Ke - 36

49.6K 4.5K 379
                                    

Note : Inget lagi puasa, gaboleh berkata kasar. Siapkan hati, mulut dan jari biar pahala puasanya gak ngurang wkwkwkw semoga bisa

Semoga suka:)

🌱

- Kacau -

Raffa mengacak rambutnya frustrasi. Edo, Evan dan Alvan yang sedang bersamanya itu lantas mengerutkan keningnya.

"Kenapa sih lo?" tanya Evan bingung.

Raffa tidak menjawab, pikirannya sedang mumet sekarang. Selain memikirkan semua ucapan Sarah tempo hari, ia juga memikirkan Khanza yang entah kenapa Raffa merasa bahwa Khanza sedang menjauhinya.

"Kenapa? Cerita napa Raf siapa tau kita bisa bantu. Daripada liatin lo gak jelas gini, bantu ngga gedek iya!" sahut Edo dengan nada sebal.

Raffa menghembuskan nafasnya pelan, "Gue."

"Gue?" ucap Edo dan Evan bersama menunggu lanjutan Raffa.

"Suka," lanjut Raffa yang langsung membuat Edo dan Evan mengerjapkan matanya sebelum akhirnya melebar.

"Anjing! Gue masih suka cewe bangsat! Dan gue udah deket sama si Melody, Kanaya, Putri, Cindy dan masih banyak lagi!" seru Edo membuat Raffa mendengus kesal.

"Iya anjing Raf gue juga masih normal! Udah gue kasih tau kalo lo suka sama Khanza, eh malah suka sama kita. Iya gak Do?" sahut Evan yang langsung diangguki oleh Edo.

"Bodoh," ucap Alvan menatap Edo dan Evan miris.

"Bodoh," ucapnya lagi, kini Edo membalas tatapan Alvan dengan kesal.

"Apaan lo maksudnya?!" seru Edo.

"Lo berdua bodoh," ucap Alvan.

"Raffa suka sama Khanza," lanjutnya, keduanya pun ber oh ria.

"HAH?!" pekiknya dengan sangat kencang.

Untung saja di rooftop ini hanya ada mereka berempat. Jika sedang di kantin sudah dipastikan bahwa Alvan dan Raffa pasti akan langsung bangkit dan meninggalkan keduanya.

"Bentar-bentar," ucap Evan merentangkan kedua tangannya.

Raffa hanya menatap Evan sebal. Memang tidak ada gunanya memberitahu mereka, kecuali Alvan. Ya, sebelumnya juga Raffa sudah memberitahu Alvan soal ini. Makanya Alvan tampak lebih santai menanggapinya tidak seperti Edo dan Evan yang sangat lebay.

"Jadi lo udah sadar sama perasaan lo?!" tanya Evan tidak santai, justru Raffa hanya berdehem santai.

"Tapi, Khanza udah sama Devan gimana dong? Mana makin lama mereka makin bucin lagi," sahut Edo.

Raffa hanya diam, ia sudah bertekad bahwa siang ini. Saat jam istirahat berlangsung ia akan menghampiri Khanza dan menanyakan semuanya.

🌱

"CA!" panggilnya kencang pada Khanza yang berjalan beberapa meter di depan sana.

Khanza sempat menoleh sebelum akhirnya Devan membawa Khanza kembali berjalan. Ditambah lagi tangan Devan dengan lancangnya merangkul pundak Khanza.

Langsung ia berlari mendekati dan menarik tangan Khanza.

"Ikut aku," ucapnya lembut memang tapi membuat Khanza takut.

Tanpa pedulikan tatapan tajam Devan yang seolah melarang Raffa membawa Khanza. Ia tetap menarik Khanza menuju rooftop, karena teman-temannya sekarang sedang berada di kantin.

RAFFA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang