Ke - 34

49.3K 4.6K 199
                                    

Sesuai janji...

Semoga suka ya:)

🌱

- Stiker i love you -

Raffa tidak bisa fokus pada pelajaran terakhir ini. Tidak, tidak. Ia sudah tidak fokus saat pagi, tepat saat Khanza dan Devan meninggalkannya di koridor.

Sesekali ia melihat jam dinding yang ada di atas papan tulis. Sesekali juga ia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Lalu mendengus saat waktu di jam tangannya lebih cepat dari pada di jam dinding. Raffa sampai ada niatan untuk besok, ia akan menyamai jam dinding itu dengan jam tangannya.

"Lo kenapa sih grusak-grusuk mulu? Nahan berak hah?" tanya Evan yang jengah dengan tingkah Raffa yang tidak bisa diam itu.

Mendengar ucapa Evan, Raffa hanya mendelik lalu kembali memperhatikan jam dinding.

"Jam gak bakal ilang. Noh yang ilang mah si Khanza dicolong si Devan," cibir Evan.

Selain ia jengah dengan tingkahnya saat ini, Evan bahkan Edo, Adiba dan Alvan juga jengah dengan Raffa yang masih belum menyadari perasaannya.

Jelas-jelas Raffa dan Khanza saling mencintai, saling menyayangi, saling membutuhkan. Khanza yang tidak bisa jauh dari Raffa walau sudah mempunyai kekasih juga Raffa yang sebenarnya tidak terlalu rela saat Khanza bersama Devan. Itu seharusnya menjadi suatu hal yang membuat keduanya sadar akan perasaan masing-masing.

Raffa hanya diam saja setelah mendengar cibiran Evan. Ia sudah terlalu pusing memikirkan apa sebenarnya perasaan yang ia miliki untuk Khanza.

Kringg.. Kringggg...

Brak.

"Anjing!" umpat Evan saat tubuhnya terjatuh karena dorongan Raffa yang sangat kencang.

Semua yang ada di kelas menatap Raffa dengan kepala menggeleng pelan. Bahkan guru yang tadi mengajar pun tidak bisa menghentikan Raffa karena lelaki itu sudah benar-benar keluar.

"Awas jatoh Van," ledek Edo membuat semua tertawa kecil.

Evan bangkit lalu menjitak kepala Edo dan langsung memasuki bukunya.

"Ya sudah, ibu permisi. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam!" balas semua lalu berjalan keluar kelas.

Sesampainya di depan kelas Khanza, Raffa berdecak kesal. Padahal ia sudah tepat waktu, namun Khanza sudah tidak ada di dalam kelasnya. Adiba berkata bahwa Khanza sudah dijemput oleh Devan 5 menit sebelum Raffa.

Ia juga bertanya pada Adiba bagaimana bisa, ternyata pelajaran terakhir entah kebetulan atau apa. Kelas Khanza dan kelas Devan tidak ada guru yang masuk. Hal itulah yang membuat Devan bisa menjemput Khanza sebelum bel berbunyi.

Devan tidak mau kecolongan lagi, ia sangat yakin bahwa Raffa pasti akan menjemput Khanza, kekasihnya itu.

Raffa langsung berlari menuju parkiran, namun sampai di sana ia hanya melihat mobil milik Devan yang sudah melaju ke arah gerbang.

Kesal, itu yang Raffa rasakan. Ia mengacak rambutnya kasar.

"Kenapa?" tanya seorang gadis yang entah datang darimana.

Raffa menoleh, "Khanza, Devan," balasnya singkat.

Sarah mendengus, ia sudah sangat kesal terhadap adiknya yang masih tidak menyadari perasaannya pada Khanza. Bagaimana bisa? Bertahun-tahun bersama namun tidak menyadari perasaan itu.

RAFFA (END) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon