Ke - 24

54.9K 5.1K 383
                                    

Semoga sukaa:)

🌱

- Raffa mesum? -

Siang ini Khanza diperbolehkan pulang. Sebenarnya kemarin malam pun ia sudah bisa pulang namun karena kekhawatiran Raffa yang berlebihan, ia meminta Khanza untuk bermalam dulu di rumah sakit agar ia percaya bahwa Khanza baik-baik saja.

Nisa tidak bisa menjemput Khanza karena ternyata Jefri minta ditemani keluar kota. Rey juga sama tidak bisa menjemput Khanza karena ia ada kelas siang ini di kampusnya. Bahkan Devan pun tidak bisa meninggalkan sekolah karena ia ketua OSIS dan harus memberi contoh yang baik.

Jadi, siang ini Khanza akan pulang bersama dengan Raffa yang membolos sedangkan Khanza dengan keterangan sakit.

Biaya administrasi pun sudah dibayar lunas oleh Nisa dan Jefri semalam sebelum mereka kembali pulang, jadi Raffa tidak perlu repot-repot ke resepsionis.

"Ayo," ajak Khanza semangat.

Ya, ia sangat bersemangat untuk pulang, berada di rumah sakit membuatnya tidak betah. Aroma obat-obatan yang begitu menyengat, makanannya tidak enak, belum lagi seisi ruangan ini berwarna putih membuat Khanza merasa bosan. Ia tidak terlalu suka warna putih karena menurutnya putih itu sama sekali tidak ada ceria-cerianya.

"Mampir beli es krim dulu ya?" pinta Khanza seraya menonggak menatap Raffa.

Raffa langsung menggeleng kuat, "Gak baru aja sembuh masa mau makan es krim?" omelnya membuat Khanza mengecurutkan bibir.

"Aku gak sakit Raffa! Kemaren cuma kedinginan aja, Raffa aja yang lebay!" sahut Khanza langsung.

Terlihat Raffa menghembuskan nafasnya pelan, "Aku beliin es krim, tapi kasih tau siapa yang buat kamu kaya kemaren," jawab Raffa kelewat santai, tidak dengan Khanza yang sudah terdiam kaku.

"Ya--yaudah gak jadi," gumam Khanza dengan gugup.

Lagi, Raffa menghembuskan nafasnya pelan. Memang dari kemarin sedari Khanza sadar Raffa langsung bertanya siapa yang membuat Khanza seperti itu. Namun, dari kemarin pula Khanza tidak mau memberitahunya. Raffa berkata akan mencari tahu sendiri tapi Khanza melarangnya dan malah mengancam Raffa.

Raffa tahu apa yang Khanza takutkan, tapi ia juga tidak bisa diam saja saat Khanza mendapat perlakuan seperti itu. Dan tekadnya sudah bulat bahwa ia akan mencari tahu sendiri tanpa sepengetahuan Khanza dan ia akan memberi orang itu pelajaran yang sangat berat hingga membuatnya menyesal telah menyentuh milik Raffa.

Tidak ada percakapan lagi hingga parkiran. Raffa langsung membukakan pintu untuk Khanza dan ikut memasuki mobilnya. Ia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dan Khanza hanya melihat jalanan dengan pikiran campur aduk.

Bagaimana jika Raffa tahu bahwa Vio lah pelakunya? Apa Raffa akan memberi Vio pelajaran seperti orang-orang yang pernah menyakitinya? Bagaimana jika itu benar terjadi?

Banyak sekali pertanyaan dan ketakutan dalam benak Khanza.

🌱

Sesampainya di rumah, Khanza dan Raffa sudah kembali seperti semula. Tidak lagi diam-diaman, tidak lagi memikirkan apa yang tadi dibicarakan. Malah kini Raffa sedang asik duduk di sofa ruang tengah rumah Khanza sambil menikmati mie instan buatan Khanza, sedangkan Khanza hanya duduk di sampingnya dengan tangan memainkan handphone—ia membalas pesan Adiba.

"Kamu gak laper emang Ca?" tanya Raffa, Khanza menoleh dan menggeleng.

Ia memang belum lapar, tadi juga ia hanya memasakan mie itu untuk Raffa.

RAFFA (END) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant