Ke - 42

49K 4.4K 288
                                    

Semoga suka ya:))

🌱

- Terakhir UKK -

Ini adalah hari terakhir dilaksanakannya Ujian Kenaikan Kelas. Senyum lebar tentu terlihat diseluruh wajah siswa-siswi kelas X dan XI, juga terlihat di wajah para guru. Tapi tak sedikit yang merasakan jantungnya berdebar sangat cepat, ini Ujian terakhir dan bagaimana jika hasilnya tidak memuaskan?

Khanza sudah tidak terlalu memikirkan ancaman Devan, karena menurutnya itu memang hanya ancaman semata. Karena 2 hari yang lalu saat Khanza menyuruh Rey untuk tidak pulang, dengan tampang songongnya Rey membangunkan Khanza malam-malam untuk membuktikan padanya bahwa ia baik-baik saja jika pulang malam sekalipun.

Ia kesal? Tentu saja. Ia mengkhawatirkan Rey—sedangkan yang dikhawatirkan malah semakin menjadi. Walau begitu Khanza bersyukur setidaknya malam itu Rey pulang dengan selamat tanpa luka di tubuhnya.

Hari-hari selanjutnya, Rey kembali pulang tengah malam dan masih baik tidak ada luka apapun. Hal itu membuat Khanza menyimpulkan bahwa ancaman Devan tidak benar, lelaki itu hanya menakut-nakutinya dan sekarang Khanza merasa sudah dibodohi oleh Devan karena sempat mengikuti ucapnya.

"Serius Za kaya gitu?!" tanya Adiba langsung, Khanza mengangguk membuat Adiba tidak percaya.

"Demi apa sih? Maksud gue dalam rangka apa kak Devan yang terhormat itu ancam lo dengan cara murahan kaya gitu?!" tanyanya dengan nada kesal.

Adiba sangat kesal, ternyata Devan sang ketua OSIS kebanggaannya itu ternyata mempunyai sisi lain. Sisi yang membuat Adiba langsung tidak menyukainya.

Ya, Adiba tidak suka pada Devan yang mengancam Khanza terang-terangan apalagi tujuan mengancamnya itu untuk menjauhkan Khanza dari Raffa. Yang semua orang juga tahu bahwa itu akan sia-sia. Belum lagi Daffa yang suatu waktu akan muncul, lebih fatalnya lagi Daffa bisa saja menghabisi Devan saat itu juga.

"Itu sih si Devan bukan cinta sama lo Za, tapi obsesi," ucap Adiba dan Khanza mengangguk setuju.

"Nah makanya, untung udah Raffa putusin jadi bebas deh," balas Khanza dengan senyum lebar.

"Mana ada kaya gitu?" tanyanya.

Khanza mengangguk semangat, "Ada, mantan-mantan gue Raffa yang mutusin," balasnya dengan santai.

Adiba menggelengkan kepalanya tidak percaya, walau sudah berkali-kali Khanza berbicara seperti itu tetap saja ia tidak percaya. Mana ada Khanza yang pacaran tapi Raffa yang memutuskan kekasihnya, emangnya Raffa yang pacaran apa? Pikir Adiba.

"Sekali lagi gue tanya, lo sebenernya suka gak sih sama Raffa, Za?"

Kringgg.... Kringgg... Kringgg...

"Udah bel, diem jangan banyak bacot," ucap Khanza dengan kasar membuat Adiba mendelik kesal.

🌱

Bel istirahat berbunyi, Khanza dan Adiba langsung berjalan keluar kelas. Tepat di sana, keduanya ditunggu oleh Raffa dan Alvan. Adiba langsung melepas tangan Khanza dan merangkul lengan Alvan lalu berjalan bersama.

Khanza hanya mendengus kesal, lalu ia berjalan ke arah Raffa dan memeluk Raffa.

"Kenapa hm?" tanyanya lembut, kini sebelah tangannya sudah ia pakai untuk mengusap rambut Khanza.

"Takut hasilnya gak memuaskan," ucap Khanza pelan, Raffa terkekeh kecil mendengarnya.

"Bukannya semalem kamu udah percaya diri banget?" tanyanya.

RAFFA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang