All About Sex! 21+

Od afandima25

6.4M 145K 13.1K

Punya alur campuran dan pasti ketagihan jika membaca ini. So Setiap part akan ada misteri. Dan ini akan berla... Více

First Meet & First Night.
Stupid Girls.
Psikopat Seks!
Milk.
Party!
I Don't Want It!
Your Bitch!
Again And Again!
Sweet Man Is My Husband.
Your Dark Life!
Your Honesty!
Flasback I !
Flasback II !
Flasback III.
Really Love You.
True.
I trust you!
Please Comeback.
Dinner!
Only Sex!
I'm disappointed with you.
Right!
My Uncle.
Beautiful Day, Bad Tomorrow!
Sick
please stay afloat.
We Family.
Ending.
All About Sex II.
New Life.
Bad thoughts!
Around you.
What This!!
I Cant Know!
Answer And Project Colab.
Answer.
Welcome !
Aliya Side!
Bianca Lee!
Same Story Of Harry Potter!!
What The Hell!
I See You!
Lost Him
Black Side
Real Enemy!
Ending
Together.
Gabuts Check
@
*
The day
Beautiful Day
Park Jimin
Note
New Projects.
🔥

Meet You.

68.6K 2.6K 131
Od afandima25


Happy Reading.

-

Pagi harinya dirumah keluarga Kim masih saja sepi, semuanya memang sudah berkumpul dimeja makan, tapi hanya beberapa saja yang menyentuh makanan. Lainya tidak. Padahal ada 9 orang disana.

Jimin hanya menatap makanan Didepannya dengan pandangan tidak berminat. Jangankan makan, minum saja Jimin tidak mau. Jimin memikirkan Aliya. Bagaimana kondisi istrinya? Ini Sudan hari ke 5 dan Steven belum juga menghubungi mereka. Entahlah apa yang mereka harapkan, mereka hanya ingin mendapatkan kabar tentang Aliya.

Fikiran Jimin mulai kalut, bagaimana jika Aliya disakiti Steven? Tidak menutup kemungkinan jika Steven menyakiti Aliya untuk membalas dendam pada mereka. Steven masih sangat membenci dirinya dan kakek. Keluarganya juga

Stela! Nama itu yang pantas disalahkan, semuanya karena nama itu. Seharusnya dulu Jimin tidak berkenalan dengan gadis itu. Jika tau berakhir seperti ini seharusnya Jimin menjauh dari Stela.

"Apa kau yakin Steven tidak akan membahayakan adikku? Ini sudah hari ke 5!" Taehyung menatap Brian dan juga duduk diam. Jelas Taehyung menuntut pertanggung jawaban Brian. Ini semua ulah Brian, hingga adiknya harus jadi umpan. Taehyung khawatir, bagaimana kondisi adiknya.

"Tentu saja. Adikmu itu mirip Stela dan tidak mungkin dia menyakiti Aliya!" Jawaban Brian membuat semuanya menghela nafas. Ini terlalu rumit. Seharusnya Aliya tidak dilibatkan disini.

"Aku merasa seperti pengecut. Aku yang membuat masalah dan istriku yang jadi umpan. Memalukan!" Jimin menggeser kursinya kebelakang dan meninggalkan meja makan begitu saja. Dirinya tidak berselera lagi disana. Ingat jika Aliya masih tidak bersamanya Jimin merasa hambar. Dimanapun tempatnya terasa hambar. Menyedihkan.

"Jika tidak ada kabar mengenai cucuku besok, kupastikan kau yang akan kulemparkan ke Steven. Aku tidak lupa jika Steven juga membencimu!" Keuntungan mereka karena Brian tidak tau jika ada hubungannya darah antara Steven dan keluarga Kim. Brian hanya tau jika keluarga Kim Rivalnya saja.

Sementara Jin masih saja memperhatikan Brian, ada keganjalan yang Jin rasakan. Sejak Brian kesini Jin tidak pernah suka. Entah itu apa! Jin merasa jika Brian berbahaya. Apalagi dengan usulan adiknya hanya harus dikorbankan. Itu bukan cara yang baik, mereka ingin memulai hubungan baik dengan Steven dan bukanya mengibarkan bendera peperangan.

"Akan kuusahakan ada kabar dari Aliya" Sebenarnya rencana mereka meleset. Seharusnya sejak hari pertama Aliya diculik sudah diperkirakan jika Steven akan menghubungi mereka. Memeras atau mengancam mereka jika Aliya ada ditangannya. Tapi kenapa tidak ada berita apapun. Aliya dan Steven seperti hilang ditelan bumi. Mobil yang menculik Aliya juga sudah hancur, sepertinya memang sengaja dihancurkan untuk menghilang jejak.

Sebenarnya apa yang dilakukan Steven dengan Aliya?

"Tepati janjimu. Jika tidak aku sendiri yang akan membunuhmu disini. Kau berani menaruhkan nyawa anakku untuk menjadi umpan. Aku bersumpah jika besok tidak ada kabar dari anakku, kau yang akan mati!" Mendengar ancaman Jung Woon, Brian sedikit gentar. Brian tau seperti apa kiprah Keluarga Kim dalam dunia membunuh. Mereka tidak pernah main-main dengan musuh. Dan Brian menjadi kedidat musuh mereka jika Aliya tidak ditemukan.

-

Jimin keluar dari rumah untuk menenangkan fikirannya, dirumah membaut Jimin sesak, entah Jimin akan kemana, yang penting menenangkan diri agar dirinya tidak selalu ingat pada Aliya.

Jimin merasakan ponselnya berdering, tanganya meraih benda persegi itu dan mengangkat tanpa melihat Id nya.

"Yeobseo!"

"Park Jimin."

"Sam?" Jimin melihat nomer diponselnya. Dan benar ini nomor luar negeri. Ini Samuel.

"Ya bung. Bagaimana kabarmu"

"Aku baik ada apa?"

"Aku dengar istrimu dalam bahaya!"

"Bahaya? Apa maksudmu?" Tanya Jimin dengan suara tajam. Bagaimana bisa kabar Aliya sampai ke telinga Samuel.

"Ya Jim. Caterin yang mengatakan itu padaku"

"Bagaimana bisa Caterin tau?"

"Apa kau lupa jika Caterin adalah anggota penyelidikan. Kau lupa jika Brian buronan?"

Tubuh Jimin mendadak gemetar mendengar ucapan Samuel. Mobilnya mendadak berhenti ditempat.

"Brian buronan?"

"Jim jangan bilang kau tidak tau. Brian jadi buronan sejak sejak 4 tahun yang lalu. Dia membunuh beberapa wanita tanpa tau sebabnya. Dan ya Jim hasil menyelidikan Caterin menemukan keanehan karena semuanya wanita yang dia bunuh adalah mirip Stela, lebih tepatnya mirip Aliya. Dia mengincar istrimu, itulah kabar yang menyebar akhir-akhir ini"

kepala Jimin pusing. Brian pembunuh? Lalu Aliya.

"Sam kau yakin? Brian ada dalam rumahku sekarang?" Jimin memekik dalam telfonnya.

"Oh Shittt kau gila Jim. Dia ingin membunuh istrimu. Kau justru menampungnya"

"Sam istriku sudah diculik. Dia dibawa Steven, Steven Gerrard!"

"Jim kau gila. Steven Gerrard yang membuatku kecanduan seks? Jim dia?"

"Bastard Sam. Sebenarnya mana yang benar? Brian atau Steven yang Bajingan?" Jimin memekik keras. Mendengar kemungkinan seperti ini Jimin ketakutan. Siapa sebenarnya musuh mereka.

"Aku tidak tau Jim. Tapi yang harus kau tau adalah nyawa istrimu dalam bahaya. Kau melemparkan istrimu pada orang yang salah. Kau membuat kesalahan"

mata Jimin menggela marah. Dirinya tertipu.

"Jadi Bajingan itu menipuku?" Jimin mematikan sambungan teleponnya dan menjalankan kembali mobilnya. Brian! Jimin akan membunuh Brian dengan tangannya sendiri. Bajingan itu berani menipunya. Sialan.

Ponsel Jimin kembali berdering, tanpa melihatnya lagi Jimin kembali mengangkat telfonnya.

"Apa!"

"Ji?"

"Sayang!" Jimin menghentikan mobilnya kembali dan melihat nomor ponselnya. Korea. Tunggu dulu ini istrinya!

"Ji?"

"Sayang? Ini kau? Aliya!"

"Aku benci padamu. Kenapa kau menjadikan aku umpan? Kau jahat Ji. Kau bilang Mencintaiku tapi kau justru melakukan itu. Aku benci padamu Park Jimin. Aku benci!"

"Sayang kau dimana? Aliya? Aliya kau dimana? Katakan. Aku akan menjemputmu!"

"Aku tidak mau. Aku tidak mau bertemu denganmu. Aku membencimu!"

"Sayang jangan seperti itu. Maafkan aku, katakan kau dimana. Aku akan menjemputmu sekarang juga. Aliya katakan!"

"Aku tidak mau!"

"Aliya kumohon!"

"Aku dirumah Paman Steven, jemput aku jika kau punya keberanian untuk kesini!"

"Katakan dimana tempatnya. Jikapun aku harus mati saat datang disana aku tidak peduli. Aku ingin melihatmu, sayang katakan kau dimana sekarang. Aku akan menjemputmu!"

"Datang kesini jika kau punya keberanian bocah ingusan!"

Tubuh Jimin menegang. Ini suara Steven, walaupun sudah bertahun-tahun tidak mendengar suara itu tapi Jimin masih sangat mengenalnya.

"Steven?"

"Ya ini aku. Jemput istrimu jika kau punya keberanian. Dan ya jangan beritahu siapapun atau hubungi siapapun. Nyawa istrimu dalam tanganku. Mobil didepanmu akan membawamu kesini dan mobil dibelakangmu akan mengawasi. Ingat hanya kau Park Jimin!"

Jimin melirik kaca spion dan benar saja ada dua mobil hitam yang ada didepan dan dibelakangnya.

"Aku mengerti!" Jimin mematikan sambungan teleponnya dan mengikuti mobil yang ada didepannya. Dirinya harus bertemu Aliya apapun alasannya. Apapun keadaannya.

"Tunggu aku sayang!" Cetus Jimin dingin.

-

"Paman!" Aku merengek pada paman yang mematikan sambungan teleponnya. Aku masih ingin mendengar suara Jimin.

"Menelfonya dan dia tidak sampai disini atau dimatikan tapi dia sampai!" Aku mendengus dan melemparkan tubuhku keranjang. Aku merindukan Jimin, anak ini yang mau melihat Jimin terus. Dia ingin melihat ayah pendeknya. Tidak salah kan?

"Istirahatlah dulu. Aku akan menyambut suamimu!" Aku mendengus kesal saat Paman Steven justru mengeluarkan pistol dari sakunya. Lagi! Kenapa itu.

"Paman berniat membunuhnya?" Ketusku kesal. Apa-apaan ini!

"Sebenarnya iya. Tapi aku masih memikirkanmu, jadi aku hanya akan bermain-main saja denganya!"

"Yakh" Paman Steven tertawa dan mengusap kepalaku.

"Istirahatlah. Sebentar lagi dia datang. Aku harus memberikan penyambutan yang baik!"

"Awas jika Paman melukainya, aku tidak mau bertemu lagi dengan Paman. Aku tidak mau!" Teriakku saat Paman Steven berlalu dari kamar. Shit menyebalkan sekali.

"Sabar ya sayang!" Awalnya aku hanya ingin diam disini. Tapi sepertinya akan menyenangkan jika aku juga menyambut Jimin. Benar aku harus menyambutnya!

Aku berjalan keluar, aku ingin melihat Jimin juga. "Kita akan bertemu ayahmu, sabar nde!"

-

Aku melihatnya, semua anak buah Paman menodongkan pistol pada Jimin dan semuanya mengarah pada kepala. Huh mereka benar-benar berniat untuk sandiwara ini. Menyebalkan, tapi kenapa Jimin tidak takut ya.

"Keberanianmu luar biasa anak muda!" Itu paman Steven. Dia ingin bermain-main dengan Jimin rupanya.

"Katakan di mana istriku. Lakukan apapun padaku asal kembalikan dia. Dia tidak salah!" Aku terharu mendengar ucapan Jimin. Apa dia kesini benar-benar karena merindukan aku? Ji aku juga.

"Istrimu? Dia adikku. Bukankah kau sudah mencampakkan dia?"

Benar-benar menyebalkan, dia benar-benar ingin memancing Jimin.

"Dia Aliya bukan Stela. Ingat itu, adikmu sudah mati!" Aku menegang mendengar ucapan Jimin. Shit dia menyebut Stela, bagaimana jika paman Steven marah.

"Beraninya kau Park Jimin!"

Aku berlari kesana, menerobos beberapa pengawal yang menghadang jalanku.

"Minggir!" Aku berteriak dan menerobos kesana. Berlari kearah keduanya yang berhadapan, dan berdiri tepat diantara keduanya.

"Aliya?" Aku mengabaikan ucapan Jimin. Berfokus pada Steven yang mulai marah.

"Paman sudah berjanji padaku bukan?" Kulihat Steven menarik nafasnya dalam-dalam dan berlalu begitu saja. Bersamaan dengan semua anak buahnya yang juga berlalu, meninggalkan aku dan Jimin berdua.

"Aliya!" Aku akhirnya berbalik dan menatap Jimin. Kulirik matanya tajam.


"Kau berani menjadikan aku umpan! Yahk suami menyebalkan!" Aku berteriak keras pada Jimin. Wajahnya sempurna kaget dan aku hanya mendengus.

"Dasar~~~ akhhh!"

"Sayang aku merindukanmu!" Tubuhku menegang merasakan Jimin menarikku dalam pelukannya.

"Aku merindukanmu. Sangat" perasaanku menghangat mendengar ucapan Jimin.

"Aku Juga Ji!"


Tbc

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

530K 44K 31
Ada unsur DEWASA dan kata-kata vulgar. 18+. Ranjang itu bergoyang. Diatasnya terdapat dua insan sedang bergelut melakukan sebuah aktifitas yang mem...
238K 20.8K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
1.9M 58K 51
[ CERITA ASLI HANYA INI.. SELEBIHNYA PLAGIAT :) SEDANG DALAM REVISI ] Aku gadis yang biasa-biasa saja berharap mendapatkan laki-laki yang paling popu...
235K 19K 93
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...