Extra Part 2

441 28 9
                                    

PS: jangan jadi pembaca gelap
Part terakhir xixi

Selamat membaca

Waktu berjalan dengan cepatnya. Seperti sekarang dengan Raja yang sudah terjun ke dunia perkuliahan, menyandang status sebagai mahasiswa bukan lagi siswa biasa dengan seragam putih abu-abu.

Yah jangan berharap lebih hari-hari berikut milik Raja berjalan dengan warna seperti beberapa tahun yang lalu saat masih ada gadisnya, hidupnya terlalu monoton setelah kejadian itu. Raja dengan sikap lebih dinginnya, Raja dengan wajah tanpa ekspresinya, Raja yang extra tertutup dan lebih banyak diam sekarang.

Raja mengambil studi kedokteran di universitas ternama, tentu ia mengambil ini dengan alasan yang jelas, siapa yang mau masuk kedokteran dengan alasan main-main. Dan empat tahun ini Raja masih belum menemukan pengganti Ratu, semua orang masih berharap gadis itu masih ada di dunia ini, memilukan sepertinya saat terus-menerus mengharapkan seseorang yang sudah tiada untuk bisa bangkit seperti dulu kala.

"Hai Raja. Kantin yuk makan satu meja sama gue," suara melengking milik gadis modis itu mengalun begitu saja di telinga Raja tanpa minat menjawab.

"Loh mau kemana? Gue ngajak lo makan," ujarnya melihat kepergian Raja tanpa membalas satu kata pun. Lihat, bahkan sekedar menjawab iya atau tidak saja enggan, lantas haruskah author yang menggantikan Ratu di hati Abang Raja guys? Ayok vote biar aku seneng!!

Raja menoleh sebentar pada gadis itu, tanpa ekspresi lalu kembali berjalan keluar dari kelas. Raja berbelok pada arah kantin, dengan pandangan lurus tanpa menoleh kanan kiri, laki-laki ini membiarkan semua orang membicarakannya terang-terangan. Apalagi memangnya yang harus di bicarakan mereka jika bukan seputar ketampanan Raja, sikap dingin milik pria itu yang naasnya malah membuat kakak tingkat dan junior laki-laki itu jatuh hati padanya.

"Gue ajak diem aja, eh taunya malah kesini. Lo kenapa sih diem aja, sikap lo juga dingin tapi itu tambah buat orang-orang jatuh hati sama lo, gue contohnya." Ucap nya tiba-tiba membuat Raja hampir tersedak makanannya. Mendapati gadis itu lagi, entahlah Raja bahkan tidak mau repot-repot menanyakan nama gadis yang sok akrab dengannya itu, siapa memangnya dia harus ia repot-repot perlu tau namanya.

"Wah roti bakarnya enak tuh kayak nya, mau dong." Raja menarik piring roti bakarnya dengan cepat, bahkan pergerakan tangan dari gadis itu terhenti melihat respon Raja. Wahhh! Pria ini sungguh menantang, jarang ada laki-laki sedingin ini di kampusnya.

"O-oke gue beli sendiri aja. Oh iya kenalin gue Kating lo dari jurusan psikologi, nama guru Ra-" gadis itu melongo di tempatnya saat Raja berlalu begitu saja dari hadapannya, dia bisu atau dingin? Keponakannya Limbad kah dia diajak bicara diam saja?!

Tenang! Itu malah membuat gadis berambut pendek itu gencar mendekati Raja kok! Bukan memilih mundur atau pun sadar diri, gadis ini malah menyakinkan dirinya bahwa laki-laki itu bisa ia dapatkan besok. Semangat gadis rambut pendek!

"Woi gue lagi kenalin diri kok lo nyelonong pergi aja sih! Berenti gue belum selesai tau! Ah elah ngeselin banget sih, tapi gemesin juga mukanya. Datar-datar dingin jadi pengen karungin deh." Celotehnya menggebu-gebu. Memandang kepergian Raja dengan senyum merekah, dengan hati yang tegar telah di campakkan beberapa bulan oleh pria itu malah membuat hatinya bertambah yakin bisa mencairkan manusia es itu.

****

Okee yuk kita beralih ke pasutri yang selalu adem ayem ini. Eh sepertinya butuh ralatan deh, Ana memang selalu dengan sikap tenangnya, berbeda dengan sang suami yang selalu merengek ketika mendapati Ana yang jarang bicara. Bagaimana tidak kesal, mereka pasangan suami istri setidaknya Ana mengubah menjadi lebih hangat kepada dirinya saja! Tetapi itu tidak sama sekali, istrinya selalu diam, persis seperti pertemuan pertama mereka berdua semasa masih duduk di bangku SMA. Jadi kangen SMA Pertiwi.

 DOUBLE R [COMPLETED]Where stories live. Discover now