Bagian 20

1.7K 50 0
                                    

PS: jangan jadi pembaca gelap

Raja berdiri di depan cermin, tengah mengamati penampilannya sekaligus tengah mengenakan dasi sekolahnya. Setelah urusan dengan dasi sekarang ia sudah siap untuk kesekolah, dan segera turun kebawah untuk sarapan sebelum suara Vita mengintruksikan nya untuk turun.

Raja meneruni tangga, pandangan yang pertama di suguhkan ialah dimeja makan sudah ada Damar Adelio Prapanca-Ayahnya dan Chia Quenby Nayara- Adik sulung nya, entah kemana perginya Vita, perempuan itu tidak ada dimeja makan.

"Pagi." Sapaan hangat berasal dari Raja yang sedang menurut tangga.

"Pagi," balas Damar.

"Pagi juga abang," timpal Chia.

Chia gadis yang berusia 4 tahun, memiliki wajah yang sangat cantik, mempunyai sifat yang periang dan penurut, tapi jika sudah badmood dan kemauannya tidak di turuti dirinya akan mendiam kan orang-orang di sekitarnya yang mengajak nya berinteraksi.

Persis sekali sifat Chia seperti dirinya, tidak jauh berbeda, bedanya datar dan dingin sudah sangat melekat di diri Raja sedangkan Chia tidak menuruni datar dan dinginya Raja, gadis kecil itu malah keterbalikan dari Raja.

Raja mengacak gemas rambut Chia sebelum duduk, Raja mengambil duduk disamping Chia lalu tanganya sibuk mengambil roti dan selai, Raja tidak bisa makan berat jika di pagi hari.

Beberapa menit berlalu. Raja sudah dengan urusan sarapannya, seorang waktunya ia berangkat sekolah, menjabat sebagai ketua osis membuat ia tidak bisa meremehkan peraturan sekolah yang berlaku. Ia harus bisa dijadikan contoh dan panutan bagi warga sekolah.

"Raja berangkat," ucap Raja setelah dirinya menghabis kan sarapannya.

"Se-pagi ini?" Tanya Damar memandang anaknya. Raja mengangguk. Damar tau Raja seorang ketua osis, tetapi ini masih pagi bahkan mungkin guru-guru saja belum ada yang datang. Damar juga sangat tau Raja yang sangat disiplin akan semua hal.

"Iya,"Jawab Raja singkat, lalu beralih ke adik satu-satunya. Raja mencium puncak kepala Chia dengan sayang.

"Abang berangkat ya," ujar Raja lembut dengan senyuman manis.

"Hati-hati di jalan,"

"Loh kok udah pada mau berangkat aja," terdengar suara kaki mendekat ke arah meja makan. Hingga semua yang berada dimeja makan menoleh ke sumber suara, mendapati Vita.

"Ibu habis kemana?" tanya Chia memandang Vita yang berjalan mendekat.

"Habis dari belakang," balas Vita.

"Raja berangkat Bu." Pamit Raja menghampiri Vita.

"Raja udah sarapan, sekarang mau berangkat,"

"Okee yauda sana berangkat, hati-hati jangan ngebut," pesan Vita seraya mengelus kepala Raja.

Tangan nya ia tempelkan di pelipis nya, sebbagai tanda hormat. Setelah itu pergelangan tanganya berputar-putar layaknya pelayan restoran yang mempersilahkan sang pembeli untuk duduk.

"Kamu ini sana berangkat nanti telat." Kekeh Vita melihat kelakuan sang putra.

Raja terkekeh sendiri dengan tingkahnya. "Ayah kapan nyusul kesekolah nya?" Tanya Raja memandang Damar yang sedang santai nya meminum kopi.

"Nanti agak siangan, Ayah mau ke kantor dulu," jawab Damar mengalihkan pandangannya ke Raja.

*****

Raja berjalan keluar rumah menuju garasi dimana motornya di simpan. Saat di perjalanan, entahlah mengapa ingatan tadi malam berputar terus-menerus di otaknya, dirinya seharusnya tidak perlu pusing-pusing memikirkannya, seharusnya dirinya bersikap bodoamat seperti biasa dengan kejadian tadi malam, entahlah Raja pun pusing sendiri memikirkannya.

 DOUBLE R [COMPLETED]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin