Bagian 9

1.9K 75 0
                                    

Haiii!

PS: jangan jadi pembaca gelap

Hari senin pun tiba. Dimana semua aktivitas manusia kembali padat seperti semula, dan kini Ratu sedang bersiap untuk turun sarapan dan berangkat sekolah, jam menunjukkan pukul enam pas, ia tidak mau jika telat di hari senin, karena sangatlah memalukan jika itu terjadi. Dimana ia akan berdiri di depan tiga angkatan seperti orang bodoh.

Setelah sudah dengan urusan sarapan Ratu berpamitan kepada Rama, Kinan dan Kevan terlebih dahulu. Hari ini ia diantar oleh supirnya, terlalu malas hari ini untuk mengendarai mobilnya, yang ia inginkan hanya duduk dan segera sampai.

"Makasih Pak, nanti Bella kirim pesan kalo pulang." Ucap Ratu dengan menutup pintu mobil dan melangkah masuk.

Di gerbang sudah ramai di hiasi anggota osis. Termasuk Raja dan kedua temannya, Ratu melangkah maju menuju gerbang, ia lebih memilih diperiksa kelengkapannya dengan osis lainya ketimbang dengan pria dingin itu, sangat menyeramkan muka si manusia kutub pagi ini. Tidak ada senyuman sedikitpun, hanya menampilkan wajah datarnya.

Tapi laki-laki itu berdiri bersama kedua temannya dengan gagah dan badan yang dilapisi almamater sekolah membuat menambah kan kesan tegasnya, bukan hanya itu, satu lagi. Tampan.

Ratu bernafas lega saat sudah memasuki sekolah, ia pun segera menuju kelas. Untuk menuju kelasnya ia harus melewati kelas ips terlebih dahulu dan ruang guru dan ia bisa sampai dikelasnya.

Baru saja ia mendudukkan dirinya ke kursi tetapi suara nyaring menginstruksikan untuk kelapangan. Ah Ratu tidak terlalu suka melaksanakan kewajiban anak sekolah dihari senin ini, dengan alasan panas dan capek. Ratu berjalan menuju lapangan bersama Ana dan Yora, mencari barisan anak kelasnya karena jika berdiri dibarisan bukan kelas sendiri akan mendapatkan hukuman.

****

"Lakuin tugas kalian masing-masing, jangan terkecoh sama yang lain ingat!" Seru Raja kepada anggota osis lainya. Senin ini anggota osis mengambil alih upacara pagi ini, kemauan pihak sekolah bukan kehendak Raja ataupun yang lainya.

"Yang gak dapat tugas bisa bantu anak PMR buat bantu angkut yang pingsan, selebihnya jaga barisan setiap kelas!" Setelah sudah menyelesaikan arahan semua anggota osis berjalan bersamaan menuju lapangan. Memblok semua koridor yang berisikan anggota osis dengan Raja yang menjadi pemimpin di depan dengan gagahnya.

Semua osis melaksanakan tugasnya masing-masing, senin ini Raja tidak menjadi pemimpin upacara yang digantikan oleh Rafael. Entahlah dirinya tidak ada mood saat ini, yang ia ingin lakukan memeriksa kelengkapan barisan dan atribut siswa-siswi yang mungkin masih ada saja yang tidak lengkap.

Upacara berjalan dengan lancar, Raja memasuki barisan anak kelas sepuluh. Saat kakinya masih melangkah dan terdengar keributan yang berasal dari depan, sepertinya ada yang pingsan, segera Raja memanggil anak PMR untuk membawa tandu, Raja ikut mendekat dan sedikit terkejut saat melihat siapa yang pingsan.

Semua orang berteriak histeris saat tandu yang membawa gadis pingsan itu patah secara tiba-tiba, hingga tubuh lemah itu kembali terjatuh kelapangan dengan cukup keras.

"Ambil yang lain," suruh Raja. Berjongkok di samping gadis itu dan memangku kepala gadis itu yang tergeletak di tanah.

"Semua tandu sedang dalam pemakaian semua Kak, tidak ada persediaan yang lain." Ucap salah satu anak PMR cukup bersusah payah, karena terus berlari untuk mendapatkan tandu.

Raja menghela nafas pelan, memandang wajah pucat gadis ini. Harus kah iya melakukan tindakan seperti ini, Raja terus memperhatikan wajah pucat itu, gadis ini benar-benar pingsan dan tidak menjadikan ini sebuah kesempatan agar tidak ikut melaksanakan upacara.

 DOUBLE R [COMPLETED]Where stories live. Discover now