Bagian 42

951 41 3
                                    

PS: jangan jadi pembaca gelap

Selamat membaca

"Raja. besok temenin aku belanja ya, aku mau beli hadiah buat keponakan aku yang nanti ulang tahun, kamu mau kan?"

Kak Raja?

Tolong jaga kepercayaan gue Kak

Kak Raja cinta pertama aku

Sukses banget Kak Raja bikin aku kayak orang bodoh gini

Gue benci lo Raja!

"Ja kamu kenapa melamun sih?" Tanya Athaya dengan sedikit mengguncangkan lengan Raja. Tetapi nihil, pria itu masih diam di tempatnya tanpa ada pergerakan.

Aku kasih kepercayaan aku sama Kak Raja

Gue harap lo bisa bikin gue ambil langkah jauh

Aku butuh sendiri Kak

Semua ucapan yang keluar dari mulut gadis itu sukses berputar berulang-ulang kali di kepalanya, membuat sentuhan Athaya pada tubuhnya tidak mampu menyadarkannya.

"Raja!"

"Iya kenapa Ra?" Ucap Raja dengan spontan. Lalu tersenyum kikuk kepada Athaya. Menggaruk belakang kepalanya, pasti Athaya akan marah setelah ini, fisiknya berada bersama Athaya tetapi jiwanya jelas-jelas terbang dan berputar-putar dengan kenangannya bersama Ratu.

"Ra?! Kamu kenapa sih, mikirin Ratu? Ingat. Kamu sama Ratu itu udah putus!" lantang Athaya dengan nada tidak suka. Jelas jika dirinya tidak suka, kesal sekaligus marah, Raja sudah kembali kepadanya tetapi kenapa masih saja memikirkan gadis perebut itu.

"Maaf Aya," kata Raja dengan pelan.

Raja tersentak saat merasakan ada tangan yang menggenggamnya. Perlahan kepalanya ia arahkan ke depan dan mendapati Athaya yang sedang tersenyum tulus kepadanya, Raja membalas senyuman itu.

Tapi tunggu, rasa asing itu tidak datang saat bersama Athaya, kenapa? Seharusnya rasa asing itu hadir, dirinya kan sangat mencintai Athaya.

Biasanya jika ia melakukan kontak fisik dengan Athaya akan menimbulkan detak jantungnya yang tidak normal. Tetapi kali ini Raja di buat heran, jantungnya berdetak biasa saja, tidak seperti saat dirinya bersama Ratu. Kali ini tidak jantungnya saja yang berdetak normal, tetapi ada rasa sedikit tidak suka dan asing di benaknya, biasanya jika ia berada di dekat Ratu maka akan merasakan jantungnya yang berdetak dengan kencang lalu badanya seperti panas dingin. Bibirnya juga tidak berhenti untuk selalu tersenyum, nyaman. Seperti itu lah definisi saat dirinya berada di dekat Ratu.

Entahlah Raja pusing memikirkan hubungan asmaranya.

Dan anehnya lagi. Saat ia bersama Athaya otak dan pikiranya akan terfokus ke Ratu bukan ke Athaya yang berada di dekatnya, rasanya saat berjalan dengan Athaya ia berubah menjadi malas tetapi egonya selalu tidak bisa menolak.

Bodoh.

****

"Gimana setelah sesi remedi selesai, kita kemping di depan rumah gue?" usul Yora dengan semangat.

"Ribet. Mending di rumah aja tiduran sampai puas," tutur Ana cuek. Lalu di tambah acungan jempol milik Ratu pertanda setuju dengan omongan Ana.

"Yah Ana gak asih. Mau yayaya," memelas gadis itu.

"Aduh atur aja deh," balas Ratu dengan tertawa pelan.

"Raja Ra," ujar Ana tiba-tiba.

Di depannya terlihat Raja sedang berjalan berlawanan arah dengannya bersama Athaya, dengan gadis itu yang menggandeng lengan Raja mesra. Di barengi canda tawa ringan, Raja juga seperti bahagia sekali saat bersama dengan Athaya, lagi pula dirinya hanya gadis manja bukan seperti Athaya yang memang seumuran membuat sama-sama dewasanya, memang sangat serasi. Dirinya hanya cewe manja dengan segala sikap kekanak-kanakan, mana mungkin Raja menyesal telah ia putuskan.

 DOUBLE R [COMPLETED]Where stories live. Discover now