Ke - 25

56.2K 4.6K 633
                                    

Nahkan lupa, harusnya aku up semalem huhu

Semoga suka yaa:)

🌱

- Pengertian -

Khanza turun dari mobil Raffa. Hari ini ia mulai masuk sekolah setelah 2 hari ia berdiam di rumah. Harusnya kemaren pun ia sudah bisa bersekolah, tapi lagi-lagi kekhawatiran Raffa yang berlebihan membuatnya tidak bisa menolak.

Ia tahu Raffa menyanyanginya dan Raffa hanya ingin memastikan bahwa Khanza sudah benar-benar sembuh. Namun, ia juga sedikit kesal karena ia bosan berada di rumah sedangkan Raffa ke sekolah.

Senyum manis tertampang di wajah cantiknya, walau ia tahu banyak yang menatapnya tidak suka ia tetap tersenyum menyalurkan kesenangannya karena kembali bersekolah. Raffa yang ada di sampingnya lantas mendelik sebal, sebenarnya Raffa menyuruh Khanza untuk masuk sekolah minggu depan saja.

"Gak usah senyum kaya gitu, nanti banyak cowo yang mau nyium kamu," bisik Raffa membuat Khanza menatapnya langsung.

Ia kembali kesal, setelah aksi mesum Raffa padanya kini Raffa semakin menjadi. Jika biasanya Raffa hanya mengecup puncak kepalanya atau keningnya, Raffa kini berani mengecup kedua pipi Khanza juga hidungnya. Khanza kesal? Tentu saja, tapi ia sama sekali tidak marah, ia kesal karena tiap kali Raffa mengecup pipinya jantungnya berdetak cepat dan rasanya ia ingin memukul wajah tampan Raffa.

Raffa hanya senang menggoda Khanza, maka dari itu ia berani mengecup pipinya. Ia sudah tahan bertahun-tahun karena memang pipi Khanza seolah memanggil dirinya untuk mengecup.

Raffa sadar bahwa kenyataannya Khanza adalah kekasih Devan dan ia juga tahu bahwa tidak seharusnya melakukan itu pada Khanza, karena Khanza hanyalah sahabatnya. Walau begitu, Raffa sudah lebih dulu mengklaim Khanza sebagai gadisnya. Tidak peduli siapa kekasih Khanza, yang jelas Khanza adalah gadisnya dan selalu menjadi miliknya.

Katakan Raffa egois, ia akan selalu egois jika itu tentang Khanza dan segala kepunyaannya.

"Raffa ish! Males ah kalo udah mesum gitu!" seru Khanza kesal, ia bahkan melipat kedua tangannya lalu mengecurutkan bibirnya.

"Eh Ca!" seru Raffa membuat Khanza terkejut.

Raffa tertawa pelan melihat wajah Khanza, "Jangan gitu mulutnya, nanti ak--."

"Stop! Aku gak mau denger!" seru Khanza memotong ucapan Raffa.

Lali Khanza berjalan dengan tangan yang menutup telinganya.

Dari belakang Raffa hanya terkekeh pelan, melihat Khanza yang sangat menggemaskan itu. Ia bahkan tak sadar bahwa kekehannya membuat semua gadis yang ada di koridor itu menahan nafas.

🌱

Jam istirahat, Khanza memilih untuk pergi ke kantin bersama dengan Adiba. Tadi Devan mengajak makan siang bersama dan Devan akan menjemputnya ke kelas, namun Khanza berkata bahwa mereka bertemu langsung saja di kantin.

Khanza sudah duduk di tempatnya, Adiba sedang memesan makanan. Tiba-tiba sebuah tangan besar hinggap di puncak kepalanya dan mengacak rambut Khanza lembut. Ia langsung menonggak dan tersenyum saat ia melihat bahwa Devanlah yang melakukan itu.

"Kangen," ucap Devan saat sudah duduk di samping Khanza.

Tangan Devan tak lepas dari tangan mungil kekasihnya itu, sesekali Devan juga mengecupnya.

"Biasa aja kali kak, cuma gak masuk dua hari kaya aku gak masuk sebulan deh," balas Khanza geli, Devan mengecurutkan bibirnya sebal.

RAFFA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang