Ke - 26

51.4K 4.6K 79
                                    

Sebentar lagi bulan puasa. Aku mau minta maap sama semuanya. Maapin aku ya suka unpublish cerita tiba tiba wkwkwk. Maapin juga cerita raffa aku unpublish sebagian. Terus maapin juga kalo up nya lama lama--itu ga sengaja, tapi karna aku lupa.

Sekali lagi maap yaa dan makasih buat yang masih nunggu cerita ini..

Semoga suka:)

🌱

- Pelajaran untuk Raffa -

Sore ini cafe tampak ramai, banyak anak sekolah yang mampir sekedar untuk numpang wifi. Banyak juga mahasiswa yang ke sini untuk mengerjakan tugas.

Cafe yang terkenal akan tempatnya yang nyaman, juga makanan dan minumannya tidak terlalu menguras kantong pelajar itu memang jadi tempat terfavorit. Belum lagi para pelayan yang terkenal akan ketampanan dan kecantikannya membuat daya tarik cafe ini. Tempatnya yang terletak tepat di pinggir jalan itu juga membuat cafe ini ramai, apalagi sore hari dan malam Minggu.

Untuk ukuran lelaki fuckboy seperti Edo dan Evan, cafe ini adalah gudangnya. Bagaimana tidak? Selain para pelayannya yang cantik, banyak sekali pengunjung cantik yang berdatangan. Mungkin setiap Edo atau Evan ke sini pasti pulangnya langsung mengait salah satu pelayan atau mengunjung yang datang. Dan itu bersifat wajib, jika belum ada yang termakan oleh pesona keduanya maka ada berbagai cara yang mereka punya untuk mendapatkan beberapa gadis.

Di balkon pojok terdapat 2 lelaki yang sedang tebar pesona, sepasang kekasih yang sedang bercakap ria dan seorang lelaki yang duduk sambil sesekali menyeruput kopinya. Mereka adalah Edo, Evan, Alvan, Adiba dan Raffa.

"Jurusan apa kak kuliahnya?" tanya Edo dengan senyum ramah.

"Ekonomi," balasnya juga dengan senyum manis.

"Jangan senyum manis-manis kak, saya gak kuat liatnya," sahut Edo membuat gadis itu tersenyum malu.

"Bisa aja kamu," balasnya.

"Kalo kamu masih SMA? Kelas berapa?" tanyanya, Edo melirik Evan sekilas.

"Beberapa bulan lagi lulus kak," balas Edo membuat Adiba tersedak minumnya.

"Uhuk, uhuk," batuk Adiba langsung saja Alvan menepuk punggung Adiba.

Edo melirik Adiba sebal lalu kembali ada gadis yang duduk di samping bangkunya itu.

"Kalo kakak udah semester berapa?" tanya Edo.

"Baru semester satu," jawabnya.

"Wah masih cocoklah ya sama saya?" goda Edo membuat gadis itu tertawa tidak tahu harus balas apa.

Terlepas dari obrolan Edo dan gadis yang diketahui mananya adalah Starla. Raffa justru diam saja tidak mengeluarkan suara apapun.

"Diem bae Raf," celetuk Evan membuat semua mata menoleh ada Raffa, bahkan Edo menghentikan aksinya.

"Iya jir serasa gak ada Raffa di sini," sahut Adiba santai.

Adiba sudah sangat sering ikut nongkrong dengan Alvan dan teman-temannya, makanya ia sudah tidak canggung lagi. Apalagi biasanya Khanza ikut.

"Eh Khanza kok gak ikut tumben?" tanya Adiba pada Raffa.

Raffa menghembuskan nafasnya pelan, "Pulang," jawabnya singkat.

"Hah pulang? Sama siapa? Biasa juga aja ngintilin lo terus," ucap Edo langsung.

"Devan."

"Ah iyakan sekarang Khanza udah gak jomblo lagi bego!" seru Evan lalu menjitak kepala Edo.

RAFFA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang