Bagian 14

1.8K 51 0
                                    

Ps: jangan jadi pembaca gelap

Selamat membaca

Setelan sudah dengan urusan makan siang, kini Ratu terdiam diranjang nya, sedang merancang aktivitas apa lagi yang akan dilakukan gadis ini. Rasanya jika diam saja dikamar hingga hari berganti sangatlah membosankan.

Haruskah ia pergi berjalan? Sepertinya bukan ide yang bagus, tentu Kinan tidak akan mengizinkan lagi. Ratu bangun dari duduknya, kembali ke balkon, menatap langit yang cukup teduh untuk hari ini.

"Arrghhh!! Bosan banget! Gue kudu keluar gak mau tau, tapi nanti kalo Nenek dan Kakek tau gimana dong," lirih gadis itu. Memilih duduk dikursi dan menenggelamkan wajahnya disela-sela kakinya. Hidupnya begitu tertekan, hidup dengan kebutuhan tercukupi tidak menjamin kesenangan, bahkan dirinya seperti sedang dipenjara oleh keluarganya sendiri.

"Supermarket!" Seru gadis itu seraya tersenyum.

Segera ia bangun, memakai hoodie dan tas selempang yang berisi dompet dan ponselnya. Keluar dari kamarnya lalu menuruni tangga, matanya mengedarkan diseliruh ruangan, mendapati Kinan sedang duduk diruang tamu sedang menonton tv, Ratu mulai mendekat.

"Bun," panggil Ratu, ikut duduk disamping wanita itu.

"Kenapa Bella?"

"Izin keluar boleh ya. Bella mau supermarket dulu," pinta Ratu seraya memandang Kinan memohon.

Kinan menggeleng membuat Ratu mendesah pelan. "Enggak." ujarnya paten.

"Sebentar aja janji gak akan lama,"

"Mau beli apa, nanti dibelikan sama Pak supir aja,"

"Janji, Bella janji cuman sebentar aja. Pliss," mohon Ratu menatap Kinan.

"Sekarang jam dua, kamu harus balik kesini sebelum ashar," ucap Kinan seraya melihat jam yang bertengger ditangan kiri wanita itu. Ratu tersenyum lebar, alasannya dapat dipercaya Kinan, dengan segara ia mengangguk.

"Jangan lewat dari ashar, Ayah pulang jam empat dan kamu harus sudah ada dirumah." Peringatnya kepada Ratu. Ratu mengangguk cepat, mendekat kepada Kinan, perlahan mencium pipih wanita itu dan berdiri.

"Siap."

****

Berjalan ditaman kompleknya adalah hal yang paling tepat untuk ia pilih saat ini. Disini Ratu tidak merasa kebosanan lagi, ia dapat melihat beragam banyaknya keluarga yang sedang bersantai disini.

Banyak anak kecil yang berlalu lalang dan berlari kesana-kemari dengan riangnya, jangan ketinggalan dengan mereka remaja yang berpasang-pasangan sedang menikmati weekend sebelum besok harus berkutat dengan aktivitas masing-masing.

Ratu duduk di bangku taman, di bawah pohon rindang besar yang meneduhkan. Matanya tak lepas dari semua aktivitas orang-orang, menghirup udara luar sebanyak-banyaknya. Sangat berbeda ketika ia menghirup didalam rumah, yah memang kehidupannya selalu didalam rumah, ia akan keluar ketika sekolah saja.

Hingga ia mendapati abang-abang penjual eskrim, matanya berbinar melihatnya. Atas nama eskrim Ratu tidak pernah bosan dengan makanan dingin itu, Ratu mulai bangun dari duduknya, berniat menghampiri abang eskrim itu dan setelahnya memilih pulang.

Menghampiri abang jualan dengan berlari kecil, hingga tubuh kecilnya oleng karena bertabrakan dengan tenaga yang lebih besar darinya. Ratu ambruk saat itu juga, tanganya cukup sakit karena bergesekan dengan tanah langsung sebagai tumpuan.

"Ssshh, aww." Ringis Ratu saat lutut dan telapak tangannya dengan ringanya mencium tanah.

"Ehh sorry, ada yang sakit?" ucap seseorang itu.

 DOUBLE R [COMPLETED]Where stories live. Discover now