Bagian 4

2.2K 80 2
                                    

"Jadilah bunga yang memberikan aromanya,
Bahkan kepada tangan yang merusak."
-

Ps: jangan jadi pembaca gelap

Kini semua peserta MOS berkumpul di lapangan dengan matahari yang tengah terik-teriknya, seperti tidak ada aula saja pikir Ratu.

Tujuan untuk di kumpulkan nya semua siswa-siswi adalah jadwal hari ini yang berisi meminta tanda tangan anggota osis. Ratu berdecak kesal, pasalnya tidak sekedar meminta tanda tangan tetapi akan ada soal juga. Ratu bersyukur dalam hati karena di batasi dalam meminta tanda tangan ini. Minimal enam orang dan maksimal sepuluh orang, tentu saja Ratu akan memilih enam orang.

"Ra, Na, nanti bareng ya, carinya." Bisik Yora. Dan acungan jempol adalah balasan untuk Yora.

"Kalian bisa cari para osis di penjuru sekolah, selamat mencari dan semoga berhasil!! Oh iya, jika ada yang tidak menyelesaikan tugas ini akan mendapatkan hukuman." Urai Randi dengan nada tegas.

Semua siswa-siswi mulai berpencar. Mencari dimana para OSIS bersembunyi. Ratu memegang buku tulisnya dengan gemetar, ia takut tidak bisa menjawab dan berakhir di permalukan di depan umum, Ratu menarik nafasnya secara berulang guna mengusir rasa takut dan gemetar ini.

"Itu ada anak osis di deket lab komputer." Seru Yora menunjuk ke arah lab. Ketiganya berjalan menuju kesitu.

"Permisi Kak, kita mau minta tanda tangan nya," ucap Ana dengan sopan.

"Ada pertanyaanya kalian siap?"

"Siap Kak!!"

****

Ratu tersenyum bahagia, karena hampir untuk tugas MOS kali ini ia hampir menyelesaikan semuanya, tinggal satu lagi dan Ratu bisa beristirahat. Saat melintas di area kantin, Ratu melihat seperti ada segerombolan anak osis yang sedang duduk di kantin sengaja menghadap berlawanan arah dengan pintu kantin. Ratu tersenyum senang, sebentar lagi ia bisa minum dan beristirahat.

"Permisi Kak, kita mau minta tanda tangan," ucap Yora hingga membuat sekumpulan orang-orang memakai Almamater itu membalikan badannya. Ratu tersentak kaget saat melihat wajah-wajah anak osis, di tengah terdapat seorang laki-laki yang akhir-akhir ini selalu Ratu hindari, Ratu dengan cepat membalikkan badannya ingin segera berlari tetapi, telat.

"Berhenti."

"Balik badan, dan perkenalkan diri masing-masing!" seru Raja dengan nada dingin.

"Saya Yora,"

"Ana," ucap Ana singkat. Kini giliran Ratu, gadis itu gemetar di tempatnya, Ana yang berada di dekat Ratu menyikut lengan gadis itu.

"R-atu Kak," ucap Ratu dengan terbatah.

"Sudah mendapatkan tanda tangan berapa?" tanya Raja mewakili yang lainnya.

Yora mengangkat tangan. "Lima dan ini yang terakhir,"

"Enam jika di sini akan diberikan tanda tangan juga,"

"S-ama k-kaya mereka,"

Ah Bella kenapa harus gugup gini sih Batin Ratu berteriak kesal.

"Weh Ja, gue kelapangan dulu ada yang pingsan katanya." Seru Jefan lalu berdiri dari meja kantin, mencolek teman sampingnya mengajak kelapangan juga. Raja mengangguk merespon kata dari Jefan, tiga orang berlalu dengan Jefan di depan, tatapan Raja langsung kembali tertuju kepada tiga gadis saat ini.

"Kalian i-" ucapannya terpotong.

"Ja, gue ke BK dulu, katanya di suruh kesana,"

Raja mengangguk.

 DOUBLE R [COMPLETED]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin