My Husband CEO (PROSES REVISI)

By zizianugrah

901K 26.7K 3.6K

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. DON'T COPY MY STORY ! 21+ ! Bijaklah dalam membaca! __________ Jose Ste... More

MHC - Cast
Prolog - First meet.
Part 1 - Cafe
Part 2 - Bertemu kembali
Part 3 - Kesal.
Part 4 - Victor pengganggu
Part 5 - Care
Part 6 - Penggoda
Part 7 - Penguntit
Part 8 - Terkilir
Part 9 - Khawatir
🌸 Pendalaman Tokoh 🌸
🌸 Pendalaman Tokoh 🌸
Part 10 - Bosan
Part 11 - Club
Part 12 - The same place
Part 13 - Dangerous
Part 14 - Murka
Part 15 - Dendam pada Beatrix
Part 16 - Reasons
Part 17 - Taman
Part 18 - Flashback
Part 19 - Ancaman
Part 20 - Kematian keluarga Beatrix
Part 21 - Cantik
Part 22 - Kampus
Part 23 - Mansion Brian
Announcement
Part 24 - Barbeque
Part 25 - Frozen
Part 26 - Emosi
Part 27 - Album masa lalu
Part 28- Mimpi buruk
Part 29 - Kiss
Part 30 - China
Part 31 - Dia adalah Tunanganku
Part 32 - Keraguan Kaylee
Part 33 - Memilih gadis masa lalu
Part 34 - Don't leave me
Part 35 - Dia siapa?
Part 36 - Laurianna
Part 37 - Emosi
Part 38 - Kebahagiaan
Part 39 - Shirtless
Part 40 - Kejujuran
Part 41 - Keberadaan El
Part 42 - Dalam Bahaya
Part 43 - Darah
Part 44 - Kembali
Part 45 - She is come back
Part 46 - Panda putih
Part 47 - Perginya Elena
Part 48 - I love u, Alee
Part 49 - Teka-teki
Part 50 - Masa Lalu
Part 51 - Kembali
Part 52 - Wake up
Part 53 - Jealous
Part 54 - Terbongkar
Part 55 - Returning heart
Part 56 - Secret mission
Part 57 - It all began
Part 58 - The dead (1)
Part 60 - Pengebumian
Part 61 - Kematian sesungguhnya.
Bonus picture
Part 62 - Around me
Part 63 - Halaman baru
Part 64 - Kemurkaan Chelsea
Part 65 - Will you marry me?
Part 66 - Before marriage
Part 67 - Maried
Part 68 - First night
Part 69 - I'm yours.
Part 70 - Swiss
Part 71 - Curiga
Part 72 - Fell and disappeared
Part 73 - Life or die?
Part 74 - Little surprise
Part 75 - Kronologis
Part 76 - He lies
Part 77 - Pregnant?
Part 78 - She know
Part 79 - Finally, she really knows!
Part 80 - Silam
Part 81 - Heartbreak
Part 82 - let's play with him!
Eps 83 - finished problem!

Part 59 - The dead (2)

5.1K 243 76
By zizianugrah

Happy reading!
Jangan lupa Vote and comment yah!
____

Jose menunduk menghadap Derick, ia mengeluarkan sebuah pistol dari mantel nya.

"Kau membuat ku tidak memiliki pilihan apapun selain membunuh mu, paman. Maafkan aku."

Dorr!

Bukan, bukan Jose yang menekan pelatuk itu hingga melubangi kepala Derick.

Namun, tembakan itu bersamaan dengan seorang gadis yang berjalan mendekat dari balik lorong.

_______

Suara langkah kaki yang saling bertautan, bersamaan dengan suara pistol, membuat semua orang menajamkan penglihatannya pada seseorang yang baru saja datang dari balik lorong.

Putri Fletcer berjalan dengan angkuh, di jemarinya sudah tersemat pistol yang sempat ia gunakan untuk menembak Derick. Tidak jauh darinya, Fletcer dan putra nya sudah berjalan mendekat.

Laurianna menutup mulutnya rapat-rapat, air mata menetes tanpa di minta. Meskipun rasa bencinya terhadap Derick yang begitu besar, tidak dapat menampik jika ia juga sangat mencintai ayah nya. Bagaimanapun, Derick lah yang selama ini selalu berada di sampingnya ketika ibu nya tidak memedulikan diri nya.

Laurianna mendekat pada tubuh Derick yang sudah terbujur kaku, tangis nya semakin kencang. "Maafkan Anna, daddy. Bangunlah! Katakan pada ku, jika apa yang kau katakan semua tidak benar! Bangunlah!"

Anna mengguncang tubuh Derick, berharap sang empu kembali membuka matanya dan mengatakan kebenaran nya. Namun nyawa sudah meregang, tidak ada yang bisa mengembalikan semuanya seperti semula.

Kaylee menitikkan air matanya, apa yang Anna rasakan saat ini, tidak jauh berbeda dengan yang ia rasakan sewaktu ia kecil.

Kaylee mengusap bahu Jose perlahan, pria itu memandang Kaylee dengan tatapan nanar. "Pergilah. Dia membutuhkan mu, Ose."  Kaylee tersenyum penuh yakin, hingga Jose mengangguk dan membawa Anna ke dalam pelukannya.

"Jangan mengkhawatirkan apa yang ia katakan. Tidak ada seorang ayah yang tidak mencintai putrinya sendiri."

Anna mendongak, menatap Jose. "Maafkan semua kesalahannya. Kau bisa menghukum ku sebagai balasan at--"

"Aku sudah memaafkan semuanya."

Anna menundukkan kepalanya. Namun, tiba-tiba netranya menatap sepasang sepatu yang cukup ia kenali, sepasang sepatu yang pemakai nya sudah membunuh ayahnya.

Anna menatap nyalang dan penuh kebencian.

"Penghianat! Psikopat! Kau benar-benar gila!"

Putri Fletcer mendekat dan tersenyum miring, memegang dagu Anna dengan erat-erat.

"Tidak ada pohon yang tumbuh tanpa akar, tidak ada kematian tanpa sebab. Itu untuk dia yang hampir mencelakai, Jose."

Anna menggeram kesal. "Kau!"

Putri Fletcer tersenyum miring. "Derick adalah orang pertama yang berani mengancam keberadaan ku. Karena itulah aku berjanji untuk membunuh dia dengan tangan ku sendiri."

Jose mengepalkan jemarinya, ia menarik Anna dari cekalan putri Fletcer.


Kedua mata mereka saling bersitatap. Jika putri Fletcer memberikan tatapan penuh ingin memiliki, berbeda dengan, Jose. Hanya ada binar kemarahan, bersamaan dengan jemarinya yang sudah mengepal.

"Lama tidak berjumpa. Bagaimana kabarmu?"

"Tidak usah berbasa-basi. Aku kemari tidak untuk mengetahui keberadaan mu." Jose mengalihkan pandangannya kepada semua pengawal, memerintahkan mereka untuk pergi ke dalam ruang bawah tanah. Ken bersama dengan Brian dan Daddy Samuel  juga turut membantu mereka.

"Berhenti!" Teriak putri Fletcer dengan kencang.

Jose tidak mengindahkan itu semua, ia tetap memberikan isyarat untuk pergi menuju ruang bawah tanah.

Putri Fletcer segera menekan earpiece yang tersemat di telinganya. "Amankan seluruh bagian ruangan bawah tanah sekarang!"

"Lakukan semaumu, Elena. Mereka tidak akan pergi tanpa tangan kosong."

Wanita yang berdiri dihadapan Jose adalah Elene Juelleta Fletcer. Elena dan keluarganya lah yang selama ini merubah marga nya menjadi Mavros seusai peristiwa beberapa tahun yang lalu. Dan itu artinya... pria yang berdiri di samping Fletcer saat ini adalah Antonio Helbert Fletcer. Dan Antonio adalah pria yang sudah membuat ayah Victor celaka hingga merenggut nyawanya.

Pada saat acara peresmian hotel Brian di Rusia, Kaylee tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang mengotori gaun nya. Pria itu adalah Antonio. Antonio membawa Kaylee hingga ke lorong yang nampak lenggang, lalu tidak lama ada seorang pria yang keluar dari dalam lift dengan pisau yang berada di tangannya. Allard lah yang melakukan itu semua hingga Kaylee terbaring di rumah sakit. Sebelum kesadaran Kaylee menghilang, ia mengatakan semuanya. Jika ibu dan adiknya sedang berada dalam bahaya. Elena membawa mereka ke dalam  mansion nya. Jika ia tidak menuruti perintah Elena, makan ibu dan adiknya yang akan terbunuh. Mau tidak mau, ia berkhianat dan melukai Kaylee pada saat itu.

Elena melakukan itu semua karena ia tidak ingin kehilangan Jose, terlepas dari kesalahan yang telah ia perbuat selama ini.

Dibalik ini semua, Elena pernah terkena riwayat penyakit gangguan jiwa. Itu semua yang membuat ia menjadi seperti ini.

"Setelah hubungan kita kembali seperti semula, aku akan mengembalikan mereka padamu. Tapi tidak untuk saat ini!"

Jose menatap manik mata Elena dengan tajam. Ia semakin yakin, sedalam apapun tatapan itu, tidak akan pernah ada lagi rasa cinta seperti dulu lagi. Kebohongan yang Elena perbuatan begitu membekas pada hati nya. Hingga memaafkan adalah pilihan terakhir yang sebenarnya cukup sulit untuknya. Namun, lebih sulit lagi jika ia harus kembali tanpa rasa cinta dan memori penghianatan yang begitu membekas.

"Upayaku yang sia-sia, berdiam diri menunggu kau kembali tanpa kabar sekalipun. Begitu aku mendapat kabar tentangmu, penghianatan yang aku dengar pertama kali. Selangkah selanjutnya, aku menyesali karena pernah mencintai wanita seperti mu. Tidak hanya itu saja, kau juga sudah melukai milikku kembali, Lena. Aku mencintai dia, tanpa pengecualian. Jika kau melukai dia kembali, keputusan terakhir adalah membunuh mu saat itu juga. Jangan mengharapkan sesuatu yang tidak bisa terjadi kembali. Aku akan tetap memilih Ale, tidak ada pilihan lain." Tanpa ragu, ucapan itu berhasil menghunus hati Elena.

Berbeda dengan Kaylee, gadis itu terdiam mematung di tempatnya. Pengakuan yang cukup manis, disaat hatinya sedang tidak baik.

Mungkin amarah sudah menguasai Elena sepenuhnya, hingga untuk mencerna ucapan Jose barusan membuat ia merasa tidak terima. Tatapannya langsung tertuju pada Kaylee yang berdiri di belakang Jose, dengan cepat Elena mengeluarkan pistol yang berada di dalam mantel nya. Alih-alih menembak, Jose lebih dulu memutar pergelangan tangan Elena, lalu membuang peluru yang tersemat dalam pistol itu.

"Bajingan! Aku sudah memperingati mu, Lena! Jangan menyentuh wanita ku sedikit pun!" Jose membenturkan tubuh Elena di tembok. Sekarang, pistol yang ia miliki sudah berada tepat di pelipis Elena.

Kaylee menutup mulutnya rapat-rapat. Fletcer segera menghampiri Jose, dengan tatapan memohon, ia bersimpuh di depan Jose. Sedangkan Antonio, ia sudah berada di tangan Victor saat ini.

"Maafkan putriku, nak. Maafkan kami. Aku mohon, jangan lakukan itu pada Elena. Bunuh aku! Bunuh aku untuk menebus semua kesalahan kami."

Seperti angin lalu, Jose tetap tidak menurunkan pistol nya. Berdiri tegap, tanpa rasa ragu.

"Tidak satu di antara kalian, namun semua."

Fletcer mendongak. "Biarkan kesalahan mereka menjadi tanggungjawab seorang ayah. Biarkan mereka hidup untuk memperbaiki kesalahannya."

"Maafkan kami... telah mencelakai wanitamu, mencuri data-data perusahaan milikmu, dan maafkan kami telah membohongi James dan Kathy selama bertahun-tahun. Ini semua salahku, kumohon biarkan mereka tetap hidup untuk mempertanggung jawabkan kesalahannya. Ambil nyawaku jika itu cukup untuk membalaskan rasa sakit atas kehilangan keluarga mu. Maafkan kami." Fletcer memandang Jose dan Victor bergantian. Antonio tidak melawan saat Victor menghujam tubuhnya dengan beberapakali pukulan. Rasa sakitnya tidak sebanding dengan yang dirasakan Victor saat ditinggalkan seorang ayah.

Tidak ada yang bergeming, hanya Fletcer yang memohon belas kasih.

"Aku akan mengembalikan semua data peru--"

"Apa kau pikir kalian bisa dengan mudah menghancurkan perusahaan milikku melalui Derick? Kau menganggap diri mu pebisnis tapi masih tak paham? aku sudah lebih dulu memotong bangkai itu sebelum tersebar. Bukan perusahaan milikku yang hancur di tangan kalian, tapi perusahaan kalian yang hancur di tanganku karena kebusukan kalian sendiri."

"Stop it!" Elena berteriak begitu kencang, Jose menatap Elena semakin tajam. Ada sebuah kata yang ingin Elena katakan saat itu juga.

"Apa semudah itu bagimu? bertahun-tahun kita bersama, hanya satu kesalahan yang tidak sengaja ku perbuat, kau melakukan ini semua padaku, Steve?"

Suaranya begitu parau, ada air mata yang mengalir dari pelupuk matanya. "Bagaimana kau bisa mengakhiri ini dengan semudah itu? kenapa bisa semudah itu membuang ku?"

Jose hanya tersenyum samar, seolah apa yang dikatakan Elena hanyalah lelucon yang tidak memerlukan sebuah jawaban darinya.

"Aku tidak akan ragu membuang sebuah bangkai seorang penghianat. Kau lebih buruk dari yang pernah ku kenal, Lena!"

Brukk!!

Suara pintu yang didobrak paksa berhasil mengalihkan seluruh pandangan semua orang yang berada pada ruang tengah. Brian, Ken, dan Samuel, dan beberapa pengawal Jose terlihat sudah kembali dengan membawa sandera, tergopoh-gopoh membawa tubuh mereka yang sudah tidak berdaya karena siksaan Elena. Ibu dan adiknya Allard, serta dua bodyguard yang menjadi mata-mata di mansion Fletcer.

Terlihat luka tembak yang merobek bagian dada atas Brian, pria itu berusaha berjalan tegap, meskipun luka yang dalam sehingga memicu pendarahan yang begitu hebat.

Kaylee langsung menghampiri Brian dengan wajah pucat. "Kau terluka! Masuklah ke dalam pesawat lebih dulu, lalu atur kendali ke dalam rumah sakit! Kau bisa kehabisan darah, Brian!"

"It's okay. Hanya luka kecil, princess." Brian tersenyum masam. Sedetik kemudian, ia melihat arlojinya.

"Ohh shit!!! Cepat kosongkan ruangan! Tidak ada waktu lagi untuk menjinakkan bom selama sepuluh menit!"

"A--apa maksudmu?"

"Wanita ular itu sudah memasang bom disetiap sudut ruangan. Tidak ada waktu lagi, cepat kembali dan tinggalkan tempat ini!"

Kaylee menggelengkan kepalanya. "Pergilah lebih dulu ke rumah sakit, kalian terluka. Sesuai yang kukatakan tadi, aku ingin berbicara dengannya sebentar. Give me five minutes, please."

Brian tetaplah Brian, dia yang selalu berupaya menjaga adiknya. "Jangan keras kepala, Kaylee! ini berbahaya!"

"Biarkan dia menyelesaikan semuanya, Jose bisa menjaga adikmu. Lebih baik kita kerumah sakit, luka mu tidak berhenti mengalami pendarahan. Kau yang seharusnya tidak keras kepala, Brian!" ucap Samuel.

Brian hanya bisa menghela napasnya pasrah. Ia juga tidak bisa egois, disaat nyawa nya dan seseorang tengah membutuhkan penanganan medis saat ini juga. "Lima menit! Tidak lebih dan tidak kurang, setelah itu kembali dengan keadaan selamat."

Kaylee mengangguk, lalu ia menghampiri Anna.

"Pergilah bersama mereka, Anna. Ayahmu akan tetap ikut bersamamu, setelah ini akan dikebumikan bersama-sama."

Anna hanya bisa membalas dengan sebuah senyuman kecilnya saja. Bagaimanapun, hatinya masih tidak bisa menerima kepergian ayahnya. Terlebih, wanita yang berbicara padanya saat ini adalah wanita yang tetap baik kepadanya meskipun dirinya berniat akan menghancurkan hidupnya.

Ketika ia sudah berjalan mendekati pintu, kaki nya tidak sengaja menendang sebuah pistol yang digunakan Elena untuk membunuh ayahnya.

Dengan tangan yang bergetar, Anna mengambil pistol itu. Ia memposisikan pistol itu tepat pada Elena.

Dorr!

Setelah suara memekikkan telinga itu terdengar, Anna segera berlari kecil, ketika bidikan nya tidak mengenai tepat sasaran.

Peluru itu lebih dulu menembus kepala bagian belakang Fletcer saat Fletcer berusaha melindungi Elena.

Elena terduduk lemas, kini ayahnya sudah tidak bernyawa lagi. Sedangkan Antonio, tidak sadarkan diri di tempatnya.

Victor meninggalkan Antonio begitu saja. Ia tidak sungguh menghilangkan nyawa pria itu. Karena jika ia melakukan itu semua, sama saja ia seorang pembunuh seperti yang membunuh ayahnya. Victor pergi dengan membawa tubuh Derick. Kini hanya ada Jose, Kaylee, dan Elena di dalam ruangan itu.

"Aku sudah kehilangan semua, Steve! aku juga sudah kehilangan mu! Kita harus mati bersama! Kau tidak bisa meninggalkanku di neraka seorang diri!"

Jose berusaha mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Elena. "Aku tidak mencintaimu lagi, Elena. Jangan memintaku untuk melakukan hal yang tidak dapat kulakukan lagi. Aku mencintai Kaylee, aku tidak akan mengkhianatinya sampai kapanpun. Hiduplah dengan mencintai dirimu sendiri."

Elena mendekat pada Jose, membelai lembut rahang pria itu. Hanya beberapa detik, sebelum jemarinya benar-benar di tepis oleh Jose. "Apa kau bisa... tetap bersamaku sampai perasaan ku sudah hilang? Mungkin tidak sampai saat itu, tapi sampai aku tenang. Jika kau mencampakkan ku, aku akan menderita dalam waktu lama. Bisakah kita kembali seperti dulu? tidak akan lama, Steve. Kumohon.

Jose berdiri dari tempatnya, ucapan Elena membuat diri nya tidak begitu nyaman mendengarnya. Ia sadar, perasaan nya kepada Elena kini sudah benar-benar hilang.

"Maaf. Lebih baik mengakhiri sekarang. Inilah yang seharusnya terjadi."

Elena nyalang dibuat marah seketika. Vas bunga yang berada di dekatnya sudah terlempar di lantai.

Kaylee mendekat pada Jose. "Ose, biarkan aku berbicara sebentar. Dan tetaplah di sampingku."

Jose mengangguk, ia sudah tahu apa yang ingin kekasihnya bicarakan. Demi kebaikan hubungan nya.

"Oh hai, Elena." Kaylee tersenyum manis pada Elena, yang dibalas dengan tatapan marah khasnya.

"Kau mungkin mengenalku lebih banyak, tapi aku sama sekali tidak lebih mengenalimu. Apa kau begitu marah denganku, sampai-sampai kau ingin melukaiku?"

"Ya! Kau adalah wanita murahan yang sudah mengambil posisiku di hati, Steve! Kau jalang!"

"Tutup mulutmu, Lena!" Jose menggeram marah, namun Kaylee lebih memperingati Jose untuk tetap terdiam di tempatnya.

"Maafkan aku."

"Alee..." Jose seolah tidak mengerti apa yang diucapkan Kaylee barusan. Kaylee bukanlah yang bersalah, tidak seharusnya ia meminta maaf. Itu yang Jose benci saat ini.

"Kau bisa mengumpat semaumu, Elena. Tapi apa yang kau lakukan tidak bisa mengubah semuanya sekarang. Ingin kuberi tahu sesuatu?"

Elena hanya terdiam.

"Jose adalah pria yang yang mencintaimu dengan begitu tulus, ia menghabiskan waktunya untuk menunggu kabar darimu. Apa yang kau katakan, ia dengarkan dan lakukan dengan baik selama ini. Kau meminta dia untuk tidak mencari keberadaan mu, ia berusaha melakukan itu meskipun tidak adil untuk dirinya sendiri. Namun, ketika hati kecilnya begitu merindukan mu, apa kau masih menyalahkan dia ketika ia ingin mencari keberadaan mu? selama bertahun-tahun, tanpa kabar kau menghilang. Aku tidak ingin menyalahkan siapapun. Hubungan itu dua orang, ketika terjadi masalah artinya semua harus bertanggungjawab."

Kaylee memegang pundak Elena, seolah ia tengah berbicara dengan temannya sendiri. "Elena, setiap orang memiliki pilihan untuk setia pada pasangannya atau berselingkuh. Jose juga memiliki pilihan untuk bertahan atau meninggalkan mu. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi setelah ini.  Apa dengan kau balas dendam seperti ini akan membuat Jose kembali padamu? kau sudah tahu jawabannya. Menyadari apa yang kau lakukan dan hiduplah yang lebih baik, El."

"Persetan dengan semua yang kau katakan! Steve tidak akan meninggalkan ku jika ia tidak bertemu dengan jalang seperti mu!"

"Mungkin, kami saling mengenal disaat kalian masih bersama. Lebih tepatnya, disaat Jose belum mengetahui apapun tentangmu. Kami saling mengenal hanya karena pekerjaan yang membawa kami pergi bersama. Jose tidak mengkhianati hubungan kalian, justru apa yang kau lakukan menjadi alasan besar mengapa Jose melakukan ini semua sekarang. Kami saling mencintai ketika Jose sudah mengetahui semuanya, El. Tidak pernah ada pikiran dia untuk berkhianat darimu."

Elena tertawa sumbang. "Oh ya? apa kau pikir pria yang sudah bertahun-tahun bersama dan saling mengenal, bisa semudah itu melupakan? Jangan besar kepala, berpikirlah seolah kau menjadi bonekanya disaat ia tengah marah padaku saat ini. Lihatlah, aku sudah mengenal Steve sedari kami kecil, kami saling mencintai, kami saling menyayangi. Hanya dalam beberapa menit, bahkan hari, apa kau pikir dia bisa melupakan ku dengan semudah itu? Jangan gila, Beatrix. Jangan menjalin hubungan dengan seseorang yang belum bisa menyelesaikan masa lalunya. Kau hanya akan terlihat menyedihkan!"

"Shit!" umpat Jose.

"Apa yang kau lakukan bukanlah kesalahan kecil, Elena! Kau bersetubuh dengan pria lain hingga mengandung. Menjijikkan untukku, mungkin tidak untukmu. Lalu pergi meninggalkan ku tanpa kabar selama bertahun-tahun. Masih tidak sadar? apa yang kau lakukan perlahan-lahan membuatku terbiasa tanpa adanya kau selama ini. Lebih dari cukup mengapa aku bisa melupakan mu secepat ini."

Elena semakin menangis menjadi-jadi. "S--steve, aku mencintaimu! Maaf, maafkan aku. Hikss."

"Jangan terikat cinta pertama mu terlalu lama, cinta pertama mungkin belum tentu menjadi yang terakhir. Tak baik berlarut, baik dengan orang maupun cinta. Kau hanya perlu mencintai dari jauh untuk saat ini. Itulah yang terbaik bagi semuanya." Ucap Kaylee kembali berbicara.

Jose tersenyum kecil. Ia merasakan hatinya menghangat, gadisnya bertingkah seolah tidak ingin kehilangan dirinya.

"Lalu membiarkan mu tertawa bersama dengan pria yang ku cintai? Jangan bermimpi!"

"Oh tidak! Kau salah, Jose bisa memilih. Dia memiliki keputusan untuk tetap bersamamu atau tetap tinggal bersama ku. Jika dia memilih mu, aku akan pergi dan tidak akan menganggu kalian. Tapi, jika Jose memilihku, aku tidak akan melepas dia untuk siapapun. Dia akan tetap menjadi milikku. Aku tidak akan pergi jika dia tidak meminta ku pergi."

Kaylee memandang Jose sejenak. Pria itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, senyumannya sudah terlihat di bibir nya. Begitupun dengan Kaylee, mereka saling pandang dengan senyum di bibir nya.

"Stay with me, Alee."

Kaylee tersenyum lebar, ingin rasanya ia memukul wajah Jose yang sudah terlewat tampan. Ditambah senyumnya yang merekah sempurna.

"Jangan keras kepala, Elena. Kau menantikan seseorang, tapi jika kau menderita, itu bukan cinta, tapi obsesi. Cinta kau miliki telah berubah dan membusuk. Kau harus membuangnya sebelum hatimu semakin membusuk. Hiduplah dengan sempurna setelah ini, kau bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik lagi."

Elena tidak bisa menampik semua perkataan Kaylee. Semua yang dikatakan Kaylee begitu menyentuh hatinya. Namun, ketika cinta sudah memenuhi ruang hati dan pikirannya, terkadang bisa membuat seseorang murka.

Kaylee berdiri, lalu Jose merangkul pinggang Kaylee dengan posesif.

"Tiga menit lagi. Kita harus segera pergi."

"Tunggu. Bagaimana dengan mereka?"

"Kau masih memikirkan mereka? Ayolah, Alee. Kau saat ini juga sedang dalam bahaya, pikirkan dulu diri mu saat ini."

"Osee, i know it. Tapi Fletcer perlu dikebumikan, Antonio? Elena? bantulah mereka, biarkan pihak yang berwajib yang menyelesaikan ini semua."

Jose membuang napasnya pasrah. Ia tidak bisa menolak keinginan gadisnya yang kelewat baik hatinya. "Baiklah, aku akan meminta pengawal untuk membawa mereka. Tapi kita keluar dari sini lebih dulu. Ayo!"

Kaylee menurut.

Ketika mereka hendak sampai di pintu, tiba-tiba seluruh akses pintu dan jendela tertutup.

Jose langsung memutar kepalanya menatap Elena tajam.

Elena dengan sengaja menekan sebuah remot yang berada di dalam saku celananya, menutup seluruh akses pintu masuk dan keluar mansion. Tidak lama, remot itu sudah dihancurkan Elena.

"Jika aku tidak bisa memiliki mu, maka kau harus mati bersamaku, Steve!"

"Sialan!" Jose hendak menghampiri Elena, namun Kaylee lebih dulu menahannya.

"Tidak ada waktu lagi, kita harus berusaha keluar dari sini. Satu menit 48 detik, Ose!"

Jose berusaha mencari jalan keluar, namun nihil. Semua pintu tertutup rapat, tidak ada waktu lagi jika ia harus menghubungi orang pilihan nya untuk membukakan pintu itu.

Pilihan terakhir, ia harus memecahkan kaca yang berdiameter begitu tebal. Jose yakin, jika kaca itu adalah kaca anti peluru. Hanya peluru dengan kekuatan tertentu yang bisa menembus kaca itu.

"Berhenti melakukan hal bodoh, Steve. Usahamu tidak akan membuahkan hasil. Kita akan mati."

Jose mengambil pistol miliknya. Pistol yang dimilikinya memiliki radius lebih cepat sehingga mungkin dengan beberapa kali tembakan kaca itu bisa pecah.

Berhasil!

Kaca itu sudah hancur dengan lima peluru milik Jose.

Jose segera menarik Kaylee. "Keluarlah lebih dulu."

Ketika Jose hendak keluar, Elena memukul kepala Jose menggunakan tongkat baseball. Hingga Jose hampir kehilangan kesadarannya.

Tidak lama setelah itu...

BOMM!

Dalam hitungan detik, mansion itu sudah hancur lebur tanpa meninggalkan sisa.

Hanya ada air mata yang mungkin nanti akan tersisa.

###
To be continue

Holaaa!! Guys, akhirnya MHC update!😭

Maafin zi ya yang tiba-tiba hilang terus ga update MHC lama. Ada something yang bikin zi gabisa nulis dulu beberapa bulan ini. Zi harus uninstall wattpad, tapi setelah zi menghilang cukup lama, zi akhirnya memutuskan buat come back lagi! Yeayyy!

Ada yang kangen Ose sama Alee nggak?

Absen dulu yang tetep nungguin notif MHC ada meskipun zi ga update. Yang sampe nge dm zi, selalu komen cerita ini katanya nunggu notif dari zi😭

Terimakasih!

Spam next untuk update?

Jangan silent riders please... Yuk komen sebanyak-banyaknya.

Kalian ada yang masih bingung dengan cerita MHC nggak?

Zi bakal jelasin satu-satu ya.

1. Jadi, Fletcer yang sebenarnya itu adalah keluarga Mavros, yaitu keluarganya Elena. Itu artinya, keluarganya nya Elena yang sudah mengubah marganya karena masalah beberapa tahun lalu (masalahnya udah di jelasin di part sebelumnya)

2. Jadi nama mereka sebenarnya :
    Elena Juelleta Fletcer
    Antonio Helbert Fletcer
   
    Jadi, nama mereka sebenarnya Fletcer lalu marganya dirubah menjadi Mavros.

3. Antonio yang membunuh ayahnya Victor.

4. Elena menggunakan Allard sebagai pion untuk memperlancar rencananya, yaitu menculik ibu dan adik nya Allard. Setelah itu ia menggunakan Allard untuk memata-matai semua hal yang berhubungan dengan Jose. Kalau Allard menolak, resikonya nyawa ibu dan adiknya.

5. Inget waktu Kaylee celaka di perayaan hotel Brian? Itu Kaylee ga sengaja nabrak orang, nah orangnya Antonio, yg pada akhirnya Antonio membawa Kaylee ke lorong. Berakhirlah Kaylee hampir dibunuh oleh Allard.

Ada yg masih ga paham? bisa kalian tanyain disini, nanti zi jawab.

Jangan lupa voment nya yah. Spam dari kalian bikin zi semangat buat cepet-cepet update.

Jangan lupa follow zi juga, biar kalian ga ketinggalan notif nya Ose sm Alee yah! zizianugrah

Big love!

zizianuzizianugrahgrah
Kamis, 9 Juli 2020

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 26.2K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
3.2M 33.1K 30
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
248K 706 7
Vote masa cuma sange aja vote juga lah 21+
2.3M 35.2K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...