tak terduga

291 20 2
                                    

Gue takut kehilangan lo, jangan pergi, gue masih butuh lo disisi gue
-Naraya Adelard

Nara masuk kedalam rumah nya dengan lesu, akhir-akhir ini selalu banyak masalah yang menimpa dirinya. Masalah yang menurut Nara sangat betah diam di dalam fikirannya.

Nara melempar tas nya ke sembarang arah, membuat Bi Inah asisten rumah tangga nya merasa kebingungan dengan tuan muda pewaris tahta keluarga Adelard yang satu ini

Nara berjalan gontai ke arah kamar nya, namun ia baru menyadari ketika melihat dua koper di pinggiran tangga menuju ke arah kamar nya

"Bi Papa Mama pulang?"

"I..iya Den, Nyonya ada di dapur sedang membuat makan, kalo Tuan pergi lagi Den"

Nara menganggukan kepala nya lalu berjalan ke arah dapur untuk bertemu dengan Mama tiri nya—"Ma" panggil Nara sambil menarik kursi di dekat Dinar

"Sayang sudah pulang?" tanya Dinar sambil tersenyum ke arah Nara yang sudah ia anggap sebagai putra kandungnya sendiri. Dinar tidak pernah membeda-bedakan Abyan ataupun Nara—-menurutnya mereka berdua sama, sama-sama putra nya.

Dinar melepaskan celemek yang sedaritadi ia pakai, lalu mencuci tangannya dan menghampiri Nara—-"Mama udah masakin kamu udang asam manis, kamu makan sekarang ya?"

Nara menganggukan kepala nya, walau dalam hati dirinya sedang malas makan, namun ia juga harus menghargai masakan Dinar.

Dengan cekatan Dinar mengambilkan nasi juga lauk pauk nya untuk Nara—-"Makan sayang, abis itu mandi ya"

"Oh iya, kabar kamu selama Mama Papa ga ada gimana?"

Pertanyaan ini lagi

"Baik"

"Sekolah kamu Nar?"

Nara menganggukan kepala nya satu kali, pertanda jika semua nya baik-baik saja

"Mama bawain kamu oleh-oleh, sudah mama simpan di kamar kamu. Semoga kamu suka ya sayang" ucap Dinar sangat tulus menatap sosok putra sulung nya yang sudah sangat dewasa. Waktu kecil, pertama kali dirinya menikah dengan Gionino—Papa Nara, usia Nara masih sangat kecil, berpaut dua tahun dengan Abyan.

"Ecaa masih suka kesini Nar?" tanya Dinar sambil mengupas jeruk

Nara melambatkan kunyahannya, ia menatap ke arah Dinar sebentar—-"Kadang"

"Udah lama Mama ga ketemu dia"

"Iya, kan sibuk sama urusan kerjaan" sindir Nara

Dinar tersenyum tipis—-"Kalian tenang aja, mama mulai sekarang bakalan lebih sering di rumah"

"Nanti juga pergi lagi" balas Nara

"Engga sayang"

"Mama rencana mau buka butik disini, cuma Mama mau cari tempat nya dulu. Kamu bantu cari ya"

"Kalo mama ikut Papa lagi, siapa yang urus butik?"

"Mama kan sudah bilang sayang, kalau mama bakalan lebih sering di rumah sekarang. Mama juga sudah berbicara sama Papa kamu, dan Papa kamu setuju-setuju aja"

NARAYA (SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang