My Husband CEO (PROSES REVISI)

By zizianugrah

902K 26.7K 3.6K

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. DON'T COPY MY STORY ! 21+ ! Bijaklah dalam membaca! __________ Jose Ste... More

MHC - Cast
Prolog - First meet.
Part 1 - Cafe
Part 2 - Bertemu kembali
Part 3 - Kesal.
Part 4 - Victor pengganggu
Part 5 - Care
Part 6 - Penggoda
Part 7 - Penguntit
Part 8 - Terkilir
Part 9 - Khawatir
🌸 Pendalaman Tokoh 🌸
🌸 Pendalaman Tokoh 🌸
Part 10 - Bosan
Part 11 - Club
Part 12 - The same place
Part 13 - Dangerous
Part 14 - Murka
Part 15 - Dendam pada Beatrix
Part 16 - Reasons
Part 17 - Taman
Part 18 - Flashback
Part 19 - Ancaman
Part 20 - Kematian keluarga Beatrix
Part 21 - Cantik
Part 22 - Kampus
Part 23 - Mansion Brian
Announcement
Part 24 - Barbeque
Part 25 - Frozen
Part 26 - Emosi
Part 27 - Album masa lalu
Part 28- Mimpi buruk
Part 29 - Kiss
Part 30 - China
Part 31 - Dia adalah Tunanganku
Part 32 - Keraguan Kaylee
Part 33 - Memilih gadis masa lalu
Part 34 - Don't leave me
Part 35 - Dia siapa?
Part 36 - Laurianna
Part 37 - Emosi
Part 38 - Kebahagiaan
Part 39 - Shirtless
Part 40 - Kejujuran
Part 41 - Keberadaan El
Part 42 - Dalam Bahaya
Part 43 - Darah
Part 44 - Kembali
Part 45 - She is come back
Part 46 - Panda putih
Part 47 - Perginya Elena
Part 48 - I love u, Alee
Part 49 - Teka-teki
Part 50 - Masa Lalu
Part 51 - Kembali
Part 52 - Wake up
Part 53 - Jealous
Part 54 - Terbongkar
Part 55 - Returning heart
Part 57 - It all began
Part 58 - The dead (1)
Part 59 - The dead (2)
Part 60 - Pengebumian
Part 61 - Kematian sesungguhnya.
Bonus picture
Part 62 - Around me
Part 63 - Halaman baru
Part 64 - Kemurkaan Chelsea
Part 65 - Will you marry me?
Part 66 - Before marriage
Part 67 - Maried
Part 68 - First night
Part 69 - I'm yours.
Part 70 - Swiss
Part 71 - Curiga
Part 72 - Fell and disappeared
Part 73 - Life or die?
Part 74 - Little surprise
Part 75 - Kronologis
Part 76 - He lies
Part 77 - Pregnant?
Part 78 - She know
Part 79 - Finally, she really knows!
Part 80 - Silam
Part 81 - Heartbreak
Part 82 - let's play with him!
Eps 83 - finished problem!

Part 56 - Secret mission

7.5K 311 91
By zizianugrah

Happy reading!
Jangan lupa vote and comment.

_____

Awan terlihat begitu tebal, rintik hujan mulai berjatuhan. Hamparan rerumputan dan bunga lily dialiri air hujan yang saling bersahutan. Burung-burung bersembunyi menghangatkan tubuhnya, hanya ada suara air hujan yang menghiasi senja kala sore itu.

Di sinilah mereka saat ini, di kamar Kaylee. Melalui kaca transparan, mereka saling bersitatap dengan hujan dan senja. Hanya ada keheningan diantara mereka.

Kaylee berdiri persis di samping kaca, sedang Jose---pria itu duduk di samping ranjang. Mengamati setiap detiknya hujan mengalir, sembari menatap gadisnya yang tersenyum menikmati suasana sore itu.

"Jadi, bagaimana dengan Elena? Fletcer?" Ucap Kaylee, tanpa mengalihkan pandangannya.

Jose bangkit, berdiri tepat di belakang Kaylee. Kedua jemarinya berada di saku-saku celananya. "Aku dan Elena pernah memiliki hubungan. Kami pernah berpacaran."

"Disaat umur ku menginjak tujuh belas tahun, Elena tiba-tiba pergi. Ia mengatakan jika harus pergi bersama dengan ayahnya. Tanpa mengatakan apapun alasannya, ia juga melarang ku untuk mencari tahu semuanya. Itu semua sama saja jika aku tidak mempercayai dia. Dengan bodohnya, aku mengikuti permintaan Elena, tidak mencari tahu dimana keberadaan Elena dan keluarganya. Mom and Dad sudah memaksa ku untuk mencari tahu semuanya sendiri, bahkan Brian, V, dan juga Ken beberapa kali sudah memaksa ku. Namun aku tidak mendengarkan mereka. Karena pada saat itu, Elena pernah mengirimkan pesan padaku. Ia mengatakan, jika ia baik-baik saja, hanya ada beberapa masalah di dalam keluarganya yang membuat ia tidak bisa kembali kepada ku. Aku mempercayai nya."

Jose menghela napasnya sebentar.

"Hingga pada saat itu, aku bertemu denganmu. Tiba-tiba perasaanku mendorong diriku untuk mencari tahu semuanya. Setelah aku mencari tahu semuanya, aku marah, kecewa, dan merasa dipermainkan. Aku baru mengetahui satu fakta, jika Elena dan keluarganya menghilang karena Antonio, kakak Elena menabrak Jimmi---ayahnya Victor dalam keadaan mabuk dan tanpa adanya pertanggung jawaban sama sekali. Yang membuatku marah adalah, Victor sudah beberapa kali meminta ku untuk mencari tahu semuanya tetapi aku menolak. Karena ia sudah berjanji, ia akan membalaskan dendamnya jika aku sudah mengetahui semuanya."

Kaylee menutup mulutnya, ia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin, Victor bisa menyembunyikan hal sebesar itu selama bertahun-tahun?

"Tepat disaat kau mengalami koma, Elena datang, ia menemuiku. Mungkin, dia akan menjelaskan mengapa ia pergi, aku yakin ia mengubah semuanya dan tidak berterus-terang untuk melindungi Antonio. Aku lebih dulu tahu, jika ia menghianatiku. Ia bersetubuh dengan pria lain. Itu yang ia katakan pada saat itu. Tetapi, dia tidak mengatakan lainnya."

Kaylee menggigit bibir nya rapat-rapat. Ia tidak bisa berkomentar apa-apa lagi.

Jose menutupi kesedihannya begitu rapat, hingga tidak ada satu orang pun yang dapat melihat itu. Jose pasti terluka, namun ia lebih memilih pandai dalam memainkan perannya.

"Persetubuhan mereka, membuat Elena hamil. Sammy tidak mau bertanggung jawab, pria itu meninggalkan Elena begitu saja. Elena mengalami tekanan batin, hingga ia depresi. Pernah beberapa kali ia hampir mencoba membunuh bayinya, bahkan dirinya sendiri---namun gagal. Bayi nya terbunuh disaat Elena tidak sengaja jatuh dari kolam renang. Elena semakin depresi, karena perlahan ia mencoba menerima kehadiran bayi nya itu. Hingga seorang psikiater, menyatakan jika Elena mengalami gangguan mental. Elena sempat di rawat di rumah sakit selama beberapa bulan hingga keadaannya membaik. Keluar dari rumah sakit, Elana sedikit berubah. Ia menjadi gadis yang kejam ketika marah. Itu lah yang aku tahu, ketika aku mencoba mencari tahu semuanya melalui psikiater yang sempat menangani dia."

Kaylee menatap Jose lekat. Mengusap bahu Jose lembut.

"A-apa sesakit, itu?"

Jose menggeleng. "Aku sudah menerima semuanya. Elena pergi meninggalkan ku selama bertahun-tahun, mungkin itu membuat ku terbiasa tanpa adanya dia."

"Sakit yang ku rasakan tidak seberapa, jauh lebih sakit disaat aku mengetahui calon tunangan ku menolak ku dengan mentah-mentah." Jose menyeringai.

Kaylee mencubit perut Jose.

"Jangan mencoba-coba! Kau belum menceritakan semuanya padaku."

Jose kembali menceritakan semuanya. Tentang Fletcer. Mulai mereka mengubah marganya, hubungan dengan keluarga Walter, dan kasus penggelapan dana yang keluarga Fletcer lakukan. Awalnya Kaylee terdengar biasa-biasa saja, saat ia mengetahui siapa keluarga Fletcer yang sebenarnya, membuat ia terdiam langsung di tempatnya.

Sebenarnya, apa yang diinginkan keluarga Fletcer dari nya? Semua begitu rumit.

"Disaat kau mengatakan semua perasaan mu padaku di St Petersburg. Apa kau masih memiliki hubungan dengan, Elena? Tepatnya, apa kau sudah mengetahui semuanya?

"Aku sudah mengetahui semuanya, oleh sebab itu, aku berani mengatakan itu semua di depanmu. Disaat itu, Elena memang masih menjadi kekasih ku. Semenjak aku mengetahui Elena berkhianat, aku berniat untuk memutuskan hubungan kami."

"Sekarang aku bertanya padamu, apa yang membuat mu yakin dan menyetujui pertunangan kita? Bukankah kau mengetahui hubungan ku dengan Elena?"

Kaylee menggeleng. "Aku hanya tahu kau memiliki wanita di masa lalumu, tapi aku tidak tahu jika kau masih memiliki hubungan dengan dia. Jika aku tahu, aku mungkin tidak secepat itu mengiyakan semuanya, Ose."

"Maafkan aku... Jika keputusan ku membuat Elena marah, dan--"

Jose menempelkan jemarinya pada bibir Kaylee. "Aku tidak pernah menyesali apa yang pernah kita ucapkan, justru aku senang---sebentar lagi kau menjadi milikku, Alee. Only mine."

Jose membawa Kaylee ke dalam pelukannya.

Kaylee senang, ada rasa hangat yang ia rasakan ketika Jose mengucapkan itu semuanya. Itu tidak berlangsung lama, pikiran Kaylee kembali teralihkan pada masalah dengan keluarga Fletcer. Apa yang akan di lakukan Jose nanti? Tentu pria itu pasti sudah memiliki rencana yang sudah ia pikirkan, menghancurkan Jose tentu tidak semudah itu. Namun, bagaimana jika itu semua gagal? Hingga berujung pada kehancuran?

"Ose... Apa yang akan kau lakukan dengan keluarga, Fletcer? Bagaimana dengan data perusahaanmu yang mereka inginkan?" Mengerjapkan mata sembari mendongak kepada Jose, masih meringkuk di pelukan lelaki itu.

Bola mata Jose menatap lurus ke depan. Tidak ada rasa cemas, seolah semua sama---tidak pernah terjadi apapun.

"Jika itu yang kau khawatirkan, aku sudah menyelesaikan semuanya, Alee."

"Saat aku mengetahui dalang dibalik ini semuanya adalah Fletcer, aku tidak bisa tinggal diam. Aku mengirimkan dua pengawal yang berpura-pura bekerja disana, tugas mereka mengawasi setiap pergerakan yang di lakukan keluarga Fletcer dan meretas beberapa cctv yang terhubung pada setiap sudut mansion mereka."

"Dari situ aku tahu, siapa yang berusaha dengan keras mencuri data-data perusahaan milikku. Bukan Edward, bukan juga dia, tetapi orang itu justru memiliki hubungan dekat denganku. Aku tidak peduli siapa dia, dimana mereka mencoba mencari masalah denganku, mereka akan mendapatkan keadilan."

"Lalu, apa lagi yang akan kau lakukan pada mereka?"

Jose menyeringai tajam, tatapan matanya begitu menyeramkan. "Kau akan tahu nanti. Tidak lama lagi."

Jose melirik arloji yang bertengger di pergelangan tangannya. Jam tangan yang diproduksi oleh Lange & Sohne itu dibandrol dengan harga Rp. 33,25 milliar. Sangat cocok dipadukan dengan suit and tie berwarna hitam yang dikenakan Jose saat ini juga. "Dua puluh menit lagi, mereka akan sampai."

Kaylee menatap Jose bingung. Mereka? Bahkan ia tidak menahu siapa yang disebut 'mereka itu.

"Mereka? Oh God! Siapa lagi, Ose? Mengapa hidup mu selalu penuh dengan teka-teki, huh?!"

Jose tertawa kecil. "Maka, mulai sekarang kau harus terbiasa dengan hidupku, Alee."

Jose mendekat ke arah Kaylee, mengalungkan jemarinya pada pinggang gadisnya. "Brian, Victor, dan juga Ken, mereka sedang dalam perjalanan kemari. Ada beberapa hal yang perlu kami selesaikan."

Kaylee langsung memukul dada Jose pelan. Ia melirik keluar kaca, langit masih begitu pekat dan hujan masih mengguyur ibu kota. "Jose, kenapa kau tidak mencegah mereka?! Cuaca sedang buruk. Seharusnya tidak ada penerbangan, ini akan sangat berbahaya untuk mereka!"

"Alee... semua akan baik-baik saja. Sebelum mereka mengambil jadwal penerbangan, mereka pasti sudah lebih dulu melihat kondisi cuaca. Trust me, mereka semua adalah pembawa pesawat yang handal."

Kaylee mendesah. Ia cemas, terlebih Brian lebih menyukai membawa pesawatnya sendiri.

"Apa kalian akan menyelesaikan semuanya malam ini?"

Masih dalam posisi sama, Jose menyimpan jemarinya pada pinggang gadisnya. Tubuh mereka sangat dekat, hingga mereka sama-sama dapat merasakan hembusan napasnya.

"Kami akan menyelesaikan semuanya besok malam. Kami harus segera membawa mereka kembali. Tidak seharusnya mereka berada disana bersama, Fletcer."

Kaylee membelai lembut rahang tegas Jose. Menatap manik mata Jose dengan lembut.

"Bawa mereka kembali dengan selamat, Ose. Mereka tidak bersalah, mereka hanya umpan untuk memancing kedatangan kita."

"As always, aku akan melakukannya. Semua akan membaik setelah ini."

"Ose... Besok aku akan ikut bersamamu."

Kedua mata Jose melebar. Ia menatap Kaylee tidak setuju. "Alee, apa yang kau bicarakan? Kau akan tetap di mansion, dijaga oleh beberapa pengawal. Biarkan kami yang menyelesaikan semuanya."

Kaylee mengecup kening Jose singkat, tangannya merapikan anak rambut Jose yang sedikit berantakan.

"Ajak aku menyelesaikan ini semua, Ose. Kau bertaruh semuanya sendiri, sedangkan aku hanya berdiam diri di mansion dengan segala kecemasan memikirkan mu? Aku tidak bisa, mereka berbahaya. Putri Fletcer bisa bertindak tanpa dugaanmu, aku tidak akan membiarkan dia melukai mu. Biarkan aku juga ikut menyelesaikan masalah ku sendiri. Kita pasti bisa melewati ini semuanya bersama-sama, Tuhan selalu bersama kita, Ose."

"Alee, aku tidak sendiri. Aku bersama Brian dan yang lainnya. Kami akan kembali dengan selamat. Jika kau ikut bersama kami, putri Fletcer justru akan menjadikan kau umpan kemarahannya. Dia bisa saja melukaimu. Aku tidak suka melihat kau terluka, Alee. Mengertilah!"

"Aku yakin, kau tidak akan membiarkan putri Fletcer menyentuhku. Aku ingin bertemu dengan dia. Ada sesuatu yang ingin aku katakan pada dia. Aku mohon, kau bisa selalu di sampingku jika itu yang kau khawatirkan."

"Alee, no! This is dangerous for you, disana akan banyak benda tajam dan senjata api. Biarkan aku yang menyelesaikan semuanya. I will be back, tanpa luka sedikit pun."

Kaylee menempelkan jemarinya pada dada bidang, Jose. Mendongak, memberi tatapan mohon kepada Jose.

"Apa kau tahu, bagaimana rasanya ketika melihat seseorang yang kau cintai tengah berjuang diluar sana, tanpa ada jaminan dia akan kembali tanpa luka sedikit pun? Rasanya tersiksa, sedang kau harus baik-baik saja di rumah dengan rasa takut dan cemas. Kau berupaya menjaga ku, tidak membiarkan ku terluka sedikit pun. Lalu bagaimana denganmu? aku juga tidak membiarkan kau terluka sedikit pun. Jika pun kau terluka, aku sama halnya merasakan luka itu. Ajak aku bersamamu. Aku bukan gadis yang lemah, biarkan aku menyelesaikan ini dengan putri Fletcer. Kau, kalian, tetaplah menjaga ku. Kita berjuang bersama-sama. Aku memilikimu, yang dengan kapan pun bisa melindungi ku. Ose, aku akan baik-baik saja. Aku akan kembali lebih dulu, jika sudah bertemu dengan putri Fletcer."

Jantung Jose berpacu cepat, bahkan ia sempat berpikir jika Kaylee bisa mendengar detak jantungnya. Ada rasa hangat ketika gadisnya mengucapkan kalimat manis dengan rasa yang begitu tulus.

Perlakuan Kaylee barusan membuat Jose semakin merasa bersalah. Andai saja ia mendengarkan ucapan orang-orang sekitarnya, kejadian pahit seperti ini tidak akan terjadi. Melukai gadis yang ia cintai, rasanya begitu sesak.

"Alee..." Jose menggeram.

"Everything will be okay, dear. Jangan terlalu kau cemaskan."

Jose mengikis jaraknya diantara Kaylee. Membawa kepala gadisnya di pundaknya. "Aku tidak berjanji. Kita bicarakan lagi dengan yang lainnya."

***

Langit sudah cukup petang, bintang-bintang sudah bersinar di atas sana. Keadaan mansion disini cukup sepi, hanya beberapa pengawal berbadan besar yang berjalan kesana-kemari, memastikan bahwa tidak ada musuh yang menginjakkan kakinya di mansion bergaya Eropa itu.

Seorang pria paruh baya nampak keluar dari mobil sport miliknya, diikuti oleh seorang gadis yang berjalan di sampingnya. Para pengawal membuka pintu dan mengarahkan kemana mereka harus pergi.

"Lantai atas, Sir. Mereka sudah menunggu kedatangan anda. Mari saya antarkan."

Pria paruh baya itu, yang dikenal dengan sebutan Mr. R, bersama dengan putrinya melangkahkan kakinya menuju lantai atas. Sebelum memasuki ruangan, Mr. R menghembuskan napas panjang, apa yang ia lakukan ini sudah sangat lah benar. Yaa, mungkin begitu.

"Duduk." Perintah seorang pria paruh baya, Flutcer.

Mr. R duduk pada sofa, sedangkan anak gadisnya duduk di samping pria tampan yang diyakini adalah putra Flutcer.

"Tepat waktu. Serahkan semua data perusahaan nya sekarang juga padaku." Ucap putri Fletcer.

Mr. R memberikan sebuah flashdish kecil kepada wanita itu.

"Semua? Tanpa terkecuali?"

"Aku sudah memasukan semua data perusahaannya di dalam flashdish itu, termasuk perusahaan milik James. Setelah ini kau harus menepati janji mu padaku, memberikan sebagian dana sebanyak 50% dan membayar kerugian pada perusahaanku."

Putri Fletcer berdecih. "Deal. Aku tidak membutuhkan harta ini, yang aku butuhkan gadis itu mati di tanganku." Ucap gadis itu datar, tatapannya terlihat begitu mematikan.

Gadis itu melempar flashdish yang berada di tangannya kepada putra Fletcer. "Periksa semuanya. Pastikan tidak ada kesalahan apapun, misi kita harus berjalan dengan sempurna."

Putra Fletcer memasukkan flashdish itu pada laptop yang berada di depannya. Tatapannya tajam, dengan begitu teliti memeriksa satu persatu data perusahaan Walter. Setelah selesai, senyum licik nya mengembang sempurna.

"No need to be worried, semua sesuai dengan yang kita harapkan. Kekayaan Walter tidak memiliki batas limit. Ghost, this is crazy!"

Putri Fletcer tersenyum licik. Rencana yang ia harapkan berjalan dengan begitu sempurna.

"Nice. Sebentar lagi aku akan menjalankan misi kedua, aku tidak mau menunggu lebih lama lagi. Sudah cukup kesabaranku selama ini."

Fletcer mendekat ke arah putrinya. "Jangan melakukan semuanya dengan gegabah, kekuatan mereka tidak bisa kita remehkan begitu saja. Terlebih, jika mereka membuka kasus lama keluarga kita, posisi kita akan semakin sempit. Pihak kepolisian tidak akan segan-segan mencari keberadaan kita."

"Apalagi yang akan kita lukai putri George, mereka bisa dengan mudah menghancurkan kita kembali. Keluarga mereka sangat berpengaruh di dunia, mereka bisa melakukan apapun untuk membalaskan semuanya atas nama putrinya. Jadi, pikiran kembali sebelum kau melakukan itu, nak. Daddy sudah melakukan segala cara untuk menutup kasus keluarga kita, jika kita terlibat masalah dengan keluarga George dan Walter, mereka bisa membuka kesalahan keluarga kita. Bahkan sebelum kita melakukan misi kedua ini, mereka pasti sudah melakukan sesuatu untuk membalaskan dendamnya pada kami."

Sebenarnya Fletcer kurang menyetujui apa yang dilakukan putrinya, namun ia tidak bisa bertindak apa-apa. Putrinya terlalu mengambil resiko, tanpa peduli apa yang akan ia terima nanti.

"Bullshit! Aku tidak peduli, yang terpenting gadis itu mati!"

"Aku tidak peduli jika kasus keluarga kita terbuka kembali, kita masih memiliki banyak uang untuk menutup semuanya. Harta keluarga Walter? Semua sudah berada dibawah kendali ku. Jadi, jangan mencoba-coba menghalangi ku, daddy. Aku sangat membenci siapapun yang menghalangi rencanaku." Ucap putri Fletcer, matanya melirik satu persatu orang-orang yang berada di ruangan yang sama dengannya.

"Jika kau tahu... Tuan muda, Walter tidak akan membiarkan gadis nya terluka begitu saja ditangan gadis jahat seperti mu." Batin seorang pria.

"Nak, kekayaan kita jika dibandingkan dengan keluarga George tidak akan pernah sebanding! Mereka memiliki kekuasaan dan nama yang baik selama ini, keluarga Walter juga selama ini tidak pernah membuka suara mengenai masalah keluarga kita. Tolong, pikirkan semuanya lebih dulu. Relakan putri George bersama dengan pria itu."

Putri Fletcer menendang kursi yang berada di dekatnya hingga terjatuh. "Jangan harap aku melakukan apa yang kau ucapkan, pria tua! Sampai aku matipun, aku tidak akan pernah rela dia bersama dengan Jose! Dia harus mati! Tanpa ada persetujuan sekalipun dari pria tua sepertimu!"

"Jaga mulutmu jika kau sedang berbicara dengan, daddy! Kami mengikuti kemauan mu bukan berarti kami menyetujui apa yang kau lakukan! Bahkan kegilaanmu, kau hampir membunuh dua orang yang tidak pernah bersalah. Keluarga Fletcer tidak pernah mengajarkan keturunannya menjadi seorang pengecut dan pendendam sepertimu!"

Kedua tangan gadis itu terkepal kuat. Ia memukul putra Fletcer dengan begitu keras, hingga terjatuh di lantai, menikam erat-erat leher kakaknya dengan begitu erat. Semua yang berada di ruangan itu hanya diam, tidak berani membantah dan melerai, karena jika mereka melakukan itu, nyawa mereka menjadi taruhannya.

"Jangan sekali pun kau mengatakan aku gila, aku masih waras! Jangan berlagak kau paling benar diantara aku, berbicara seolah kau bukan orang yang pengecut. Kau lebih pengecut! Bersembunyi di balik tubuh keluarga Fletcer, menghabiskan uang keluarga Fletcer hanya untuk menutup kasus mu! Jika kau lupa, pria tua Fletcer bahkan lebih brengsek dariku, menghapus namanya dari pihak kepolisian. Jadi kita impas, tidak ada yang benar diantara kita!"

Putra Fletcer menghempaskan jemari adiknya dengan sekali hentakan. "Kau psikopat! Daddy melakukan ini semua karena memiliki alasan yang jelas! Jangan samakan kami denganmu!"

"Wow... aku baru tahu, seseorang melakukan kesalahan yang begitu fatal karena memiliki alasan yang jelas dan benar? Ternyata, kalian lebih gila dari ku."

"Well... kalian berdua memiliki dua pilihan, ikut dengan rencana ku, atau mendekam di jeruji besi karena aku akan membongkar semua kebusukan kalian?"

Plak!

Satu tamparan dilayangkan Fletcer kepada putrinya.

"Daddy sangat kecewa dengan apa yang kau katakan barusan. Sampai umur mu sejauh ini, Daddy and Mommy tidak pernah mendidikmu menjadi seperti ini. Jika daddy boleh memilih, lebih baik daddy mendekam pada jeruji besi daripada harus membunuh orang yang tidak bersalah sekalipun!"

Putri Fletcer tertawa. "See... buah tidak jatuh jauh dari pohonnya."

Brukk!

Suara vas bunga jatuh dari balik pintu. Terlihat pria yang berusaha melarikan diri karena tertangkap basah. Hal itu tidak luput dari penglihatan semua orang, termasuk putri Fletcer.

Putri Fletcer langsung memencet earpice yang berada di telinganya. "Tangkap penyusup itu sekarang juga! Bawa mereka keruang bawah tanah!"

###
To be continue

Holaaa!! Jose update!

Satu kata untuk chapter ini?

Kalian tahu cerita MHC ini dari mana? kasih tahu zi?

Spam next biar zi semangat update yuk?

Kemarin yg kalian zi mintaa vote cerita BRIAN, VICTOR, KEN, atau cerita yang lainnya, banyak yg kepilih semuanya. Tapi paling banyak yang vote ceritanya BRIAN sama QUEENA. Tapi... zi sebenarnya ada cerita lagi, tapi zi belum berani publish, takutnya MHC jadi jarang update dan beralih ke cerita baru.

Jangan bosan-bosan baca cerita MHC yaaa, share ke temen-temen kalian, biar mereka bisa kenal sama Jose! Support zi terus yaaa biar semangat nulis.

Ada yang mau di tanyain nggak untuk cerita MHC?

150 vote, 70 comment zi baru next ya. Kenapa zi? karena pembaca zi banyak yang silent riders😭.

Semangatin zi dong😔

Lagi musim nya Covid-19, kalian ngapain aja dirumah? pada bosen nggak?

Stay safety yaaa!

Jangan lupa follow akun wp zi zizianugrah
Instagram : @silviaanugrahh

Big loves!

zizi
Rabu, 29 April 2020.

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 52.3K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
340K 1.4K 16
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
551K 21.2K 46
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
791K 50.4K 33
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...