" tanya Nara

Somad, Agus, Bambank, Vano, dan Reno terdiam, apa telinga mereka yang salah dengar?

"Lo tanya Tania Nar? bukan Desya?"

"Iya, gue ngerasa bersalah sama dia udah ninggalin gitu aja tadi"

"Ada noh sendirian" tunjuk Vano ke arah seorang gadis yang tengah berjalan sendiri seperti tengah mencari teman

Nara beranjak dan segera menghampiri Tania, bukan apa-apa, ia hanya merasa bersalah karena sudah meninggalkan gadis ini tadi, padahal ia yang mengajak Tania tapi ia juga yang meninggalkannya

"Nara?" ucap Tania saat melihat Nara berlari ke arah nya

"Sendiri?" tanya Nara

Tania mengangguk—"Biasanya juga gitu. Lo ga gabung sama mereka?"

"Engga, lo kan sendiri. Mending kita ajarin anak-anak yu?"

Tumben? biasanya Nara selalu bersikap dingin kepada dirinya, bahkan berbicara saja irit

"Malah bengong, ayo" Nara menarik lengan Tania untuk ikut dengan dirinya, mereka berdua berjalan beriringan dengan Tania yang sedang berbunga-bunga, karena baru pertama kali nya sikap Nara sehangat ini.

"DESYAAAA!"

"TUNGGU LO MAU KEMANA SYAAA!"

Nara melihat Hida yang mengejar Desya, gadis itu tengah berjalan cepat—- sambil mengadahkan wajah nya ke atas. Nara terus memperhatikan kedua nya sampai akhirnya ia melihat Desya berhenti di dekat pohon yang ada di sisi bangunan panti, Desya menundukan kepala nya

NARAYA (SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang