Desya dan Rasya

225 16 10
                                    

___________________

"OH HIP HIP HURA-HURA"

"HURA-HURA UUUUUUU"

"AKU SUKA DEA SUKA DEA SUKA DEA UUUUUUU"

Reno terus saja bernyanyi sepanjang koridor saat jam istirahat. Suaranya begitu cempreng membuat siapa saja yang mendengarnya langsung menulikan telinga. Untung saja Vano juga Nara sudah kebal.

Mereka bertiga memasuki area kantin, di tempat duduk nya sudah ada Somad, Agus, juga Bambank. Mereka memang sudah sepakat, mulai sekarang tempat duduk nya di satukan saja.

Reno duduk di sebelah Bambank yang sedang menikmati Bakso nya—-"Bank, tumben makan bakso. Beli dimana lo?"

"Ya di tukang bakso lah, masa di tukang las listrik!"

"Sialan. Nge gas lo Bank"

"Lo pada mau pesen apaan? biar gue dah yang pesenin" ujar Reno ke arah Vano dan Nara

"Gue samain aja. Asal jangan pedes" jawab Nara

"Yaudah samain, gue pedes ya" lanjut Vano, Reno langsung beranjak untuk memesan makanan.

Somad sedari tadi merasa was-was dengan tatapan Nara yang masih mengarah kepadanya. Pasal nya, Somad telah menjaili Desya saat acara HUT Sekolah kemarin, Nara sudah mengancam akan mencongkel mata Somad menggunakan pinset, walaupun itu mustahil Nara lakukan, tetapi Somad merasa was-was berada di dekat Nara.

"Mad napa lo?" tanya Bambank saat menyadari Somad menjadi lebih diam

"Engga. Kenyang aja" elak Somad

"Takut dia, kan si Nara mau congkel mata nya pake pinset" ujar Agus sambil meminum es jeruk nya

Nara jadi teringat dengan ancamannya sendiri, ia tersenyum miring ke arah Somad, membuat laki-laki itu bergidik ngeri—-"Maap atuh Nar, ga sengaja. Abis nya si Desya gemesin sih, kan gue jadi pengen jailin"

"Halah, engga. Dia ngomong sama gue mau panas-panasin lo Nar" ujar Bambank memanasi Nara

"Iya. Pas lo nyanyi juga dia ledek lo, katanya lo pasti ngumpat dalem hati sebut nama dia, jadinya dia sengaja terus usilin si Desya" tambah Agus

"Wah bener lo?" tanya Nara, padahal dirinya hanya berniat menjaili Somad balik, tetapi laki-laki itu seperti menganggap ucapannya serius

"Anjir Nar. Engga lah, gue mah setia kawan sama lo, mana ada gue bilang gituu!" elak Somad sambil menatap ke arah lain

"Halahhh boong lo Mad. Katanya lo kan mau deketin si Desya supaya si Nara panas" timpal Reno yang secepat kilat sudah membawa nampan dengan tiga mie ayam di atas nya

"Wah Nar, gabisa di biarin Nar. Lo congkel aja mata nya pake obeng sekalian Nar"

"Bener apa kata si Bambank, sekalian pake linggis aja Nar"

Somad semakin menampakan wajah memelas nya, untung saja mereka teman-temannya. Kalau bukan, sudah Somad tendang satu-satu. Emang berani Madd?

"Ya, maaf atuh. Tapi da sekarang mah udah engga, ini mah banyol doang asli Nar" ucap Somad dengan wajah memelas nya membuat Nara dan yang lainnya menahan tawa, melihat Somad seperti ini membuat kesenangan tersendiri, maaf ya Mad hahahaha

Agus menyenggol siku Nara yang ada di sebelah nya, Nara menoleh ke arah Agus sambil mengunyah mie ayam nya

"Tuh, si Desya sama si Rasya kan?" tunjuk Agus ke arah dua orang yang duduk di tempat yang sama

Nara menyipitkan penglihatannya, ternyata benar. Desya dan Rasya? ngapain? ko ketawa-ketawa gitu?

"Tadi juga dateng ke kelas ya Mad, anterin obat demam buat si Desya. Malah udah masuk ig gara-gara si Evie vidioin"

NARAYA (SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang