Happy reading!!
Jangan lupa vote and comment ya guys, kalo ada yang typo langsung coment aja.
_____
Blue State Coffe, Boston - Amerika Serikat | 10.00 A.M
Jose segera melangkahkan kakinya menghampiri ketiga sahabatnya.
"Long time no see, man! Kemana saja kau, huh?!" ucap seorang pria bermanik biru yang tengah terduduk di sofa paling ujung.
Pria itu adalah Victor Rainger Lington. Milyuner muda yang mengembangkan bisnis nya dalam bidang perhotelan dan teknologi yang cukup berkembang pesat.
Memiliki wajah yang cukup tampan, dan memiliki tubuh yang mengembangkan otot nya di setiap kemeja yang ia kenakan. Diantara ketiga sahabat nya,Victor lah yang sangat mahir dalam bermain dengan perempuan. Sudah banyak perempuan berakhir di ranjang saat bersama Victor. Itulah yang membedakan Victor dari ketiga sahabat nya.
"Sibuk." ucap Jose singkat.
"Cmon, man! Kau ini sudah sangat kaya, untuk apa kau seharian bekerja terus-menerus? I want to tell you... banyak wanita yang mengantri untuk menjadi kekasih mu." Jika bersama Victor, topik pembicaraan yang sangat ia gemari adalah menyakut wanita-wanita nya.
Jose adalah pria yang pekerja keras. Ia selalu memprioritaskan setiap pekerjaan dari apapun. Tidak ada waktu untuk bermain-main dengan wanita.
Jose memanglah seorang pria yang pekerja keras, ia bisa menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja hampir seharian. Pria itu melakukan itu semua hanya untuk menyibukkan dirinya saja.
"Apa peduli ku? Mereka hanya menginginkan harta ku saja."
"Tidak semua, Jose. Mungkin ada beberapa wanita yang tidak menginginkan harta mu." Ken Jordan lah yang lebih dulu menyahut jawaban Jose. Pria bermanik cokelat, berkebangsaan Brazil. Pria yang dikenal dengan sikap ramah nya dan mudah bergaul kepada siapapun yang ia temui.
"Aku sedang tidak ingin membicarakan itu, Jordan. Just shut up your mouth!"
Ken mengendikkan bahu nya. Ini lah yang menjadi akhir dari semua nya jika berbicara dengan pria dingin seperti Jose. "Yeah! Tapi kau harus mendengarkan cerita ku yang satu ini." Ucap Ken menggebu-gebu, mata nya melirik Victor yang tengah duduk di samping nya. Sedangkan Jose memandang Ken dengan tatapan bertanya.
"Kemarin malam, bedebah sialan ini merayu wanita di club milikku. Kau tahu dia mendapatkan apa, Jose?!"
Jose menggeleng.
"Seorang Lington dengan segala pesona nya, mendapatkan dua kali tamparan lalu di lempari dengan botol minuman kosong. You know? This is amazing man untuk se-ukuran bedebah sialan ini!"
Jose berhasil tertawa di tempat nya. Sebuah hal yang tidak pernah Victor dapatkan, tetapi---semalam ia mendapatkan hal konyol dari wanita yang sempat Victor rayu. Jika untuk pria seperti Victor, yang kerap membawa wanita berbeda setiap malam nya, mungkin---dua tamparan dan lemparan botol kosong saja tidak akan cukup.
"You such a jerk, Ken! Jangan membahas hal memalukan itu lagi di depanku!" Victor memukul perut Ken dengan siku nya.
"Shit! Mengapa kau suka sekali memukul ku, V?!"
Victor hanya mengendikkan bahu nya acuh. Seolah tidak peduli melihat Ken yang meringis kesakitan di tempatnya.
"Aku sebagai teman mu, tidak merasa keberatan dengan apa yang di lakukan gadis itu." Ucap Jose santai, sembari meminum hot chocolate yang berada di tangannya.
"Kalian ini teman macam apa, huh?! Seharusnya kalian membela ku dan menuntut gadis bar-bar itu!"
"Untuk apa menuntut gadis yang melakukan suatu hal yang benar ketika di rayu oleh bedebah seperti mu?" Ucap Jose membungkam Victor.
"Sudahlah, V. Sampai kapan kau akan mempermainkan wanita-wanita itu?" Ucap seorang pria yang sejak tadi hanya memilih untuk bungkam, memperhatikan keributan kecil yang ada di depannya.
Brian Smith George, seorang milyuder muda---sama seperti Jose. Jika Jose menduduki posisi pertama, maka Brian adalah milyuder muda yang menduduki posisi tepat setelah Jose.
Jika Jose dingin dengan seorang wanita, Ken dengan sikap ramah nya, Victor dengan sikap bejat nya, maka---Brian dengan sikap dewasa nya.
Brian mewarisi sosok ayah nya, yang bekerja dengan keras dengan segala upaya nya. Hingga di usia muda nya, ia berhasil meraih perekonomian yang melejit. Menjadi seorang pengusaha hotel, properti, dan memiliki industri di bidang mobil-mobil sport, membuat para wanita mengantri untuk menjadi kekasih Brian.
"Untuk apa berhenti jika mereka saja yang datang sendiri menawarkan tubuh nya padaku?" terdengar Brengsek, tapi itulah Victor. Seburuk-buruk nya manusia, pasti ada sisi baik nya bukan?
"Bedebah sialan seperti mu memang pantas mendapatkan tamparan dari wanita se-malam." Ucap Jose.
"Aku heran, sebenarnya apa yang mereka pikirkan sampai dengan sukarela memberikan tubuh nya pada bedebah seperti dia!" Ujar ken.
"Uang dan kedudukan ku, bukan kah itu yang mereka inginkan selama ini?" Victor menyesap rokok yang berada di jemari nya.
Brian tersenyum kecil, lalu melontarkan pertanyaan pada Victor. "Apa kau tidak penasaran dengan gadis yang menampar mu semalam?"
Victor menghembuskan asap rokok nya "Aku tidak tertarik dengan gadis itu. Tapi perlu ku akui, dia satu-satunya wanita yang berani menolak ku." Victor tersenyum, ketika ia membayangkan keberanian gadis itu.
"Dekati saja dia, maka semua masalah mu akan selesai. Aku yakin, gadis itu jauh lebih baik dari wanita malam mu." Ken bersuara sembari memberi tatapan menggoda pada Victor.
"Tantangan yang menarik." Victor memberikan smrik khas nya. "Apa imbalan yang kalian berikan padaku jika aku berhasil membuat gadis itu jatuh pada ku? Saham?" Imbuhnya.
Brian menggeleng tanpa tak setuju dengan ucapan Victor. "Kau memang brengsek, tetapi kau akan menjadi lebih brengsek jika menjadikan wanita baik-baik seperti dia sebagai bahan taruhan."
"No way! I'm just kidding, brother! Aku tidak se-brengsek itu pada wanita. Aku cukup tahu wanita mana yang pantas bermain ranjang denganku." Victor mengedipkan mata nya saat salah satu pelayan lewat di depannya memberikan tatapan menggoda.
"Well... apa dari kalian disini tidak ingin memiliki kekasih?" Ken menatap satu-persatu sahabatnya.
"Jika kau lupa, salah satu dari kami sudah memiliki kekasih, Ken." Brian melirik orang yang di maksud itu.
"Kekasih yang tak dianggap maksudmu?" Sindir Ken membuat orang yang dibicarakan melempar tatapan sinis.
Di lain tempat, seorang gadis cantik tengah kebingungan mencari keberadaan ponselnya. Gadis itu adalah Kaylee, ponselnya terjatuh setelah tidak sengaja menabrak Jose.
Kay menepuk jidatnya. "Again?! hilang lagi, huh?" Kay melemparkan tas nya begitu saja di atas sofa. Setelah beberapa jam pergi, dan kembali ke penthouse nya, ia baru teringat jika ponselnya tidak ada.
"Not a big problem, aku bisa meminta ponsel baru pada Nathalie." Ucap Kay sembari terkekeh. Ia merindukan Nath, mereka tidak begitu kerap bertemu, karena pekerjaan Nath sebagai model membuat dia harus berpindah-pindah dari berbagai macam kota hingga negara. Nath memiliki sebuah industri ponsel, itu yang membuat Kay dengan mudahnya meminta pada Nath. Nath juga tidak mempermasalahkan, toh satu ponsel tidak akan membuat Nath bangkrut.
Nathalie Brave, gadis itu adalah sahabat Kay semenjak kedua orangtuanya pergi. Tidak heran lagi, jika Nath dan kedua orangtuanya selalu ada disamping Kay dalam keadaan apapun. Kerap kali, orangtua Nath juga meminta Kay untuk tinggal bersama mereka, tetapi---Kay selalu menolaknya dengan halus, ia lebih memilih tinggal di penthouase nya saja.
Berbicara mengenai Kaylee, gadis itu sudah sejak lama ditinggalkan oleh kedua orangtuanya. Hal itu membuat Kay harus mampu merubah hidupnya sendiri, ia harus menjadi gadis yang kuat, dan mandiri.
Kay memiliki tanggungjawab yang besar sejak ayahnya meninggalkan diri nya, ia harus menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa dan menjadi ceo di perusahaannya, Beatrix Company. Ia membesarkan perusahaan ayah nya sejak bertahun-tahun, hingga namanya dikenal oleh banyak orang menjadi seorang pembisnis muda yang sudah cukup sukses. Gadis 23 tahun itu, menjadi milyarder muda di bisnis properti, hotel dan apartemen, dan pusat pembelajaran yang tersebar di negara-negara Asia.
Kay terlalu larut dalam pikiran nya, ia segera menepis pikiran itu. Semakin ia berpikir jauh, hati nya akan semakin sesak merindukan sosok keluarga nya.
Kay terbaring di atas sofa, rasa kantuknya tiba-tiba membuat ia ingin terlelap
Ketika Kay akan terlelap dalam mimpinya, tiba-tiba bunyi bel penthouse nya terdengar. Mau tidak mau kay harus mengumpulkan kesadarannya kembali.
"Ckk!! Mengganggu saja!" umpat Kay sambil berjalan membuka pintu penthouse nya.
Seorang pria tampan, dengan badan atletis nya tengah berdiri di depan pintu. Senyumnya mengembang ketika sang pemiliki di dalamnya membuka pintunya dengan raut wajah terkejut.
###
Brian
Victor
Ken
Kira-kira siapa guys yang datang?????
ps : guys maaf banget ya karena part nya masih acak-acakan, zi udah coba benerin tapi gabisa runtut partnyaaaa.
UNTUK PART 2 ADA YAAA, DI BAWAH POKOKNYA. KALAU KALIAN BACA JANGAN LANGSUNG SLIDE YAHHH, KALIAN LIAT DULU ITU BAGIAN PART BERAPA. MON MAAP YAAA, SEMOGA PART SELANJUTNYA RUNTUT.
VOMENT NYA YAH!
FOLLOW ME ON INSTAGRAM: @silviaanugrahh
Love
zizianugrah
Minggu, 22 September 2019