2. Devon (12 Jam yang Lalu)

285 24 2
                                    

That's it.

Aku tidak sanggup lagi menyembunyikan perasaanku pada semua orang.

Aku telah jatuh cinta.

Namun, karena aku adalah aktor terkenal, maka apa yang terjadi padaku saat ini adalah sesuatu yang bisa dijadikan headline berita infotainment selama berhari-hari. Dan jika itu terjadi, aku kuatir malah akan menyebabkan wanita yang aku cintai menjadi terganggu privasinya.

Tapi aku juga manusia biasa. Setelah sekian lama berusaha memahami perasaanku sendiri, aku mulai bisa menyimpulkan bahwa aku sebenarnya telah jatuh cinta. Pada dia, wanita yang sudah selama dua tahun ini harus pontang panting mengurus segala keperluanku.

Ya.

Aku jatuh cinta pada manajerku.

Manajerku bukan seorang gadis muda seusiaku. Ia wanita yang sepuluh tahun lebih tua dariku. Namun demikian, ia masih terlihat awet muda karena ia jarang sekali menyapukan make up tebal di wajah manisnya. Ia juga lincah dan selalu tampil bersahaja. Aku merasa nyaman berada di dekatnya. Kecerdasan dan kemampuannya mengurus segala kebutuhanku membuatku lambat laun menjadi bergantung padanya. Mulai urusan menentukan judul film yang akan aku pilih untuk aku bintangi, sampai memilih warna kaos kaki yang cocok untukku.

Aku tinggal jauh dari orang tuaku. Papa dan Mamaku kembali tinggal di Tegernsee, Jerman. Sedangkan aku yang masih terikat kontrak kerja di Indonesia, harus terpaksa tinggal sendirian di rumah besar yang aku beli dari hasil jerih payahku bekerja sebagai aktor film.

Aku kesepian.

Gemerlap kehidupan artis papan atas tidak membuatku bahagia dan banyak teman. Malah sejujurnya, aku merasa tidak cocok berada di dalamnya. Kehidupan glamour bukan gaya hidupku. Aku suka kehidupan yang tenang dan apa adanya. Karenanya untuk mengusir kebosanan dan kesepianku, aku sering berbuat ulah. Dalam 15 tahun karirku di dunia film, aku sudah berganti manajer sebanyak 20 kali.

Yes. Itu artinya hampir 6 bulan sekali manajerku berganti. Semuanya karena tidak tahan dengan ulahku dan pada akhirnya mengundurkan diri.

Kecuali manajer terakhirku ini.

Dia sudah bersamaku selama hampir dua tahun. Itu adalah rekor terlama seorang manajer tahan banting menghadapiku.

Dia sama sekali tidak pernah protes dengan semua kelakuan bandel dan kekanak-kanakanku. Dia selalu bilang, "Apa pun yang kamu lakukan, imbasnya akan berbalik padamu. Aku yakin kamu melakukannya karena punya alasan yang aku tidak perlu repot-repot untuk mengetahuinya."

Dengan sikapnya yang cuek itu, perlahan aku mulai berubah sikap. Hal itu karena aku merasa segala tingkah konyolku tidak lagi menghiburku. Aku malah semakin sibuk mengurus kehidupan pribadi manajerku. Aku ingin tahu segala informasi tentangnya. Aku penasaran pribadi seperti apakah dirinya dan mengapa bisa tahan dengan segala kebandelanku yang sering membuatnya kerepotan.

Sebenarnya aku sudah berkali-kali berusaha menunjukkan perhatianku padanya. Tapi sepertinya ia tidak menganggap hal itu sesuatu yang spesial. Mungkin ia hanya menganggapku pemuda ingusan yang bandel.

Karena itu aku harus mengatakannya secara jelas dan terus terang pada manajerku hari ini juga. Dan untuk menunjukkan keseriusanku, aku akan mengatakannya di konferensi pers nanti siang.

Aku tahu keputusanku ini akan mengguncangkan negri, mengguncang karirku, dan tentu saja akan mengguncang manajerku juga. Tapi saat ini aku merasa tidak mempunyai jalan keluar lain selain menghadapi perasaanku dengan berani. Aku akan menerima apa pun resikonya.

Hari ini juga aku akan mengatakan apa yang ada di dalam hatiku yang telah beberapa saat lamanya aku pendam.

************************************

Reading RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang