HUT Sekolah

194 16 3
                                    

H a p p y R e a d i n g
⬇️
_______

Hari ini merupakan hari tersibuk SMA Nusa Indah, karena tepat pada hari ini merayakan HUT ke-54 tahun. Perayaan hari ini sama persis seperti HUT ke-45 dimana mengundang anak-anak dari panti asuhan.

Nara sudah berangkat pagi sekali karena semua yang akan tampil nanti harus persiapan terlebih dahulu, walaupun Nara sedikit terpaksa mengikuti acara ini, ia tidak mendaftarkan diri untuk tampil.

Dengan langkah pelan Nara masuk ke dalam kelas nya yang sudah sangat ramai, DC hari ini memakai pakaian Abu-putih, dan yang akan tampil drama, menyesuaikan.

"Anjir, ganteng lo Nar" ucap Bambank sambil duduk di depan Nara.

Nara memakai kemeja berwarna abu-abu, juga celana putih panjang yang sangat pas di pakai di tubuh atletis nya. Walaupun menurut Nara semua nya memakai DC yang sama.

"Biasa aja. Si Vano sama si Reno kemana?"

"Mereka lagi persiapan, lo belum ke ruang musik? latihan dulu gitu"

Nara menggeleng—-"Ga lah, ntar aja pas tampil. Btw si Eca udah dateng belom?"

Ya dari kemarin Nara tidak saling sapa dengan gadis itu, dan semalam juga Desya menelpon nya beberapa kali, namun Nara hiraukan, padahal sejujurnya semalam ia malah uring-uringan sendiri.

"Kalian marahan? kenapa?"

"Engga"

"Udah, liat aja ke kelas nya"

Tak ada niat Nara untuk beranjak, tetapi raga juga pikirannya berbeda. Ia berdiri untuk menghampiri Desya yang mungkin saja sedang berada di dalam kelas nya.

"Kenapa cuk?" tanya Agus yang sedang merapihkan baju nya—"Gue ganteng ga pake baju gini?"

"Hmmm. Mana si Eca?" tanya Nara, kepala nya celingak celinguk ke dalam kelas Desya

"Sama si Atlas ke bawah tadi"

Nara menatap Agus sebentar kemudian kembali duduk di depan kelas nya. Sebenarnya Desya dan Atlas ada hubungan apa? apa mereka sekarang dekat tanpa sepengetahuan Nara?

Dari kejauhan Nara bisa melihat Desya dengan  baju panjang oversize juga cardigan berwarna senada dengan baju abu nya tak lupa dengan celana putih yang terlihat sangat cocok di pakai gadis itu.

Desya berlari kecil, menuju ke arah nya. Ia berusaha tak menghiraukan keberadaannya. Langkah gadis itu terdengar sudah dekat dengan napas nya yang sedikit ngos-ngosan

"Anjir Nar cape gue" ucap nya lalu duduk di samping Nara, kaki nya ia selonjorkan—-"Lo kemarin kemana? pulang sekolah gue cariin"

"Antar Tania" jawab Nara acuh. Gadis itu mengangguk tanda ia paham

"Oh untung aja gue naik angkot. Btw hari ini sibuk banget deh kek nya, liat orang-orang kesana kesini"

"Emang ga capek apa" celoteh nya

"Eh Nar, lo nyanyi ya? mau nyanyi apaan Nar?"

"Story of My Life, req dari Tania"

Tania lagi batin Desya. Ia tersenyum ke arah Nara—-"Pasti suara lo bagus. Malam minggu jadi ga ke pasar malam?"

Nara membalas tatapan Desya—"Lo mau?"

"Gimana elo, kan lo yang ajak" Desya merasa ada yang berbeda dengan sikap Nara, apa ada sesuatu yang di sembunyikan Nara?

"Gue jemput udah Isya"

Desya tersenyum senang—"Oke, gue tunggu. Eh tapi Nar lo ga lagi deket sama cewek lain kan?" tanya Desya tiba-tiba, membuat Nara mengerutkan keningnya

NARAYA (SEHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang