Ke - 12

62.8K 5.8K 665
                                    

Semoga suka yaa:)

🌱

- Best friend or friendzone or friendship or friendshit? -

Mobil Raffa sampai di parkiran sekolah. Ia keluar lalu membukakan Khanza pintu, karena Khanza tampak kesusahan dengan tas ransel besar juga paper bag di sebelah tangannya.

Raffa langsung mengambil alih paper bag itu dan mengenggam tangan Khanza untuk segera ke lapangan. Ia sudah telat 20 menit karena Khanza sangat lama.

Sesampainya di lapangan, Raffa langsung berdiri di samping Alvan yang sedang merangkul Adiba.

"Baru datang anjir lo berdua?" tanya Adiba tak percaya.

"Ketinggalan banyak!" sahut Evan.

Raffa hanya mengangkat bahu acuh dan fokus pada Devan yang sedang berbicara di depan sana.

"Sekali lagi. Jaga ucapan dan tingkah laku, jangan membuang sampah sembarang dan jika merasa kurang enak badan segera lapor."

"Saya rasa kalian semua udah ngerti. Jadi, saya persilakan kalian untuk menaiki bis masing-masing. Dengan syarat secara teratur!"

Semua mengangguk lalu berjalan untuk menaiki bisnya.

Tangan Raffa sedari tadi tidak lepas dari tangan Khanza. Badan Khanza yang mungil membuatnya khawatir jika Khanza berdesak-desakan menaiki bis. Maka dari itu ia sebisa mungkin membuat Khanza tak lepas darinya. Paper bag milik Khanza pun masih ia pegang.

"Raffa di sini ya?" ucap Khanza, Raffa mengangguk lalu mengambil tas Khanza agar ia taruh di bagasi atas.

Raffa pun langsung mendudukan dirinya di samping Khanza setelah ia menaruh tasnya. Paper bag yang tadi ia bawa juga sudah ada dipangkuan Khanza yang kini duduk sila di bangku bis. Paper bag itu berisikan makanan ringan untuk Khanza selama camping berlangsung.

Supir sudah mulai menyalakan mesin mobil. Semua duduk dengan nyaman di tempatnya. Seperti Edo dan Evan yang duduk bersama dengan tangan fokus pada handphone, bisa dipastikan kedua playboy itu sedang apa. Alvan yang sedang main game di handphonenya dengan Adiba yang menyender di bahunya. Juga Raffa yang menyumpal telinganya dengan earphone dan mulai memejamkan matanya. Sedangkan Khanza gadis itu tampak asik menikmati jajanannya.

🌱

Sudah 3 jam perjalanan, masih ada 3 jam lagi untuk mencapai tempat tujuan.

Namun, bis terhenti di salah satu rest area. Bahkan Alvan sudah turun untuk menemani Adiba ke toilet--walau Alvan hanya menunggunya di depan toilet. Edo dan Evan pun sudah duduk di salah satu tukang bakso yang ada di sana, bersama dengan gebetan masing-masing.

Sedangkan Raffa ia masih duduk di tempatnya. Menunduk memperhatikan wajah Khanza yang terlelap, sangat polos. Tanpa sadar ia tersenyum karena hal sederhana ini.

Jika boleh jujur, ia sudah merasa pegal. Ingin rasanya ia meregangkan tubuhnya, namun wajah Khanza yang terlelap membuat Raffa tidak tega.

"Raffa?" panggil seorang gadis dengan lembut.

Raffa menonggak menatap datar Vio yang ada di depannya.

"Kata Edo kamu di sini, ternyata bener," ucapnya, Raffa masih diam.

"Kamu gak turun? Gak laper?" tanyanya, namun matanya turun pada Khanza yang terlelap sambil bersandar pada bahu kekasihnya.

RAFFA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang