Bagian 37

1K 47 1
                                    

PS: jangan jadi pembaca gelap

Selamat mencoba

"Bego kenapa lo bilang kaya gitu ke Ratu pinter!"

Raja, Rafel dan Randi, ketiganya sekarang tengah di kamar Raja. Kamar yang tadinya rapih dan bersih sekarang sudah berantakan tak tertata lagi, tangan ketiganya sudah memegang stik PS sendiri-sendiri dengan mata fokus menuju layar PS. Niatnya Raja mengajak mereka bermain di rumahnya untuk meminta pendapat kepada keduanya mengenai dirinya yang mengatakan perihal tadi siang kepada Ratu, saat jam terakhir berlangsung. Rana jadi tidak konsen untuk mengikuti pelajaran, dan teringat terus pembahasannya dengan Ratu di tepi lapangan. Ia jadi merasa tidak enak dan sedikit menyesal telah melukai hati Ratu dengan pengakuannya.

Maaf atau jujur yang sedang ia pertimbangkan.

"Gue harus jujur sama Ratu,"

"Jujur emang harus. Tapi gak langsung kaya gini juga, bertahap dong lo gak kasian sama Ratu? Pasti dia shok banget denger penuturan lo," cerca Randi menatap sengit pria kaku itu.

"Udah gue bilang lo jangan maksa masuk ke dalam hati Ratu, semuanya bakal tambah memperkeruh aja." ujar Rafael ikut memandang laki-laki itu yang terdiam di tempatnya.

Tangan ketiganya sudah tidak memegang stik lagi. Pandangan nya kini terfokuskan sepenuhnya pada Raja. Ahh! Raja sang ketua osis dan ketua basket nya sekaligus pangeran kaum hawa ternyata cukup bego mengenai soal asmara, Rafael dan Randi cukup prihatin. Ingin sekali kedua pria ini memutilasi Raja saat ini juga.

Dimana akal sehat pria dingin ini? Di saat semua orang saat menjalani hubungan yang baru akan di bumbui dengan perlakuan dan tindakan yang manis, dan pria kaku ini malah mencampurkan rasa sakit hati di hubungan yang bisa di sebut Ratu dan Raja jarang menjalin hubungan. Sebenarnya Raja tidak perlu menginginkan Ratu untuk menjadikan alat agar bisa melupakan Athaya jika berakhir Raja kalah dengan masa lalunya.

Ratu, gadis cantik yang harus merasakan sakit hati di hubungan pertamanya karena kepribadiannya yang gampang percaya menjadikan diri itu di beri ucapan manis sesaat saja sudah meleleh dan terbang.

"Terus gimana?" tanya Raja dengan nada pelan.

"Lo putusin Ratu aja deh, kelar juga masalahnya," ujar Randi pada akhirnya.

"Gak!"

"Enggak apa? Lo gak mau mutusin Ratu, terus lo mau kemanain si Ratu. Lo aja masih berharap sama Athaya ngapain juga si Ratu masih bertahan sama lo," cibir Rafael tepat sasaran. Membuat Raja diam seribu bahasa.

Benar. Memang benar semua yang di katakan oleh kedua temannya ini, seharusnya dari dulu Raja tidak memilih Ratu untuk di jadikan pelampiasan. Tetapi, nasi sudah menjadi bubur. Rasanya berat sekali saat ia ingin mengakhiri hubungan ini, Raja sudah sedikit menaruh perasaan kepada Ratu, tetapi tidak bisa mengelak bahwa rasa yang Raja taruh kepada Ratu kalah dengan semua rasa yang ia miliki untuk Athaya.

Jahat, rating untuk sifat egois Raja kalian kasih berapa?

Ting....

Aya: bisa ketemu sebentar?

Raja: ada apa? Dsni aja klo mau ngmng

Aya: sebentar aja kok

Raja: cafe glory

Aya: baik.

"Siapa?" tanya Rafael membuat Raja mengalihkan pandangan.

"Ratu?" tebak Randi yang mendapat gelengan.

"Aya," jawab Raja jujur.

"Si monyet," desis Randi cukup kesal.

"Ngapain dia chat lo?"

 DOUBLE R [COMPLETED]Where stories live. Discover now