Bagian 7

2K 74 1
                                    

"Kita masih sama-sama dibumi tetapi dengan
perasaan yang berbeda."
-

Ps: jangan jadi pembaca gelap

Setalah insiden kakinya yang keseleo tentu saja Rama sangat marah dan Kinan yang khawatir bukan main, sudah Ratu duga semua itu akan terjadi, Ratu juga memohon kepada Rama agar tidak membesarkan masalah ini kesekolah dan jangan pula memarahi Ana dan Yora, mereka tidak tau apa-apa, lagipula mereka berdua sudah menjaganya dengan sebaik mungkin, dan kejadian keseleo itu murni kecelakaan.

Keluarganya ini sangatlah berlebihan jika berhubungan dengan Ratu, Ratu si gadis ingin dewasa tetapi tidak pernah bisa mencapai tahap itu, di keluarganya dirinya sangatlah dimanja, apapun kebutuhannya akan terpenuhi semua, dan itu tidak berlaku di keluarganya saja melainkan di keluarga kakek dan neneknya.

Kakinya juga sudah membaik, sekarang hari selasa. Senin ia tidak berangkat sekolah karena larangan dari Rama yang tidak bisa dibantah, Ratu menurut saja daripada menambah masalah, tubuhnya juga masih lelah akibat kemah kemarin. Dan hari ini Ratu memaksa masuk, dan gembiranya Ratu saat Rama mengizinkannya.

Sinar matahari menerobos celah-celah jendela kamar seorang gadis cantik yang masih bergelut dengan selimut tebalnya, sampai akhirnya sang empunya terbangun karena tidurnya tak nyaman lagi.

Membangunkan tubuhnya dan bersandar disandaran ranjang, mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul, setalah dirasa sudah sadar Ratu berjalan gontai menuju kamar mandi.

"Morning all." Sapa Ratu lalu duduk disebelah Kevan.

"Morning sayang," balas Kinan.

"Too dekil,"

Ratu tidak ingin memperpanjang adu bacot bersama Kevan dan memilih sarapan saja, karena jika adu omong dengan Kevan sama saja berdebat dengan anak TK dan Ratu anak TK nya tentunya.

"Bella berangkat," ucap Ratu selesai dengan sarapannya.

"Naik apa kesekolah?" Tanya Rama seraya mengambil gelas kopinya.

"Nebeng sama Abang,"

"Yasudah hati-hati dijalan, Kevan jangan ngebut!"

****

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih sepuluh akhirnya Ratu sampai di gedung sekolahnya. Saat sudah sampai di depan gerbang sekolahan, Kevan langsung keluar lalu mengitari mobilnya dan membukakan pintu untuk Ratu, Ratu tersenyum melihat kelakuan Kevan.

"Makasih Abang." Ucap Ratu tersenyum manis hingga tercetak jelas lesung pipitnya.

"Bella kedalam dulu yaa, Bang," Kevan mengangguk sebagai jawaban.

"Belajar yang rajin," pesan Kevan, Ratu mengangkat jempolnya keudara lalu berjalan masuk kesekolah. Saat di gerbang tadi ia sempat melihat Raja yang sedang menatapnya, saat itu juga dirinya ingat akan kesalahannya kepada Raja, kenapa dirinya tidak kepikiran untuk meminta maaf saat diperkemahan kemarin.

Hanya sekedar info kalo Ratu, Yora dan Ana ini satu kelas, mereka mendapatkan kelas unggulan yaitu sepuluh mia satu, otak mereka memang lah mencukupinya apalagi Ratu yang paling menonjol dibanding keduanya. Yora dan Ana duduk satu meja sedangkan Ratu tidak tahu akan duduk dimana dan dengan siapa, karena saat Senin kemarin dirinya tidak masuk.

"Ratu!" Ratu membalikan badannya saat seseorang dengan teriakanya menyebut namanya.

"Dikelas masih ada bangku kosong kan buat gue?" tanya Ratu saat Yora dan Ana sudah berada didepannya.

"Ada kok, yuk ke kelas." Ajak Ana, ketiganya berjalan beriringan menuju kelas.

****

"Sampai disini dulu materi saat ini kita teruskan pelajarannya di pertemuan selanjutnya." Guru perempuan itu berkata dengan lantang sambil membereskan buku-bukunya.

 DOUBLE R [COMPLETED]Where stories live. Discover now