Bagian 18

1.7K 54 0
                                    

PS: jangan jadi pembaca gelap

Happy reading

Seperti itulah sifat keluarganya jika kalian ingin tahu, kalau sudah anak-anaknya keluar malam. Alasan apapun tidak akan ampuh, kecuali jika si anak manja ini yang memohon maka apapun larangannya akan di perbolehkan juga akhirnya.

Ratu sangat bersyukur karena keluarganya sangat lah menyayanginya dengan tulus. Ratu sangat bahagia di lahiran di keluaga ini.

Kinan dan Rama memang sangat lah sayang kepada Ratu tapi mereka pun tak akan melupakan Kevan, anak pertama mereka yang akan melanjutkan kedepannya. Mereka tak pernah membeda-bedakan keduanya, walaupun yang di nomer satukan ialah Ratu. Tetapi sebisa mungkin mereka menyamaratakan perlakuan kepada Kevan dan Ratu.

Kevan pun tidak pernah haus kasi sayang dari Kinan dan Rama, ia juga pernah di posisi Ratu semasa kecil, dan ia juga maklum jika sifat keluarga akan mengistimewakan Ratu. Ini karena Ratu satu-satunya anak perempuan setelah ditengah-tengah keluarga besar yang isinya hampir semua laki-laki, di seluruh keluarga hanya Kinan yang melahirkan buah hati seorang perempuan yang menjadikan antusiasnya saat kelahiran Ratu.

Kadang Kevan juga dibuat iri dengan Ratu, tapi dia akan cepat sadar dan kembali lagi ke awal bahwa Ratu ialah adiknya, yang sangat ia sayangi sama seperti Kinan dan Rama.

Tepat kelas satu SMP Ratu merengek ingin punya saudara perempuan, tetapi Ratu kecil tidak ingin mempunyai seorang adik. Jika ditanya kenapa alasanya maka Ratu kecil akan membalas 'nanti Bunda dan Ayah sama Abang gak sayang sama Bella lagi nanti sayangnya sama adek bayinya' seperti itu lah jawaban Ratu waktu itu.

Karena jika sudah kumpul keluarga, dirinya lah yang perempuan sendiri diusia anak-anak kala itu. Semuanya di dominasi oleh laki-laki, kadang Ratu pernah tidak mau untuk diajak diacara kumpul keluarga dengan alasan 'nanti di sana gak ada temen, semuanya laki-laki, semua pada nge-game kan aku gak ada temen' seperti itu jawaban Ratu kecil jika sedang tidak mau berkumpul dengan keluarga. Dan akhirnya yang laki-laki yang menjadi sasaran empuk sang Nenek dan Kakeknya karena membuat Ratu yang tidak mau datang.

Sekarang keduanya tengah membelai ramainya kota Jakarta, di dalam mobil diisi oleh kesunyian. Keduanya enggan membuka suara Ratu yang memang tidak menginginkan rencana ini dan Kevan yang sedang fokus menyetir mobil.

Pandangan Ratu fokus ke jalan raya yang lebih menarik dari pada keadaan nya sekarang ini. Ahh abangnya ini sangat lah menyebalkan.

"Nanti disana gak usah banyak ngomong," peringat Kevan dengan pandangan lurus kedepan, tanpa menoleh.

"Hmm,"

"Gak usah banyak tingkah," lanjutnya.

"He'em"

"Ikutin alurnya Abang, jangan banyak protes." Kevan masih melanjutkan bicaraannya yang membuat Ratu semakin malas.

"Hmm,"

"Cari pacar sono!" Ujar Ratu dengan ketus dengan pandangan kedepan, tanpa ada niatan memandang Kevan.

"Nggak dengar tadi Bunda bilang apa?" balas Kevan.

"Iyaa tau. Abang kan cowok nyalinya lebih gede, bisa dong ngelanggar, Abang juga udah kuliah masa sih masih belum mau pacaran?" ucap Ratu kini memandang Kevan, sekaligus memberi saran agar tidak menyusahkan dirinya lagi seperti saat ini.

"Males pacaran," ujar Kevan tidak meladeni ucapan Ratu.

"Mau jadi jomblo ngenes?" tanya Ratu dengan lugu.

"Happy-pappy aja sih," balas Kevan dengan tenang.

"Kok gitu sih, Abang normal gak sih!" kesal Ratu.

 DOUBLE R [COMPLETED]Where stories live. Discover now