Ke - 2

126K 9.8K 2.2K
                                    

Semoga suka yaa:)

🌱

- Kekasih Raffa -

Pagi ini, Khanza dan Adiba santai-santai saja disaat hampir semua teman kelasnya sibuk saling menyalin jawaban dari PR yang diberikan Pak Makmun 2 hari lalu.

Alasan Khanza dan Adiba bisa santai tentu saja karena tugasnya sudah diselesaikan oleh 2 lelaki dingin itu. Memang hanya mereka berdua perempuan yang berani memberi perintah pada keduanya. Dan dengan pasrahnya, kedua lelaki itu menuruti. Bukan apa, Alvan hanya tidak ingin repot-repot membujuk Adiba yang marah nantinya. Sedangkan Raffa, ia sudah terbiasa dengan segala perintah Khanza.

Apa yang Khanza ucapkan akan ia lakukan, sekali pun Khanza meminta untuk Raffa pergi dari hidupnya. Akan Raffa lakukan jika memang itu keinginan Khanza, karena jika Raffa sendiri tentu saja ia tidak akan pernah meminta Khanza untuk pergi. Dan setelah hampir seumur hidupnya ia bersama Khanza, Raffa menjadi yakin bahwa Khanza tidak akan meminta Raffa untuk pergi. Raffa sudah seyakin itu.

"Woi! Pak Makmun udah whatsapp gue, katanya tugasnya harus cepet di ke ruang guruin!" seru Ken sang ketua kelas.

"Belom anjir Ken!" sahut Shopi gadis yang kini sedang menyalin tugas milik Dila.

"Gak usah sok aktif bangsat Ken!" seru Ari yang ada di pojokan kelas.

Khanza dan Adiba hanya menggeleng seraya tertawa pelan melihat kegaduhan kelasnya. Untung saja Pak Makmun tidak masuk kelas hanya meminta tugasnya saja. Bisa dipastikan jika Pak Makmun masuk kelas dan melihat kelas gaduh seperti ini, yang kena itu semua.

🌱

Berbeda dengan kelas X-IPA1, kelas Raffa—X-IPA2 jauh lebih tenang dan tentram.

Di depan kelas ada Bu Imel yang sedang menulis berbagai rumus di papan tulis. Tiga baris dari bangku depan, semua tampak menyatat apa yang Bu Imel tulis. Dua baris ke belakangnya sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Pojok kanan terdapat beberapa lelaki yang sudah menundukan kepalanya dengan handphone miring, mabar. Di tengah-tengah terdapat beberapa gadis yang sedang mengobrol dengan suara pelan. Dan di pojok kiri terdapat Edo dan Evan yang sama sedang mabar, sedangkan Alvan dan Raffa memilih untuk tidur.

Alvan yang duduk di samping Edo itu tampak menaruh buku paket dengan posisi berdiri dan ia tertidur di balik buku itu. Raffa yang duduk di samping Evan itu tampak santai menidurkan kepalanya di atas tas yang hanya diisi dengan satu buku.

Bukannya Bu Imel tidak tahu apa yang dilakukan oleh murid-murid yang ia ajar itu. Ia sudah tahu bahwa beberapa murid di belakang sana tidak mencatat apa yang ia suruh. Bu Imel hanya menunggu waktu yang tepat untuk menegurnya. Dan inilah saatnya.

Brak.

Semua yang sibuk pada kegiatan masing-masing itu langsung buru-buru bergerak seolah ia memang menulis. Tapi tidak dengan Raffa, Alvan, Edo dan Evan yang masih asik pada dunianya sendiri. Wajar jika Raffa dan Alvan tidak mendengar gebrakan papan tulis itu karena keduanya tertidur. Namun, Edo dan Evan yang membuat banyak mata meliriknya.

"Sssttt Do, kanan lo bego cepet!" bisik Evan.

"Iya anjing bentar, lo bantu gue coba!" balas Edo tak kalah berbisik.

"RAFFA AFIAN! EDO BAGAS! EVAN HADI! ALVANDRA PUTRA! KELUAR DARI KELAS SAYA SEKARANG!" bentaknya dengan sangat kencang membuat Edo dan Evan terkejut bukan main.

RAFFA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang