53. Ranti (1,5 Tahun Lalu)

82 17 1
                                    

Sebelum memulai hari ini, aku sholat dan berdoa lebih lama dari biasanya. Hal itu tidak lain dan tidak bukan adalah aku memohon kelancaran semua urusanku karena mulai hari ini, mau tidak mau aku akan sering bertemu kembali dengan Brendan.

Ya. Brendan berhasil mendapatkan peran di film Oom Baron. Meski bukan pemeran utama, Brendan memiliki peran penting di film ini. Kini saatnya masyarakat bisa melihat Devon Regner dan Brendan Maulana beradu akting dalam satu film. Suatu hal yang sudah lama dinantikan para penikmat film di tanah air.

Tidak hanya Brendan, ternyata Sania juga berhasil mendapatkan peran di film ini. Sania memerankan sosok Seruni, gadis urakan yang menjadi saksi sebuah pembunuhan yang dilakukan sindikat obat bius internasional tetapi berusaha menutupinya dengan cerita mitos bahwa pembunuhnya adalah makhluk ghaib yang mencari tumbal.

Sedangkan Devon mendapat peran sebagai Dewa, seorang polisi yang bertugas melindungi keselamatan Seruni. Bersama Brendan, yang berperan sebagai Damar, rekan polisi dari Dewa.

Devon banyak melatih tubuhnya demi peran sebagai Dewa. Ia menambah porsi nge-gym dan ikut olahraga taekwondo serta tinju. Setiap pagi saat menjemput Devon, aku selalu mendapatinya bersimbah keringat setelah selesai menggunakan treadmill. Aku juga merasa Devon terlihat lebih berotot dan tegap. Saat melakukan pemotretan untuk poster iklan sebuah mobil, fotografernya berulangkali memuji tubuh Devon yang lebih tegap dan proporsional. Sehingga jas yang dipakai nampak begitu pas di badannya dan memancarkan kesan elegan.

Begitulah Devon.
Selalu all out saat mempersiapkan perannya di film. Ia sudah sebulan ini berlatih adegan perkelahian. Devon tidak ingin menggunakan stunt-man. Ia ingin melakukan semuanya sendiri. Termasuk adegan perkelahian. Baru seminggu lalu ia sembuh dari terkilir dan sudah beberapa kali ini aku mengobati luka gores di lengan dan jarinya. Aku kini bahkan harus selalu sedia koyo dan salep khusus meredakan nyeri dan lebam. Karena pulang syuting kadang Devon membawa 'oleh-oleh' badan yang lebam-lebam di beberapa tempat karena benturan.

Aku mengkhawatirkan wajah tampannya. Wajahnya adalah aset yang harus ia jaga karena Devon adalah brand ambassador sebuah merek skincare pria. Jika sampai wajahnya terluka, Devon bisa dituntut secara hukum dengan tuduhan melanggar kontrak dan harus membayar denda. Tapi nampaknya Devon tidak peduli akan hal itu. Dan uniknya, kulit wajah Devon memang sangat bagus. Bahkan aku penasaran apakah sebelumnya Devon pernah berjerawat atau tidak. Karena tidak satu pun tanda bekas jerawat ada di wajahnya.

Pagi ini Devon sudah siap saat kujemput. Kemeja hitam polos yang ia kenakan membuat Devon terlihat glowing karena warna hitam sangat kontras dengan warna kulit Devon yang putih bersih. Badannya yang semakin berotot membuatnya terlihat gagah. Wajahnya tetap tampan seperti biasanya dengan rambut hitam lurus yang ia tata rapi. Kadang melihat sosoknya di pagi hari seperti membuatku mendapat tambahan energi karena pesona Devon memang tidak bisa aku pungkiri. Sorot mata Devon akhir-akhir ini tidak lagi angkuh. Nampaknya ia sudah lebih tenang dan dewasa. Meski memang masih sering seenaknya sendiri, tapi menurutku Devon sudah lebih mudah diatur dan menurut. Bahkan Tisya juga bilang bahwa Devon sudah lebih tenang dan tidak cerewet mengomentari make-up atau dandanan yang Tisya rekomendasikan.

"Tunggulah aku di mobil. Aku akan menyiapkan beberapa baju gantimu." ujarku sambil tersenyum pada Devon yang sedang duduk santai di sofa putihnya sambil menatapku tanpa ekspresi.

Aku bergegas menuju kamar Devon dan menyiapkan beberapa baju ganti. Hari ini Devon akan beradegan laga. Ia pasti akan berkeringat dan butuh ganti baju. Aku memasukkan semua baju ganti ke dalam tas Louis Vuitton coklat milik Devon dan melesat pergi ke ruang tengah.

Devon sudah berdiri menungguku. Suatu hal yang menurutku agak aneh, karena biasanya dia sudah duduk di mobil saat ini. Melihatku membawa tas, Devon langsung mengambil tas di tanganku tanpa bicara. Lalu ia berjalan mendahului aku menuju mobil.

Reading RainbowWhere stories live. Discover now