32. Eradicate!

2.6K 104 7
                                    

Ayumi berusaha kabur dari seorang pelayan muda yang kini mengejarnya, mengancamnya dengan suara dua pedang bergesekan. Ayumi hanya punya sebuah biola; tidak seimbang. Pelayan itu menyadari ketakutannya dan tersenyum lebar. Wajahnya terlihat aneh ketika ia menarik sudut-sudut mulutnya ke belakang dan memamerkan sederetan gigi seputih cat. Warna putih gigi yang tidak wajar. Mulutnya bahkan tidak memiliki gusi.

Seberapa muda pelayan ini? Ayumi mengernyit. Mungkin sebaya dirinya, kecuali tubuhnya yang ramping dan lentik. Seorang pelayan elf yang bisa bergerak seluwes angin. Ayumi menghunuskan busur biolanya, sekali lagi mengubah senar tersebut menjadi bilah pisau. Rasanya seperti memegang gergaji tangan. Sejenak, sang pelayan muda terpukau akan kecantikan busur biola, tetapi dengan cepat kembali terfokus ke arahnya. Sepasang pedangnya menari liar di sekitar Ayumi.

Pelayan ini jelas-jelas hanya menggodanya.

Ayumi meringis. Ditangkisnya serangan sang pelayan berkali-kali, sambil memikirkan bagaimana caranya menyerang balik. Tangkisannya agak canggung dan salah satu pedang tersebut berhasil menggores lehernya.

Dia tidak tahu cara bertarung yang benar. Nanaho selalu mengajarkan tentang keanggunan, cara minum dan makan yang sopan, bagaimana caranya membawa lima kamus besar di atas kepalanya—tetapi tidak bertarung. Memegang pedang sedikit pun tidak. Dan sekarang, ada sesuatu yang menggelenyar di perutnya, naik ke dadanya hingga ke kepala. Rasa marah. Ia marah karena harus menjadi gadis lemah lembut yang tidak tahu cara bertarung, menjadi gadis pemalu yang bahkan terlalu malu untuk minta maaf.... Ya. Sewaktu Pangeran Takumi dikabarkan menghilang, mereka masih bermusuhan.

Ayumi menanyakan soal bintang harapan yang selalu mereka temukan di langit sebelah barat, yang mengeluarkan cahaya biru temaram di saat bintang lain berwarna kuning menyilaukan. Itu bintang kesukaan mereka sewaktu masih kanak-kanak. Pangeran Takumi menjawab, “kita sudah dewasa. Tidak ada bintang harapan lagi.” Dan Ayumi langsung kecewa.

Diliriknya sang pangeran yang sedang mengatasi pelayan elf lain yang lehernya nyaris putus. Ayumi tidak bisa minta maaf sekarang. Kalau teman-temannya mendengar soal pertengkaran masa lalu yang konyol itu, ditambah masalah bintang harapan yang menjadi rahasia sang gadis ilusi dan Pangeran Takumi,  mereka tidak akan terkesan. Menertawainya, malah.

“Memikirkan sesuatu, gadis kecil?”

Ayumi tersentak dari lamunannya. Pelayan itu masih ada di sana.

Gadis itu buru-buru mengumpulkan kesadarannya—ia harus cepat. Diikatnya biola tersebut di sekitar pinggangnya dengan pita hitam yang sebelumnya menghiasi pinggiran gaunnya, kemudian mulai bergegas. Ia menggenggam busur biola tersebut dengan pasti. Ujung busur yang seharusnya tumpul itu kini setajam jarum, dan Ayumi sadar bahwa semua orang bisa bertarung menggunakan apa saja.

Dengan keberanian, dengan nama baik.

Ia mengarahkan busur biolanya ke tubuh sang pelayan. Setiap kali pelayan itu akan melukainya, ditekuknya lutut kanannya dan diluruskannya lutut kiri ke belakang, kemudian tubuhnya mengelak ke samping—cara menghindar yang pertama terpikir olehnya. Ayumi teringat gerakan-gerakan luwesnya sewaktu berenang di bawah laut. Gadis itu melompat dari posisinya, melampaui pelayan itu, dan menolakkan badannya ke belakang sang pelayan. Gerakan salto ringannya di udara memenuhi ingatannya akan salto-salto yang sering ia lakukan di dalam air. Tubuhnya terasa ringan.

Kemudian—sambil melakukan penekukan lutut-lutut dan memegang busur biola dengan kedua tangannya—Ayumi menebas sayap kupu-kupu sang pelayan muda dengan lincah. Sepasang benda semitransparan tersebut terlepas ke udara bebas, kemudian jatuh ke tanah. Pelayan itu cepat-cepat berbalik. Sang gadis ilusi berlari ke sebelahnya, kemudian menelikung kaki kiri sang pelayan hingga pemuda itu terjerembab. Ayumi melepaskan ikatan pita terhadap biolanya. Ditekankannya biola tersebut ke punggung sang pelayan, mencegahnya agar bangkit.

ElementbenderWhere stories live. Discover now